Richman dan istrinya dengan berat hati pamit pulang kepada kakek. Orangtua itu meskipun ingin lebih lama bersama cucu menantumya, tetapi ia tak punya alasan untuk menahannya lebih lama mengingat Richman memiliki pekerjasn yang tak bisa ditunda.Kakek berjanji akan mengunjungi mereka kelak. Kakek memeluk pundak Murni dan menyerahkan sebuah kotak dalam tas kain batik Kaltim. "Ambillah ini kado dari Kakek untukmu, harusnya Kakek berikan sebelum kamu menikah dengan Richman.Tapi sekarangpun tak apa kalian juga tak sampai seminggu menikah", kakek memeluk Murni dan Richman dengan bahagia. Masalalu memberikan hadiah cucu dan menantu.Masa depan akan memberikannya banyak hadiah lagi cucu buyut yang banyak dari Murni.
"Minggu depan kakek jemput kalian, kita akan rayakan pertemuan dengan sanak saudara disini", Aji Dahlan berkata penuh semangat. Murni dan Richman sangat bahagia mendengarnya. Siapa sangka Richman punyak banyak sanak keluarga.
Mereka tertidur sepanjang perjalanan pulang tanpa merasa ada goncangan cukup keras akibat jalan rusak dan becek karena hujan. Mereka tertidur pulas seakan-akan tidur di kapal yang diatas gelombang sungai yang menghanyutkan.
Tanpa terasa perjalanan panjang itu bisa dilalui dengan sekejap. Ketika Richman bangun mereka sudah berada di halaman rumah. Murni tertidur pulas di mobil. Richman keluar dari mobil meraih kunci membuka pintu rumah. Akan tetapi pintu tidak terkunci. Richman terkejut, di dalam rumah dia melihat 2 anak kembar berlari-larian berkejar kejaran di dalam rumahnya. Sampah plastik bekas bungkus makanan dan minuman berhamburan di lantai. Richman berusaha menangkap dua bocah itu, tetapi 2 bocah itu berlari gesit menuju dapur, kemudian kembali dengan seorang wanita gemuk dan berkulit putih. "Siapa kalian? Kenaps bisa disini?" Richman berusaha menahan emosinya tapi suaranya cukup keras. Murni terbangun di mobil menyusul Richman masuk jadi terkejut, " kak Rita! kapan kalian datang?" Hasnah keluar dari dapur tak menyangka pemilik rumah sudah datang. Murni menyalami saudara sepupunya kakak tertua Hasnah. Richman tertegun sejenak tetapi dengan cepat bergerak mengikuti Murni menyalami Rita.
Rita minta maaf datang tanpa permisi. Ia dan Hasnah dengan gesit mmbersihkan rumah dan membuat teh panas dan wadai ilat sapi¹untuk mereka. Teh harum 'Gunung Satria'²
______
¹ Disebut wadai ilat sapi / kue lidah sapi karena bentuknya seperti lidah sapi tp ada juga yang bentuknya bulat. Salah satu kue tradisional Kalimantan, kue ini banyak di jumpai di toko-toko kue yang menjual kue khas Kalimantan. Walaupun tanpa telur kuenya empuk dan manis khas gula merah.
²Teh Gunung Satria adalah oleh-oleh makanan khas dari banjarmasin, memiliki aroma yang khas siap memanjakan lidah penikmat teh dan membuat siapa saja jadi ketagihan.(iklan gratis)
***
Richman menggelengkan kepalanya ketika membuka kulkas yang sudah kosong, Padahal sudah mengisi kulkas itu sebelum berangkat ke Kutai Lama, " Rumah ini seperti habis di jarah! ", keluhnya. Murni menarik kursi meja makan. Akhir-akhir ini nafsunya bertambah dan mudah lapar. Murni merebahkan kepalanya di meja dengan tangan sebagai bantalnya. Wajahnya meringis menahan lapar. Richman tak tahan melihatnya. Ia segera ke dapur membuat bubur burung walet. Sambil memasak ia menelpon Hanafi menyuruhnya berbelanja kebutuhan dapur, buah-buahan, roti tawar dan selai strawberry pesanan Murni.
Entah mengapa Richman kurang begitu menyukai Rita, meski dia sepupu Murni. Tetapi hati kecilnya berkata dia harus waspada terhadapnya. Ia menjadi gelisah. "Ya gan", Hambali mengangkat telpon Richman. "Panggil Om Dahri". Om Dahri seorang ahli kunci. Ia harus segera mengganti kunci rumah ini. Ia tak ingin orang lain masuk rumahnya dan mengacak-acak isi rumah ini kembali.
Pada hari lain ketika Richman dan Murni ke Kembang Jagut selama beberapa hari, Rita dan Hasnah serta 2 kurcaci nya ingin masuk ke rumah itu terpaksa kecewa. Kunci sudah diganti. Rita mengumpat. Hasnah menatapnya tak berdaya. Ia sangat takut dengan kakaknya. Dan tak berani menolak keinginannya tidur-tiduran di rumah itu.
Rita mendengar Murni nempunyai banyak perhiasan, dia ingin melihat dan mencoba di tubuhnya. Ia iri dengan keberuntungan Murni. "Ayo kita masuk disini panas", si kembar merengek menarik - baju ibunya. Rita kesal dibuatnya. Dengan marah dia mencabut tanaman bunga mawar yang di bawanya dari rumah Kakek Aji.
Esok harinya ketika KM Saribulan ketika dari Kembang Janggut, Murni menangis melihat mawar tanamannya jatuh layu di tanah.
Richman menghiburnya besok dia akan mengirim orang meminta bibit mawar dengan kakek.
Richman berfikir akan memasang pagar di sekeling rumah. Airmata Murni juga airmatanya.
Ia tak ingin jauh dari Murni. Dia ingin bekerja di rumah saja. Besok ia akan memindahkan rakit mbo Minah di belakang rumah, tentu sebelumnya ia harus membuat dermaga dan jembatannya dulu.
Sore hari ketika mereka berdua menikmati matahari terbenam di teras belakang rumah. "Lihatlah gambar ini !" Richman memberikan majalah wisata kepada Murni. Murni meraihnya, gambar cantik bangunan paviliun terapung. Matanya menatap lurus ke pinggir sungai. "Rich....kita bangun seperti itu disini", Murni bisa membaca fikirannya. Richman mengangguk tangannya meraih pinggang Murni memeluknya dari belakang. "Kita bawa kakek kesini", katanya. Murni mengangguk. Ia juga berfikir serupa. Mereka berdua merindukan orang tua itu.
Richman memeluk Murni lebih erat. Tetapi kemudian melepaskannya, 2 buah mobil memasuki halaman rumah. Agaknya mereka mendapat tamu dari jauh.
***
Seorang lelaki gagah keluarmobil hitam dia memakai topi koboi warna hitam, Richman belum terlalu nampak melihat wajahnya karena senja sudah meremang, Dan dari mobil merah yang masih baru keluar seorang pemuda menyerahkan kunci lalu masuk ke mobil merah kemudian pergi.
Aji Dahlan mengangkat topinya, " aku tidak di suruh masuk". " KAKEK!" Ricman dan Murni berteriak bersamaan mereka berlari menuruni tangga rumah dan berhambur memeluknya. Aji Dahlan tertawa riang. Tidak sulit mencari Richman cucunya sudah jadi orang ternama disini. Mereka menaiki anak tangga rumah sambil berpelukan. Richman menyalakan semua lampu rumah. Dalam sekejab isi rumah menjadi benderang bukan karena lampu yang terang tetapi karena kebahagiaan dan keceriaan yang tercipta di rumah itu.
" Kakek mau tinggal disini kan?" Murni bergayut manja di lengan kakek. Dia seperti anak kecil yang baru bertemu Bapaknya. Kakek terkekeh, " Maukah aku?!" katanya menggoda Murni. Kalau bukan kakeknya sendiri Richman pasti akan cemburu melihat istrinya manis manja dengan lelaki lain. Murni mengambil alih haknya Richman sebagai cucu. Tetapi ia pun tidak bisa bersikap manja seperti itu. Richman hanya tersenyum melihat adegan di depannya. Richman berjalan ke dapur tidak lama kemudian ia kembali membawa se teko¹ keramik buatan Malaysia dan 3 cangkir piring pasangannya diatas nampan perak dari Mekkah² lalu menuang teh panas. Aji Dahlan membuka tas bawaannya dan mengeluarkan Gabin susu Lido.³ Murni bertepuk tangan gembira. Ini makanan kesukaannya tetapi ia jarang memakannya, dulu...makanan ini langka baginya yang yatimpiatu. Dia bisa memakannya kalau di beri orang oleh-oleh dari Samarinda.
Mereka menyantap makanan itu dengan gembira. Richman mencelupkan gabin ke teh panas lalu memakannya. Sementars Murni mengambil piring dan sendok, mematah matahkan gabin dalam bentuk kecil lalu menumpahkan teh panas diatasnya lalu memakannya dengan sendok
Aji Dahlan menghapus air matanya diam-diam dia teringat kedua anaknya waktu kecil tingkanya tidak jauh dari mereka ketika menyantap gabin. Aji Dahlan tidak melihat mereka seperti pasangan suami istri. Tetapi malah seperti kakak adik yang saling menyayangi. Pasangan ini tidak memperhatikan kakeknya yang menangis terharu melihat mereka.
Kakek menyerahkan kunci mobil ke tangan Richman, "mobil ini untukmu!" Richman ternganga kaget tak menyangka. "Kado dariku untuk ulangtahun dari 1 tahun hingga sekarang dan juga kado pernikahanmu," Kakek berkata dengan rasa penyesalan yang dalam dan bertahun-tahun. Kado ini tidak bisa membuang rasa bersalahnya. "Tapi...saya g bisa menyetir mobil...", Richman berkata polos. Kakek tertawa geli, Murni juga ikutan tertawa. " Nanti kakek ajarin", Kakek menepuk pundak Richman. Murni mengacungkan kan telunjuk." Saya juga ya, kek", Murni berkata dengan mata yang lucu. Kakek tambah tertawa . " Iya...ya...tapi....maukah aku?" kakek menggodanya. Murni memonyongkan mulutnya. Richman ikut tertawa belum pernah dia mrlihat Murni semanis itu.
_____
¹ Orang Kalimantan suka membeli keramik set teko dari Tawau, Malaysia buatan China, karena bentuknya yang unik dan cantik.
²Nampan perak bakar oleh-oleh Mekkah dari orang berhaji. Aslinya benda itu juga buatan China.
³ Gabin makanan khas Samarinda buatan LIDO perusahaan pembuatnya, pemiliknya keturunan China yang sudah tingal di Samarinda sejak zaman Belanda.