Kedua mata Monika terbelalak saat tak sengaja menemukan sebuah foto milik suaminya yang menurutnya berpose super hot, Bagaimana bisa pria itu bergaya vulgar seperti dalam foto?
Dia pun membalikan foto, ada sederetan pesan romantis dari seseorang dan dipastikan itu adalah tulisan tangan Radit.
Karena ada nama pria itu tepat di bawah pesan.
Saat membaca isi pesan, Monika merasa mual sendiri.
Bagaimana bisa seorang pria merayu dan memuji pria lain?
Ini sungguh menjijikkan...
Banyak sekali foto bugil mereka berdua, bahkan terdapat banyak aneka macam pose mereka berdua yang sangat vulgar.
"Kau sedang apa?" Alfando berjalan ke arah istrinya dengan santai.
Wajahnya seketika berubah murka saat mendapatkan istrinya tersebut ternyata berani-beraninya membuka album pribadi miliknya tanpa izin.
Monika langsung mengembalikan foto ke dalam album, meminta maaf karena sudah lancang.
"Maaf, awalnya aku kira album ini berisi foto keluargamu." seru Monika jujur, sikapnya terlihat panik.
"Berikan album itu padaku dan aku peringkatkan padamu untuk tidak usah menyentuh barang pribadi milikku tanpa izin, Keluar!!" Bentak Alfando penuh emosi, wajahnya sungguh menakutkan kemudian merebut album dalam genggaman perempuan cantik itu secara kasar.
"Sekali lagi maafkan aku." Tanpa mau berdebat panjang Monika langsung melakukan apa yang dikatakan oleh pria itu.
Dia berjalam keluar menjauh dari meja kerja suaminya tersebut, merasa menyesal karena telah lancang membuka album suaminya tanpa disengaja.
Monika naik ke lantai atas, kedua matanya berkaca-kaca karena merasa kacau dan bersalah.
Tadi Alfando sungguh tampak menakutkan, selama pernikahan mereka pria itu tak pernah mengasari secara fisik apalagi membentak sangat keras seperti tadi.
Bahkan Alfando menarik album secara kasar dari tangannya seolah pria itu ingin mendorongnya agar terjatuh.
Jika tidak menjaga keseimbangan Monika pasti terjatuh ke lantai.
Monika segera menghapus airmata, tak mau sanpai Alfando melihatnya.
Perempuan itu masuk ke dalam kamar mandi, untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke kantor.
Alfando terlihat jauh lebih tenang saat Monika telah selesai berpakaian dan bermake-up.
"Maaf, tadi aku membentakmu." setelah mengucapkan kalimat itu pria itu langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Monika tersenyum, tak menyangka pria itu dapat kembali mengatakan maaf untuk kesekian kali padahal dulu mendapatkan kata 'Maaf dan Terimakasih' adalah hal mustahil.
20 menit kemudian pria itu keluar kamar mandi, Monika seperti biasa membantu Alfando berpakaian.
Tak ada percakapan yang terjadi.
"Okey, tinggal menyisir rambutmu." ujar Monika , sekali lagi memastikan penampilan sang suami sudah sempurna.
"Nanti siang, ayo kita makan bersama?"suara pria itu begitu lembut, bahkan tanpa Monika tahu bahwa jantung pria itu berdetak lebih cepat dari biasa.
Harus Alfando akui..
Meskipun mereka sudah sering makan malam bersama tapi baru kali ini mereka makan siang bersama.
"Boleh, ayo kita makan bersama." balas Monika tersenyum manis.
Keduanya untuk beberapa saat saling memandang, Monika mengalihkan pandangannya.
Mengambil tas kerjanya.
"Ayo kita berangkat." merapihkan rambut panjangnya.
Sebenarnya Monika ingin meminta izin keluar besok malam dia akan bertemu Alfian, di tempat yang sudah disepakati tapi melihat kondisi pria itu saat Monika.
Dia akan meminta izin nanti malam saja.
-
-
-
"Menurut elo salah nggak kalo kita tertarik sama seseorang karena mukanya mirip sama mantan?" Tanya Alfian serius pada sahabatnya Ardian.
Ardian tanpa memikirkan atau mempertimbangkan langsung memberikan jawaban.
Melepaskan segala atribut pilotnya termasuk seragamnya.
Berganti pakaian.
"Nggaklah, Menurut gue syah2 aja selama kita nggak memaksakan gebetan atau pacar kita agar sama dalam bersikap atau berpenampilan kayak mantan. Tetap menjadi diri dia sendiri. Anggap aja bonus karena Tuhan ternyata ngasih kita perempuan secara wajah mirip mantan hehe...lagian jatuh cinta itu nggak bisa elo kontrol harus terpaut ke siapa, Makanya sering terjadi cinta beda agama, status sosial, usia dll. Ya kan. "
Mendengar jawaban Ardian membuat Alfian jadi merasa lega.
Iya Alfian memang senang karena Monika mirip mendiang istrinya tapi kepribadian mereka sepertinya berbeda.
Malika seorang perempuan kalem, lembut dan introvert.
Sedangkan Monika ceria dan sepertinya ekstrovert.
Jadi selain wajah tidak ada kemiripan diantara mereka berdua.
Alfian bersenandung senang, tidak sabar menunggu besok malam.
"Elo mang sahabat terbaik, Gue beruntung punya elo." Sebuah pelukan hangat kini diberikan oleh Alfian.
Ardian tersenyum bangga.
Ikut memeluk erat Alfian.
Klik..
Pintu tiba-tiba terbuka dan muncullah teman dekat sesama pilot mereka yang terkenal sompral yaitu Benno.
Otomatis Ardian dan Alfian melepaskan pelukan mereka.
"Waduh elo berdua parah, pantas elo berdua ke mana-mana berduaan doang bahkan tinggal bareng ternyata kalian pacaran Ckkckc.. Parah kalian tobat woy." ujar Benno emosi.
Bbukkk...
Ardian melempar handuk kecil ke arah muka Benno, dan kena.
Sedangkan Alfian melempar kaleng sofhdrink bekasnya ke badan pria itu.
"Asal nuduh aja lo, kalo gue pemain angkar udah gue perkosa lo dari dulu." Kata Ardian kesal, hubungan Benno dan Ardian memang jarang beratem
Hubungan Alfian dan Benno malah sering cekcok tapi tetap mereka bertiga teman baik.
Gara-gara perbedaan karakter, Benno lebih open dan sompral sedangkan Alfian lebih cuek dan misterius.
"Benar, Kalo gue Gay udah gue sikat elo dari dulu pas kita bertiga mandi bareng."sambung Alfian gak kalah emosi.
Benno cengengesan, menggaruk kepala.
"Benar juga ya, Btw gimana kalo kita triple date sama pasangan masing-masing?Malam minggu depan, Gimana?"
Ardian langsung setuju, "Okey, ide bagus tuh."
Benno tersenyum puas, menoleh ke Alfian. "Elo gimana?"
"Gue si mau aja, tapi apa gebetan gue bisa?ntar gue tanyain dulu deh." Kata Alfian santai, mulai membuka seragam pilotnya untuk berganti pakaian.
"Okey deh, pokok elo berdua harus segera kasih tahu gue."
Ardian dan Alfian bersamaan mengancungkan jempol.
-
-
-
Monika bingung harus memulai berbicara dari mana ? Untuk meminta izin. Dan dengan terpaksa akhirnya Monika berbohong.
"Ehem.. Besok setelah pulang kerja, aku akan bermain bersama sahabat-sahabatku dan kami akan makan malam bersama,Bolehkan?"
"Ke mana?" Tanya Alfando tampak penasaran.
Pandangan beralih dari Tv ke wajah perempuan cantik itu.
"Mall." balas Monika singkat, bersikap sesantai mungkin agar Alfando tak curiga.
Mengambil toples berisi kue keju, dan memakannya.
Pria itu tampak mempertimbangkan hal tersebut, dengan ekspresi sulit diartikan Monika.
Dan kemudian....
"Baiklah, tapi pulangnya jangan sampai tengah malam."
Monika tersenyum senang, "Terimakasih. "
Alfando menyingkirkan toples kue dari genggaman tangan Monika, menatap tajam perempuan cantik itu.
Mengubah posisi duduknya agar menjadi lebih dekat dengan Monika.
Berdehem..
Jujur Monika mendadak merinding karena tingkah mencurigakan sang suami
Perempuan itu baru saja akan menggeser posisi agar sedikit menjauh dari Alfando tapi dengan gerakan cepat Alfando melinggarkan sebelah tangannya pada pinggang Monika.
Menarik perempuan itu sehingga berada dalam pelukkannya.
"Baiklah, Sebagai ucapan terimakasih kau harus membahagiakan suamimu malam ini."
Monika kembali menelan ludah.
Tbc