Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 5 - Mendadak Kaya

Chapter 5 - Mendadak Kaya

Richman menghadap Haji Ahmad ayah angkatnya. Penampilan dia yang sekarang bersih dan rapi mengejutkan orangtua itu. Dia hampir tidak mengenalinya. Richman sungguh jauh berbeda. Sekarang dia terlihat lebih tampan dan berkarakter.

Haji Ahmad menyambut kedatangannya bukan saja karena perubahan besarnya tetapi juga karena trik - trik dagang selama ini yang telah dilakukan Richman membuat usaha maju dan mendapatkan keuntungan besar bagi usaha dagangnya. Selama ini keuntungan yang diberikan haji Ahmad tidak pernah diambil Richi. Bahkan gaji bulanannya Richman jarang diambilnya.

Tetapi kemaren dia mendengar Richman mengambil bonusnya selama puluhan tahun yang tersimpan di rekening Richman dan buku rekening itu yang selama ini dititipkan dengan bendahara telah diambinya. Richman melakukan tarikan besar-besaran direkeningnya. Tidak tanggung - tanggung dia menarik uang tabungannya 3 M. Jumlah besar yang ditariknya dalam 3 bulan ini. Bendahara kantor sudah melaporkannya secara detil. H Ahmad juga mendengar membangun Richman se rumah di Kota Bangun.

Hal ini tentu saja membuat heran Haji Ahmad. Belum lagi belanja besar-besaran yang dilakukannya dalam satu hari kemarin membuat dia bertanya-tanya.

Tapi ketika melihat penampilan Richman sekarang yang rapi dan segar hari ini tentu dia sudah bisa menduga. Tidak salah lagi. Richman jatuh cinta. Hanya kepada siapa Richman jatuh cinta, dia tidak harus menanyakannya. Hanya ada sedikit ke khawatiran dihatinya. Richman orangnya lugu dan baik .Takutnya Richman tertipu wanita yang tak baik.

H Ahmad menatap Richman dari atas kepala hingga ujung kaki. Richman terlihat sangat tampan.Selama ini ketampanan Richnan telah tertutupi dengan penampilannya yang asal, kumal dan serampangan.

Richman salah tingkah di pandang begitu. H Ahmad tertawa seraya mengajaknya minum kopi di teras belakang rumahnya. Taman belakang Runah H Ahmad sangat indah. Richman berangan - angan membuat taman yang indah di belakang rumahnya.

"Katakan gadis mana yang akan ku lamarkan untukmu", Richnan terkejut H Ahmad mampu membaca maksud isi hatinya.

Meski yatim piatu sejak usia 9 tahun. Orangtuanya meninggalkan rumah warisan untuknya di desa Anggana. Rumah itu telah dtinggalkannya selama 15 tahun. Selama ini rumah itu tetap di tinggali mbah Yam teman ibunya. Rumah tua itu nampak tidak terawat.

Semua isi perabotan di rumah itu tetap sama seperti ketika ibunya masih hidup. Mbah Yam tinggal sendiri di rumah itu, sama dengan dirinya mbah Yam hidup sebatang kara.

Dahulunya mbah Yan teman ibunya sesama pedagang sayur di pasar pagi. Sekarangpun mbah Yam masih tetap berjualan sayur di halaman rumah.

Mbah Yam menatap Richman tanpa kata. Airmatanya jatuh membasahi pipi rentanya. Sewaktu Richman kecil. Mbah Yam turut serta merawat menjaga dan memeliharanya. Ayah Richman meninggal karena gagal ginjal ketika ia berusia 5 tahun . Kemudia ibunya menyusul ketika Richman berusia 9 tahun karena sakit malaria.

Mbah Yam kemudian memeliharanya. Hingga kemudian H Ahmad mengadopsinya. H Ahmad teman ayah Richman di grup mancing. Mbah Yam mengenalinya dengan baik karena wajah Richman sana persis ayah kandungnya

Mbah Yam memeluknya dengan erat dan menangis tersedu. Ia sangat merindukan anak ini. Sekian lama tanpa berita. Kini Richman tumbuh dewasa. Mbah Yam menatapnya bahagia. Seribu cerita tersimpan dimatanya, ia ingin banyak menceritakan hal-hal yang patut Richman ketahui tentang keluarganya.

Tentang kakek buyutnya. Ada amanat yang harus dilaksanakannya. Tetapi dia menunuggu waktu yang tetap untuk menyampaikannya.

Mbah Yam tak lancar bahasa Indonesia. Dia lebih banyak berbahasa Jawa. Richman kurang faham maknanya. Ada rasa menyesal di hati Richman kenapa ia baru pulang sekarang. Richman memeluk mbah Yam hanya dia sisa keluarga yang dia miliki. Richman tidak tahu kalau dia masih punya saudara lain ibu, tentang ini hanya Mbah Yam yang tahu.

Mbah Yam masuk ke dalam kamar dan membawa sesuatu dari dalam kamar.

Dua benda yang cukup berat diangkat mbah Yam .Dia meletakannya diatas meja. Lalu menyerahkannya pada Richman.

Benda tersebut adalah 2 kaleng kong guan. "warisan ibumu, ambillah !

Richman menatap benda didepannya dengan penuh tanda tanya perlahan ia membuka kain yang penutupnya lalu membuka tutupnya dengan garpu. Richman membuka tutupnya, melihat isinya tapi kemudian ia cepat-cepat menutupnya kembali. Richman terkejut luar biasa. Tangannya gemetar, dia merasa gugup. Mbah Yam mengusap kepalanya penuh kasih. "Sudah saatnya kamu tau ,leh,!" Kalimat mbah Yam menggantung. Mbah Yam menarik nafas.

Belum saatnya.Bisik mbah Yam dalam hati.

Richman tak menyangka 2 kaleng Kong Guan ini mampu merubah hidupnya di kemudian hari.

Richman menemukan surat ibunya yang tersimpan di dalam kaleng Kong Guan. Ibunya tak pandai menulis. Melihat dari tulisannya tentunya dia berusaha menuliskan kata demi kata dengan sulit. Ibunya hanya sebaris kalimat . 'Jadilah kebanggaan ibu!"

Richman menghapus airmatanya. Ia terkenang saat ibunya sakit keras, badannya panas dan menggigil. Tapi dia tak bisa apa-apa. Ia kemudian berlari di tengah malam mencari bantuan. Ia mengetuk-ngetuk gubuk mbah Yam yang jaraknya 1 km dari rumahnya. Lalu mereka berdua pergi mencari mantri desa. Apalah daya mantri desa sedang pergi ke rumah sakit di kota membawa pasien yang mau melahirkan. Esok harinya baru pertolongan datang. Mereka membawa ibu ke kota dengan naik kapal. Di tengah perjalanan ibunya meninggal. Richman kecil menyaksikan ibunya pulang sudah terbungkus kain kafan. Ia tidak menangis. Ia hanya terdiam. Selama berbulan-bulan tak bisa berbicara. Sampai akhirnya H Ahmad membawanya ke kota. Berusaha menghilangkan traumanya membawanya ke dokter anak. Atas saran dokter Richman harus dijauhkan dari rumahnya agar tidak mengingat kenangan buruk yang dialaminya.

Richman terdiam beberapa saat. Matanya menatap dua kaleng di depannya rasa haru. Ia menumpakan isi kaleng diatas meja. Emas. Ibunya pasti susah payah mengumpulkannya hanya untuk dirinya. Mbah Yam membawa teh melati di meja. Wangi teh melati membawa angannya kembali lagi ke masa lalu bersama ibunya.

Dia selalu meminum teh yang dibuat Ibunya.

Kebiasaan ibu meletakkan teh yang dibuatnya di meja ini dan meninggalkannya begitu saja, Dia mendinginkan teh itu dulu sambil melakukan pekerjaan di dapur, lalu kenmbali dan meminumnya, tapi ketika kembali tehnya sudah habis di minum Richman. Karena kejadian itu terus berulang maka ibunya membuat 2 gelas, gelas Richman yang lebih kecil. Tetapi Richman tetap ingin minum dari gelas ibunya.

Gelas teh milik ibunya sekarang ada di depannya. Uap panas teh tersebar harum di ruangan. Richman meminumnya sambil mengusap airmatanya. Mbah Yam mengusap kepalanya. ia melihat tumpukan emas di meja itu dan bercerita tentang Kartini nama asli ibu Richman mengumpulkan emas itu sedikit demi sedikit. Setiap uang yang terkumpul dia belikan emas. "Emas naik haji!" katanya pada Mbah Yam. Darsih (nama samaran Kartini) hanya membeli emas itu lalu membuatnya ke dalam kaleng. Mbah Yam bercerita dengan bahasa Indonesia campur Jawa. Richman menyimaknya ucapannya dengan seksama. Berusaha memahami arti ucapannya.

Sejak kecil Richman bersama H Ahmad terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Bugis campur bahasa Banjar dan Bahasa Indonesia. Richman banyak menguasai bahasa kutai karena interaksinya dengan masyarakat di pedalaman selama mbertahun-tahun.

Tumpukan emas ada berupa cincin, gelang kalung, emas batangan. Dengan emas ini dia bisa melakukan banyak hal. Tapi cita - cita ibunya naik haji harus di wujudkan.