Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 4 - Jadilah Imam yang Baik

Chapter 4 - Jadilah Imam yang Baik

Kesibukan menjadi luar biasa. Dia memindahkan barang dagangan di kapal ke kapal - kapal yang lebih kecil. Kemudian kapal-kapal kecil itu ber tolak kedua penjuru. para ABK di bagi 3 kelompok. 2 kelompok masuk ke kapal-kapal kecil. Tersisa 1 orang lagi ikut dia dan milir balik ke Samarinda.

Murni melihat aktivitas Richman di pelabuhan dari atas rakit. Jarak rakit ke pelabuhan hanya 50 meter. Sehingga dia dapat melihat jelas kegiatan disana.

Sudah 5 hari warung tutup.Mbo Minah menghabiskan waktunya dengan mengajar Murni mengaji. Dia menargetkan Murni harus khatam sebelum bulan Ramadhan.

Bila nanti ada yang melamar Murni. Murni sudah pandai memasak, mengaji, membaca dan menulis. Sehingga sepadan dengan kecantikan yang dia miliki.

Mbo Minah bukan tidak mendengar omongan yang merendahkan Murni. Para wanita itu membenci Murni tanpa alasan. Sebenarnya alasan jelas tapi tak masuk akal. Hanya karena para pemuda dan para suami memuji kecantikan Murni bukan berarti mereka jadi membenci.

Mbo Minah menganjurkan menjaga air wudhu agar dia terhindar dari pengaruh negatif.

min syarril-waswasil-khannas. allazi yuwaswisu fi sudurin-nas. minal-jinnati wan-nas.

Mbo Minah meniupkan doa di minum dalam ceret. Orang iri dan dengki bisa melakukan apapun.

Mbo Minah menatap iba kepada Murni yang berwudhu dengan air sungai mahakam yang mengalir deras. Gadis yatimpiatu itu harusnya di kasihi.

Tanpa diketahui mbo Minah, Murni membasuh mukanya berkali hingga matanya memerah, bukan air wudhu tetapi karena air mata.

Murni sangat malu.Malu karena telah menjawab lamaran Richman tanpa berfikir panjang. Sementara Richman berlalu dengan kapalnya.tanpa pamit atau apalah. Apakah Richman serius dengan ucapannya.Tapi kok dia cuek begitu.Atau hanya untuk mempermainkannya. Menyadari hal itu Murni menutup wudhunya dengan doa dan melanjutkan dengan sholat Dhuha.

Keesokan paginya KM Saribulan telah berlabuh di pelabuhan Kotabangun. Richman membawa Anak buah baru sebanyak 5 orang. Mereka mengeluarkan banyak barang dari dalam kapal. Bukan barang sembako yang biasanya di bawa kapal Sari bulan terapi perabot rumah tangga seperti kulkas, spring bed, ranjang, lemari, mesin cuci, kompor gas, kursi tamu. Semuanya masih baru. Orang - orang ramai berkerumun. Mereka heboh dan penuh tanda tanya. Punya siapa barang-barang itu. Pastilah orang kaya. Mungkin ada orang pindahan. Mungkin ada yang akan menikah. Banyak dugaan. Richman tidak punya waktu untuk menjawab. Dan tidak ingin menjawab pertanyaan orang-orang. Dia sibuk memindahkan barang ke dalam truk besar. Kemudian berangkat ke darat. sebagian anak buahnya berjaga di kapal. Masih ada banyak barang yg belum terangkat seperti barang pecah belah dan perabot kecil seperti meja kompor, rak piring dan lain-lain.

Setelah truk berlalu kerumunan itu kemudian kepada para ABk. Tetapi mereka tak bisa menjawab karena memang tidak tau.

Truk pengangkut barang itu berhenti di sebuah rumah panggung yang baru selesai di bangun. Rumah itu cukup besar terbuat dari ulin dan kayu bengkirai. Tinggi rumah 2 meter dari jalan. Tangga rumahnya sangat bagus khas Melayu. Keseluruhan rumah di cat dengan warna coklat tanah. Memiliki 3 kamar, ruang tamunya luas, dapurnya pun luas.

Semua barang dikeluarkan dari truk lalu di masukkan ke dalam rumah. Kemudian kembali lagi ke pelabuhan mengangkut sisa barang di kapal yg belum terangkut.

Sama halnya di pelabuhan. Banyak pula orang berkerumun. Dari awal rumah itu di bangun. Orang-orang sudah saling bertanya siapa gerangan pemilik rumah itu. Di tambah dengan hari ini. Begitu banyak barang yg di masukkan membuat mereka bertanya-tanya. Kapan pemiliknya pindah. Darimana mereka berasal. Dan lain-lain.

Richman mengunci rumah itu setelah semua barang terangkut. Senyumnya tersungging bahagia.

Impiannya semakin nyata

Kemudian berjalan ke Rakit mbo Minah Sungai Mahakam sedang banjir. Jadi agak sulit berjalan di atas batang kayu yang licin.

Mbo Minah menyambut Richman dengan gembira. Sudah lama Richman tidak mampir. Dari jauh ketika diliihatnya Richman berjalan menuju rakitnya. Mbo Minah sudah menyiapkan makanan dan minuman, teh es dan pisang rebus.

Mbo Minah sudah banyak mendengar kabar hari ini. Tetapi dia tak bertanya. Dia memilih memasak sayur bening kesukaan Richman, sambel tomat, ikan gabus goreng.

Murni disuruhnya menyiapkan meja makan. Hari ini Richman makan siang disini. Tak perlu bicara mengajak makan Richman. Kalau Richman mampir siang begini. Maka otomatis akan makan siang bersamanya.

Ketika Murni datang meletakan piring - piring di meja. Richman menangkap tangannya. Meletakkan kunci di tangan Marni. " Rumah di darat itu untukmu!' Murni "...." !!!

Makan siang hari ini sangat berbeda. Ini adalah makan siang pertama bersama Mbo Minah dan Murni. Meski makanannya sangat sederhana tapi nikmatnya luarbiasa. Richman sangat bahagia. Tapi Murni makannya hanya sedikit. Dia terlihat grogi dan canggung. Mbo Minah faham. Murni pasti sungkan dan malu. Setelah membersihkan meja dia memilih masuk ke dapur dan mencuci piring.

Mbo Minah masih bersama Richman. Mbo Minah membaca raut wajah Richman. Dia seperti bingung dan gelisah.

"Mbo!" mbo Minatap wajah Richman. "ya'.

"Bolehkan saya melamar Murni?"

Mbo Minah terkejut dan terperangah. Mulutnya terbuka. Dia memang bermaksud menjodohkan Richman dan Murni. Karena dia sangat sayang dan percaya terhadap Richman. Dia laki-laki jujur, pekerja keras dan baik hati.

Mbo Minah terdiam. Richman menunggu jawaban dengan cemas.

***

Mbo Minah menatap lekat wajah Richman. Jari tangannya saling menggenggam di atas meja. Hatinya berkecamuk aneka rasa. Sungguh dia tak meyangka Richman berani melamar Murni. Jauh sebelumnya Mbo Minah memang ada niat akan menjodohkan Richman dan Murni. Richman lelaki yang jujur, pekerja keras, dan pemberani.

Keberaniannya melamar Murni membuatnya terharu dan bahagia. Mbo Minah berdiri dan berjalan ke sisi Richman dan menepuk bahunya. "Jadilah imam yang baik". Richman berdiri menghadap Mbo Minah. Dia tidak dapat mencerna makna kata-kata Mbo Minah. 'Jadi imam yang baik'. Dia mengulang kalimat mbo Minah di dalam hati. 'Tapi bahaimana...dia tak bisa menjadi imam, Sholatnya belum bisa'. Richman kebingungan. Sebenarnya boleh gak sih dia melamar Murni. Tapi ia tak berani bertanya. Richman menatap wajah mbo Minah. Tak bisa berkata-kata. Mbo Minah tersenyum bijak, dia berjalan ke dapur tetapi tiba-tiba berbalik.

"Kapan H Ahmad datang kesini? Richman tambah bingung.

"Minta dia melamar untukmu" Mbo Minah tersenyum.

Richman menangkap tangan mbo Minah dan mencium tangannya bolak balik dan pamit diri. Dia perlu seseorang yang bisa membimbingnya. Menjadi imam.

Richman kembali ke kapal. Sepanjang perjalanan ia berfikir. Di depan mesjid dia bertemu dengan H Rahman, imam besar di mesjid. Mungkin beliau bisa membantu, fikirnya

Richman mengucapkan salam. dan berjabat tangan." Saya ingin belajar sholat pak ustadz", Richman berkata dengan wajah merah karena malu. H Rahman tersenyum wajahnya teduh menenangkan." Mari ke mesjid, kita wudhu dulu", H Rahman merangkul bahu Richman mengajaknya berjalan menuju mesjid. Tapi Richman mrnghentikan langkahnya. Dia menatap pakaiannya sendiri. Celana pendek selutut itupun sudah kotor dan usang. Baju kaos yang di pakainya pun sdh sangat jelek. Rambutnya keriting gondrong tak beraturan. H Rahman tertawa dan menepuk-nepuk bahunya. "Tenang aja.yuk! ajaknya dengan senyum ramah. Richman mengikuti langkah H Rahman. Seumur hidupnya. Ini pertama kalinya ia pergi ke mesjid.

H Rahman mengeluarkan gunting dari bagasi motornya. Richman duduk termenung di tempat wudhu pria. H Rahman mendekatinya.'Yakin !" tanyanya tegas pada Richman, yang ditanya mengangguk tanpa keraguan sambil membetulkan duduk di kursi kayu dengan mantap. H Rahman menggerak- gerakkan gunting rambut dan dalam waktu 10 menit rambut Richman sudah tersisa hanya tipis. Seketika Richman sdh menjadi orang baru. Tak satupun yang dapat mengenalinya kecuali bila dari dekat.

H Ricman memberinya 1 stel pakaian baru. Baju koko, sarung Samarinda dan peci warna hitam. Richman mematut - matutkan dirinya di cermin. Dia sendiri tidak mengenali dirinya. Richman mengikuti H Rahman berwudhu dan sholat Ashar berjamaah dengan warga lainnya. Setelah sholat bersalaman dg jamaah lainnya. Tidak ada yang mengenalinya. Setelah sholat isya H Rahman mengajaknya makan malam di rumahnya dan menghadiahkanya al Quran, sajadah, tasbih kayu pukah dan parfun non alkohol.

Sesampainya di kapal para ABK gempar. Mereka mengira ada ustadz muda berkunjung. Setelah Richman bersuara dan memanggil nama mereka. "Badi, Kasdi, Iwan, Ancah, Rusdi...ini aku Richman!" Mereka melompat dari tempat duduknya. Richman sungguh sudah berubah.

Richman meletakkan barang bawaannya ke meja. "Kita pulang

". " Pulang! Sekarang ya bos?" tanya Iwan bingung. Richman tak menjawab. Iwan tak berani bicara lagi. Richman mengambil posisi di belakang kemudi. Para awak kapal bergerak melepaskan jangkar. Sesungguhnya mereka senang. Lebih menyenangkan di kota. Kapal bergerak dengan cepat karena tak ada muatan.

***

Keesokan paginya,_

Ibu Mega datang ke rakit mbo Minah. Mbo Minah memanfaatkan waktu ini untuk curhat. Selama seminggu ini dia memendam isi hatinya. Tak seorangpun yang bisa membantunya bertukar fikiran.

"Sini...sini...!" Mbo Minah menarik tangan ibu Mega ke kamarnya.

"Aku ingin cerita!" Mbo Minah menengok keluar, Murni di dapur.

"Ada apa?" Ibu Mega bingung.

"Murni di lamar orang!"

"HAH! SIAPA?"

"Sttt!" Mbo Minah menutup bibirnya di mulut. Takut kedengaran tetangga.

"Richman!" bisik Mbo Minah.

"Haa...itu...anak kapal itu...!" ibu Mega ingat potongan Richman yang tak terurus. Gondrong, berkulit hitam, seperti jarang mandi. Ibu Mega tidak meneruskan kalimatnya. Richman anak angkat Mbo Minah.

Mbo Minah menghela nafas. Murni bukan anak gadisnya tetapi sudah menjadi tanggung jawabnya sekarang menjaga gadis itu. Ia sudah berusaha mengajari Murni banyak hal sesuai kemampuannya. Tetapi Murni mempunyai bakat yang baik. Belajar apapun dia bisa dengan cepat. Tak terasa sudah 6 bulan Murni tinggal bersamanya, tapi dia seakan-akan sdh mengenalnya puluhan tahun. Hal ini dikarenakan Murni adalah gadis yang pengertian dan pandai membawa diri. Ketika Richman melamarnya, mbo Minah merasa akan kehilangan anak. Di samping itu dia tidak punya persiapan apapun.

Bahkan tabungan saja tidak punya. Dia tak tahu harus berbuat apa. Ada rasa tak rela dihatinya kehilangan Anak gadisnya.

Di sisi lain dia bahagia. Dia percaya kepada Richman. Richman bisa membuat Murni bahagia.

Dia percaya Richman mampu membawa Murni pada kehidupan yang lebih baik.

Murni telah di sia-siakan selama belasan tahun tanpa pendidikan. Harta warisan dari orangtuanya dihabiskan orang lain tanpa belas kasihan.

Mbo Minah menyeka air matanya, dia menceritakan riwayat hidup Murni dngan sedih. Bu Mega terharu. Dia turut meneteskan airmata. Dia berjanji berusaha semaksimal mungkin membantunya Murni dan Mbo Minah.

Mbo Minah menceritakan pandangan nyinyir para wanita disini terhadap Murni. Padahal Murni tak mengenal mereka semua.

Selama ini Murni salah apa. Salahkah dia terlahir cantik. Apakah dia salah kalau para pemuda berlomba-lomba mendekatinya. Karena itulah mbo Minah dengan senang hati menerima lamaran Richman.

Bu Mega menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

Dia sudah menjadi pendengar yang baik. Sehingga mbo Minah bisa tenang kembali

Mbo Minah memanggil Murni keluar dari kamar. Murni tak pernah ikut nimbrung pembicaraan mbo nya. Kecuali bila diminta.

Bu Mega membawakan setumpuk buku bacaan pada Murni. ada majalah, buku agama, resep masakan, buku doa, novel dan buku-buku paket B.

Selain itu dia membawakan baju bekas layak pakai dari adiknya di Balikpapan. bahkan sepatu dan tas, serta dompet

Bu Mega membawakan barang sebanyak itu dengan perahu ces¹ yang disewanya.

" Besok saya jemput Murni ke kecamatan pengambilan sidik jari untuk ijazah", kata bu Mega sebelum pulang.

Murni tersenyum ceria. Dia belum pernah pergi ke kecamatan meskipun ada keramaian. Besok dia ke darat melihat rumah itu. Kata orang-orang di warung rumah baru itu letaknya tidak jauh dari kecamatan di sebelah lapangan bola. Senyum Murni mengembang seperti bunga, bahagia. Menambah seri² kecantikannya

_______

¹perahu kecil menggunakn mesin

²ibarat bunga , senyum sendah bunga. Sebuah istilah oraangtua dahulu. Mengumpamakan kecantikan dengan memberikan penilaian.