Sammy melempar sembarang IPhone 11 pro-nya ke atas ranjang, pria itu berteriak sambil mengacak rambut.
Perasaan pria itu campur aduk sekarang.
Tak terbayangkan sedikitpun bahwa pacarnya itu akan menangkap basah dia dalam situasi macam tadi.
"Fuck!! Gue harus bagaimana sekarang!!! Semuanya kacauuuu,bikin pusing kepala."
-
-
-
Evalina berhasil membangunkan Monika ,tingkah perempuan cantik itu terlihat biasa. Tak ada lagi raut kesedihan pada wajahnya seolah tidak pernah terjadi apapun semalam.
"Buruan mandi sana, gue nggak mau ya kita sampai terlambat datang ke kantor ntar suami elo marah,gawatkan." Seru Evalina menarik pergelangan tangan sahabatnya ini untuk segera mandi.
Evalina sudah berpenampilan rapih ,siap untuk berangkat bekerja.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi.
"Hari ini kita berencana untuk off kerja dulukan, ngapain lo nyuruh gua mandi?" Monika terlihat bingung.
"Nggak perlulah, kita masuk aja lagian kalau gue nggak kerja yang ada tambah stres mikirin kisah cinta gue yang tragis ini."
Dengan sikap santai Evalina menjelaskan penyebab mereka harus bekerja pagi ini meskipun rencana awal bukan begitu.
"Asal elo tahu ya baru kali ini gue nemuin orang baru putus cinta dan sempet nangis kejer semalam eh paginya udah bersikap biasa aja seolah nggak terjadi apa-apa. Aneh elo."
Monika menjitak kepala Evalina dengan perasaan gemas, perempuan cantik itu malah tertawa seolah apa yang diucapkan oleh Monika adalah hal lucu membuat Monika semakin kesal.
"Gue juga nggak tahu Mo, pas bangun tidur gue malah merasa fresh dan males berlarut2 tenggelam dalam kesedihan gara-gara si luknut itu."dengan santai Evalina menjelaskan hal yang dirasakan olehnya saat ini.
Kali ini Monika tertawa, " elo luar biasa hebat, harusnya lo dapat penghargaan sebagai orang tercepat move on dari putus cinta ."
Evalina ikut tertawa, "Waduh boleh juga tuh."
****
Monika dan Evalina datang bersamaan dengan Alfando, mereka bertemu di lobby.
Setelah menyapa Alfando,Evalina langsung pergi duluan sedangkan Monika berjalan bersama suaminya itu.
Dalam elevator keduanya saling tak berbicara.
Ting..
Bunyi Lift tanda mereka telah sampai pada lantai tujuan mereka, seperti biasa semua karyawan menyapa sang CEO dan Monika sebagai istrinya.
Sejak menikah karyawan lain sungguh memperlakukan Monika selayaknya istri Bos pada umumnya tapi Monika malah merasa tak nyaman.
Monika langsung melakukan tugas tapi tidak dengan Alfando,pria itu malah terlihat BT.
Entah apa sebabnya?
Monika males untuk bertanya.
"Kau mengirim chat katanya hari ini akan off,kenapa masuk?"
Monika menghentikan kerjanya, menoleh pada Alfando yang duduk manis diatas meja kerjanya sambil menyilangkan kedua tangan.
"Aku dan Evalina mengubah pikiran."
"Bagaimana keadaan sahabatmu?" Selidik Alfando.
"Lebih baik."Kata Monika masih sibuk mengetik komputer.
"Oh iya bagaimana caramu mengetahui bahwa seorang pria itu sama sepertimu?"
Tanpa terduga Monika melempar pertanyaan,wajahnya tampak penasaran bahkan dia berhenti mengetik.
"Dari sorotan mata, percaya atau tidak kami bisa mudah mengenali satu sama lain dengan hanya saling menatap mata.Sisanya dari gerakan tubuh juga penampilan... pokoknya kami seperti memiliki radar khusus secara alamiah untuk saling mengenali karena itu tidak pernah sedikitpun kami salah menilai seseorang apakah dia gay atau bukan."
Monika mengerti, menyipitkan kedua mata."Jadi kau dan Sammy saling..."
Alfando segera menganggukkan kepalanya, "Yap,kami saling tahu tapi saling diam tak ikut campur urusan masing-masing.Tapi kuberitahu padamu Sammy seorang biseksual bukan gay."
"Apa biseksual." Bio Monika keget.
"Dan Aku bisa melihat bahwa dia begitu tertarik dengan sahabatmu."seru Alfando santai.
"Tapi meskipun apa yang kau ucapkan benar, Perempuan mana yang mau diselingkuhi oleh pacarnya?apalagi jika pacarnya selingkuh dengan sesama jenis."
Alfando tertawa geli, "Setidaknya sahabatmu satu-satunya perempuan dalam hidup Sammy kan."
Monika melotot, bertolak pinggang disertai raut marah.
"Tetap saja itu menjijikkan dan menyakitkan!!"
Alfando kembali tertawa.
-
-
-
Sammy tidak bisa konsentrasi sama sekali dengan pekerjaannya hari ini,pria itu diam-diam mencuri pandang pada Evalina yang tengah sibuk bekerja dari balik jendela.
Jarak meja kerja Evalina memang terletak tak jauh dari ruang kerjanya.
Perempuan cantik itu terlihat normal,tak galau.
"Shit!! Dia sama sekali nggak kelihatan galau!!" Gerutu Sammy kecewa sekaligus emosi.
Sammy memikirkan cara untuk bisa berbicara dengan pacarnya itu, meskipun Evalina sudah minta putus Sammy tak mau mengakhiri hubungan mereka.
Klik...
Tiba-tiba pintu terbuka muncul Bayu yang tak lain sahabatnya sesama menejer di perusahaan tapi Bayu straight.
"Gue minta laporan keuangan bulan nih Sam sekalian numpang fotocopy, Mesin fotocopy gue rusak mana nih file penting nggak mungkin gue nyuruh sekretaris buat ngopiin." Ujar Bayu santai, berjalan kearah mesin fotocopy sambil bersenandung.
"Bay, Evalina mergokin gue pas ML sama penari sewaan semalam diapartemen gue." Tanpa basa-basi pria itu langsung mengadukan persoalan sebenarnya.
Mendengar pengakuan tak terduga itu, Bayu reflek menelan ludah.
"MAMPUS LO!! Kata gue juga apa serapat-rapatnya bangke di tutupi bakal ketahuan!!" sekarang malah Bayu yang terlihat lebih emosi .
"Terus gue harus apa?"
Bayu menggaruk kepala, memikir cara menolong sahabatnya ini tapi tak ketemu.
"Gak tahu gue, kalo udah kacau gini cara apapun bakal gagal Bro. Cewek diselingkuhi cewek lain aja udah murka apalagi ini diselingkuhi sama cowok!! TAMAT RIWAYAT LO BRO"
Ucapan Bayu malah bikin Sammy tambah waswas.
"Masa elo nggak ada cara si ? Bro."
"Untuk saat ini emang nggak ada,Bro." Ujar Bayu jujur.
Sammy menggaruk kepalanya, "Fuck !!Kepala gue pengen pecah rasanya!!"
-
-
-
Alfian meletakkan seragam pilotnya dalam lemari khusus miliknya,dia berganti pakaian.
Pria itu ditemani Ardian, tak lain sahabat juga roommatenya di apartemen yang sekarang di tinggali.
"Kayaknya gue bakal akhiri masa lajang Fi." Seru Ardian yakin, pria itu mengunyah kacang sambil sibuk ber chatting ria dengan pacarnya.
Alfian ikut gabung duduk di sofa,menyalahkn Tv.
Ikutan makan kacang. "Siapa nama perempuan berhasil bikin elo kebelet nikah gini?" seru Alfian terlihat penasaran.
Alfian sangat mengenal Ardian,pria itu paling tak mau tergesa-gesa menikah tapi sekarang malah kelihatan pengen banget ganti status jadi suami.
"Tania, gue rasa dia perempuan yang cocok buat jadi istri dan ibu anak-anak gue nanti, Lagipula gue nggak mau sampai dia direbut pria lain."
"Gila!! Tuh perempuan hebat banget sampe bikin elo ketakutan kehilangan dia dan pengen cepat nikah kayak sekarang ckckck." Kelihatan jelas raut kagum pada wajah Alfian.
"Nanti elo juga bakal kayak gue,kalo ketemu perempuan yang klik secara lahir batin." Balas Ardian merangkul pundak sahabatnya
Pria itu tak mau membalas ucapan sahabatnya, masih asik menonton pertandingan bola.
Akan tetapi tiba-tiba saja Alfian jadi teringat sosok perempuan cantik yang pernah ditemuinya di Mall.
Perempuan pertama yang bikin pria itu merasa sesuatu berbeda.
Seandainya saja dia bisa bertemu kembali,Alfian berharap Tuhan mempertemukan mereka kembali dan semoga saja status perempuan itu jomblo sama seperti dirinya.
Tbc