Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 6 - "PEMBUAT MASALAH"

Chapter 6 - "PEMBUAT MASALAH"

"Mbah Yam ayo kita ke kota!", Ajak Richman tiba-tiba."Mau ngapain,leh! mbah Yam menolak.Sudah lama ke kota.Sudah 15 tahun sejak Richman diambil H Ahmad. "Daftarkan Haji Mbah Yam", jawab Richman lembut. Mbah Yam terperangah. Mata tuanya menatap tak percaya. Tapi Richman bukan tipe orang yang bisa bercanda apalagi bicara tak penting. Senyumnya yang manis cukup meyakinkan mbah Yam kalau dia bersungguh-sungguh. Mbah Yam meneteskan air mata. Memeluk Richman. Dia seperti bermimpi. Mimpi yang ingin diwujudkannya di masa tuanya. "Mbah takut sendiri,leh", mbah Yam masih terus menangis. Richman tertawa. Rahman meyakinkan mbah Yam agar tidak takut. Dalam benaknya terbayang wajah haji Rahman. Guru agamanya. Richman akan mewujudka impian ibunya. Naik haji.

Richman mengurus keperluan pendaftaran haji mbah Yam. 3 bulan akan berangkat haji di dampingi H Rahman.

Berita Mbah Yam akan naik haji tersebar dengan cepat. Pak RT yang membantu berkas mbah Yam menyampaikan berita gembira ini kepada istrinya. Selanjutnya istribya sudah seperti menjadi telegram berjalan. Mbah Yam naik haji. Bukan haji biasa. Tapi haji plus.Yang naikan haji mbah Yam adalah anaknya Darsih, Richman.

Tersiar pula kabar tentang Richman anak yang hilang sudah kembali. Orangnya ganteng poll. Kaya.Baik. Penasaran dengan berita itu seketika warung mbah Yam jadi ramai. Mereka sengaja belanja sayur, atau pura-pura belanja, atau sengaja mampir untuk melihat Richman. Orang yang dicari sudah pergi.

Murni menggenggam kunci yang di berikan Richman. Ada banyak cerita yang di dengarnya orang-orang di warung tentang rumah baru di darat. Rumah panggung dari kayu ulin konon katanya sangat bagus. Rumah besar bahkan lebih besar dari rumah Haji Faridah pedagang emas di pasar. Rumahnya sudah di isi perabot baru semua. Mungkin pemiliknya orang Samarinda karena mereka tidak pernah melihat pemiliknya datang. Murni tidak sabar ingin melihatnya.

Murni mengambil kresek hitam di bawah ranjang. Isinya adalah pakaian bekas pemberian bu Mega. Dia memilih - milih pakaian mana yang cocok di pakainya hari ini. Semua baju - baju itu masih sangat bagus, sudah di setrika dan wangi. Murni mengambil atasan hijau daun dan celana panjang warna putih. ukurannya pas di badannya. Kalau memakai baju ini dia seperti mahasiswi KKN umnul. Mereka cantik-cantik, baju nya bagus. Apalagi kalau dia pakai tas ransel kulit di tambah sepatu lepes¹ warna hitam itu. Bagus sekali. Andai dia bisa kuliah seperti mereka. Murni mengerjap-ngerjapkan matanya hayalannya terlalu tinggi. Lulus paket A aja sudah untung. Sebentar lagi bu Mega menjemputnya. Murni menyimpan baju - baju yang berserakan di atas ranjang. Hatinya gembira, hingga tak sadar bersenandung. Mbo Minah yang di dapur mendengar senandungnya mendekat dan membuka gorden pintu kamar. Dia takjup melihat Murni. Cantik dan manis. Dia hampir tak mengenalinya.Murni tampak berbeda. Dengan baju sehari-hari saja. Baju kaos polos kebesaran dan rok payung Murni sudah cantik. Apalagi dengan penampilan seperti ini. Pasti banyak lagi yang suka padanya sekaligus bertambah pula yang benci padanya. Mbo Minah menarik nafas panjang. Murni agaknya berada di tempat yang salah. Seharusnya Murni tinggal di kota besar. Dimana orang cantik sangat banyak jumlahnya. Jadi orang cantik seperti Murni tidak menjadi perhatian. Dalam hatinya Mbo Minah mengkhawatirkan sesuatu. Murni baru sadar kalau mbo Minah memperhatikannya, dia meraih lengan mbo Minah menyembunyikan wajahnya yang bersemu dadu tersipu malu.

****

Untuk pertama kalinya Murni pergi ke darat. Setiap hari di rakit tinggal diantara air sungai. Bila malam sangat sepi dan gelap. Rakit mbo Minah hanya memiliki 5 lampu, kamar, dapur, warung, di depan warung dan di WC.

Tak ada TV, listrik pun ikut menyambung dengan rakit tetangga.

Bila ada keributan itu hanyalan amukan ikan gabus yang terkurung di bawah rakit berebut makanan dengan sesama ikan. Pagi hari dia mendengar tangisan bayi monyet yang di ganggu atau di goda monyet dewasa, atau suara burung gagak di sore hari. Kesibukan terjadi ketika warung dibuka hingga di tutup.

Kantor kecamatan hari ini cukup ramai. Murni teman-teman rombel¹ PKBM lainnya.

Mereka menyapa satu sama lain. Baru inilah ia punya teman. Dan mereka sudah sangat bahagia karena sudah lama tak berjumpa.

Kehadiran Murni yang cantik menjadi perhatian. Seorang pemuda gemuk dan nampak terpelajar mendekatinya.

"Halo saya Angga. Kamu?" Angga mengulurkan tangannya mengajak bersalaman. "Murni!" Murni menerima uluran tangannya. "Oo!" Angga berteriak nyaring ibu jari kanannya menunjuk- nunjuk keatas.

"Jadi kamu murni yang terkenal itu....hahaha...iya...iya...cocok...cocok....namamu secantik wajahmu...cantik murni...kamu pantas di perjuangkan", Angga tertawa nyaring dan bebas. Menarik perhatian di kantor kecamatan.

"…....", Murni bengong. Ketika orang-orang mendekat, dia malah mengenalkan Murni pada yang lainnya. "Perhatian semua...kenalkan ini Murni ca...lon pacar saya....hahaha...". Murni terkejut orang ini sungguh aneh.

Tiba-tiba datang seorang wanita berambut pirang, berkulit putih, lipstiknya warna merah dan berbaju merah baju mendekat menarik lengannya dengan kasar. "Jadi kamu orangnya si "PEMBUAT MASALAH", tangannya bergerak hendak menjambak rambut Murni. Tapi Angga menghadangnya dengan cepat. Dengan reflek teman-teman Murni membuat pagar pembatas melindungi Murni dari amukan wanita yang sedang emosi itu. Matanya merah melotot menatap Murni. Dia tampaknya kesal agresinya gagal. Tangannya menunjuk wajah Murni dengan marah. "Gara-gara kamu adikku tidak jadi menikah karena pacarnya kamu GODA!" teriaknya kasar. Bu Mega dan pak Camat yang sedang berbicara di ruangan pak Camat menghambur keluar. Wanita yang bernama Sandra mengejar - ngejar Murni di antara pagar betis itu tetapi kemudian dia berhenti bergerak ketika tahu siapa yang datang. Dengan kesal ia keluar dari kantor Kecamatan dengan emosi tak terpuaskan. Tangannya mengepal penuh dendam.

Murni terisak. Ia tak tahu salahnya apa. Teman-temannya memberikan tempat duduk dan air mineral.

Setelah tenang barulah pengambilan sidik jari dilakukan. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan pulangnya Murni di antat pak Camat.

Sebenarnya Angga ingin mengantarnya pulang tetapi mendengar pak camat sendiri yang mengantar. Langkahnya jadi surut. Murni pulang tidak sendiri. Teman-temannya ikut menyertai.

Angga menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Saingannya berat, pak camat itu masih bujangan.

Apa yang terjadi di kecamatan sudah tersebar seperti spora¹. Siapapun dimanapun yang dibicarakan adalah Murni di serang Sandra. Semua orang mempertanyakan motif penyerangan Sandra.

Beberapa yang iri dan jengkel dengan Murni karena kalah pesona atau karena cowok yang disukainya tergila-gila dengan Murni.

Ada juga yang iri karena warungnya jadi sepi semenjak warung Mbo Minah punya bunga warung yang cantik.

Ada yang menyalahkan Murni sebagai 'penggoda' pria. Tetapi tidak sedikit yang membela Murni.

Mana mungkin Murni menggoda pria sementara dia tidak tidak pernah keluar dari rakit, malah dialah yang diganggu dan di goda.

Murni tidak salah dia tidak mengenal Sandra apalagi adiknya, bahkan pacar adiknya Sandra, Murni tidak mengenalnya.

Dan ada juga penasaran ingin kenal dengan Murni. Siapa sih Murni, anak siapa, apa benar dia cantik. Tinggal dimana.

Tapi top press nya adalah Murni pulang diantar pak camat yang ganteng bikin deg degan, satu lagi pak camat masih bujangan.

Berita ini menyurutkan langkah para pemuda yang naksir Murni. Setidaknya mengurangi jumlah pengagum Murni. Kalah saingan.

Cerita ini bukan tidak diketahui oleh Richman. Beritanya sudah semakin simpang siur bahkan tidak bisa dipercaya.

Richman harus mengambil langkah cepat. Dia harus melindungi wanita yang cintainya.

Richman mengutus seseorang untuk menyampaikan suratnya kepada Mbo Minah.

Mbo Minah menerima amplop coklat tebal dan berat. "Dari Richi!' kata kurirnya Richman.

_____

¹ alat persebaran untuk tumbuhan berpembuluh non-biji, lumut, fungi, dan Myxozoa.

²rombel : rombongan belajar.