Chereads / Istri Sang Juragan / Chapter 9 - Kejutan!

Chapter 9 - Kejutan!

Murni sudah seperti orang gila. Setidaknya bagi Mbo Murni dan Hasnah. Dia sering tertawa dan bicara sendiri. Di dapur, di kamar atau di teras. Dia terlalu asyik sendiri dengan Handphonenya. Siang dan malam tangannya keriting membalas sms dari Richnan. Lupa dengan kerjaan hariannya. Sudah berapa kali ikan yang di gorengnya hangus. Dia bahkan tak mendengar Hasnah pamit pulang ke Muara Muntai karena waktu liburnya sudah habis. Sejak bisa membaca dia beda. Begitu fikir Mbo Minah. Mbo Minah sampai geleng-geleng kepala. Payah. Sulit melawan orang yang lagi jatuh cinta. Namun hari ini mbo Minah harus menyita HP nya Murni. Hari ini mereka sudah harus mulai pindah ke rumah baru. Sebenarnya tidak ada barang yang harus di bawa. Kata Richman isi rumah itu sudah lengkap. Tak perlu bawa apa-apa hanya baju utk keperluan sehari-hari. Tapi Mbo Minah tetap membawa benda kenangannya bersama suaminya dulu yakni album fhoto, dan jam dinding antik warisan kakeknya dulu yang sudah berumur 100 tahun. Sedangkan Murni membawa barang pribadinya dan buku-buku, dan majalah.

Rumah toko itu sangat besar letaknya 50 Meter dari mesjid. Bersebelahan dengan Rumah H Rahman. Rumah bu Mega juga tidak jauh hanya berjarak 300 meter. Begitu juga dengan Rumah besar Milik Richman hanya berjarak 1 Km.

Bu Mega mrnghampiri mereka di toko begitu membaca pesan yang dikirim Murni. Ia memberikan selamat dan memeluk mereka berdua.

Bertiga mereka memeriksa isi dalam rumah. Ruko ini terdiri 2 lantai. Lantai 1 ruko di bagian depan sudah lengkap isi toko. Nanti mereka memeriksa barang-barang itu layak di jual atau tidak. Lantai 1 di lengkapi dengan 1 kamar tidur, dapur dengan segala perabot dapur dan barang pecah belah, wc dan kamar mandi terpisah.

Lantai 2 ada dua kamar. Satu kamar utama di lengkapi dengan kamar mandi di dalam. Di setiap kamar sudah ada tempat tidur yang berlapis sprei yang masih baru, lemari dan meja rias. Meski isi perabot rumah tangganya tidak baru lagi. Tetapi lengkap dan lebih dari yang diharapkan mbo Minah. Murni menyentuh kulkas yang telah di isi bahan makanan dan buah-buahan segar kesukaannya Murni tersenyum bahagia. Dia sangat suka makan buah. Pantas tadi malam Richman menanyakan suka makan apa. Sekarang mbo Minah sudah kaya raya. Yang paling di sukainya disini sudah ada TV. Tak terasa air matanya menetes. Murni tidak pernah nonton TV. Murni menyeka airmatanya, dia bersyukur atas rizki diberi Allah kepadanya.

Richman memasang Plang Toko yang bertuliskan " TOKO MBO MINAH" di depan Ruko, orang-orang yang berlalu lalang di depan toko menghentikan langkah mereka. Mereka berkerumun di depan toko. Seperti tak percaya dengan yang mereka baca, mereka bertanya kepada Richman untuk memastikan. Mereka mencoba untuk masuk ke Toko, tapi karena pintu hanya sedikit terbuka mereka mendorong pintunya agar terbuka dengan lebar. Richman mencoba menghentikan tindakan mereka. Karena terjadi keributan di luar Mbo Minah dan Murni yang berada di dapur akhirnya keluar. Barulah mereka percaya bahwa Mbo Minah memang pemilik ruko.

Banyak pertanyaan yang mereka ajukan. Berapa rukonya dibeli? Beli kes atau kredit? Kapan bukanya? Terus rakitnya gimana? Terima karyawan ngga? Boleh hutang ngga? Boleh ambil barang ngga nanti bayarnya nanti kalo laku? Karena bertubi-tubi pertanyaan yang diajukan. Mbo Minah kuwalahan menjawabnya. Mereka baru bubar setelah terdengar adzan ashar dari Mesjid. Suara mereka di kalahkan toa dari mesjid. Toko segera di tutup.

Lepas sholat Isya H Rahman datang dengan istrinya Raudah, istri H Rahman masih muda dan cantik lulusan pesantren dari Kota Raja. Tubuhnya kecil dan langsing. Senyumnya ramah. Murni senang sekali bertemu dengannya dan memiliki teman baru yang cocok. Selama ini temannya hanya sedikit. Raudah pandai memasak dia membawa banyak masakan yang sudah jadi lengkap dengan lauk pauk yang enak-enak. Meja makan jadi penuh dengan makanan. Bu Mega juga membawa makanan yang banyak di lengkapi dengan sup buah yang segar. Di luar dugaan mbo Minah, Richman memesan makanan soto Banjar. Makanan berlimpah banyak. Mbo Minah memanggil jamaah mesjid yang baru akan pulang dari Mesjid untuk makan. Acara syukuran mendadak dan tanpa persiapan ini membuat mbo Minah dan Murni kalang kabut. Untungnya ada Raudah dan bu Mega yang membantu.

H Rahman membacakan doa selamat atas rumah baru mbo Minah. Hari ini memang luar biasa bagi Mbo Minah. Rizki datang bertubi-tubi. Ia sampai meneteskan air mata. Ia memandang orang disekelilingnya. Tanpa berkata-kata. Tamu yang datang ikut terharu. Mereka juga tidak menyangka mbo Minah mampu membeli Ruko ini. Mereka menduga tentu mbo Minah telah menabung selama bertahun-tahun dengan susah payah hingga dapat membeli rumah besar ini. Ada juga yang menduga mbo Minah mendapat warisan dari kampungnya. Bahkan ada pula menyangka tanah mbo Minah di Melak kena batubara.

Pastilah mereka menduga macam-macam karena mbo Minah tak mau menjawab pertanyaan orang-orang padanya.

Tidak ada yang tahu bagaimana proses tukar guling antara Richman dan Mbo Minah ini terjadi.

Pada awalnya mbo Minah tidak dapat menerima transaksi ini. Karena menurut mbo Minah jual beli ini tidak adil bagi Richman. Harga rakitnya terlalu kecil dibandingkan dengan Ruko dengan segala isinya.

Tetapi bagi Richman hasil yang didapatnya dari Rakit itu nilainya luar biasa banyaknya puluhan kali lipat dati harga Ruko. keuntungannya milyaran rupiah. Rakit mbo Minah itu akan dijadikan Richman pangkalan minyak, dan ia mendapatkan kontrak pengadaan solar untuk perusahaan batubara selama 5 tahun. Harga ruko itu tidak sebanding dengan keuntungan yang didapatkan Richman ke depannya.

Hal yang penting bagi Richman, ke 2 orang wanita ini adalah orang telah membawanya pada kehidupan yang tidak pernah dibayangkannya sebelumnya. Mereka berdua patut diberikan kebahagiaan dan kemulyaan.

Usai makan malam Richman minta izin kepada semua yang hadir di rumah ini untuk menyampaikan beberapa hal yang sangat penting.

"Assalamualaikum. Bapak-bapak, ibu-ibu yang saya hormati. Mbo Mibah dan Murni yang saya cintai", kalimat terakhir Richman ini mendapatkan sambutan dari para tamu, ada yang bertepuk tangan dan ada pula yang bersiul. Wajah Murni memerah tersipu malu.

Richman tersenyum, dan melanjutkan : "Saya mewakili tuan rumah mengucapkan terimakasih yang tak berhingga atas kehadiran bapak/ibu. Malam ini saya akan menyampaikan bahwa rencananya pernikahan saya dengan Murni yang rencananya dilaksanakan 3 bulan ke depan, saya batalkan...". Hadirin jadi ribut. Mbo Minah terkejut dan Murni tangannya jadi dingin, wajahnya pucat. Richman melanjutkan ucapannya.".....Rencana tersebut dimajukan....minggu depan hal ini di karenakan saya, Mbo Minah, Murni, Bu Mega dan suaminya, H Rahman dan istrinya....akan naik haji. Saya mohon maaf bila pemberitahuan ini mendadak. Karrna saya juga baru tadi sore saya terima dan kami akhirnya bisa lolos berangkat haji...", tiba-tiba mbo Minah dan Bu Mega pinsan. Rupanya mereka tidak sanggup mendengar kabar baik ini.

Apa yang dikatakan Richman memang kejutan luar biasa bagi semua orang di ruangan itu. Sedangkan Murni menangis terisak-isak di pelukan Raudah istri H Rahman. Ia juga terkejut setengah mati atas berita tersebut