-- Part 5 --
-- Tidak mungkin tidak mungkin tidak mungkin.
Jelas itu mustahil.
Karena adik perempuan Shion, Konokoneko Ruri—yang terjadi 200 tahun yang lalu. Shion menyaksikannya dengan matanya sendiri, tidak mungkin dia salah.
-- Jadi untuk alasan itu kau memintaku kan, XeeX!!
Sang Creator, XeeX—menjadi bidak dalam permainan yang dia(XeeX) lihat di telapak tangannya—Shion akhirnya menyadari hal ini.
Tapi berpikir lebih jauh lagi, semuanya seharusnya menjadi jelas. Dan ia mengatakannya.
"Aku bukan leader yang kau kenal. Dan juga kau tidak sama dengan Konokoneko Ruri yang aku kenal."
"Kenapa?"
Memikirkan itu menyakiti jauh di dalam dada—hati, milik Shion. Namun dia tetap harus memberitahunya.
"Itu karena adik perempuanku... karena Konokoneko Ruri yang kukenal, dia sudah—tidak ada lagi.... itu sudah sangat lama. Jadi bisakah..."
"Tidak bisa mengerti. Tapi aku ada, di sini, Leade—"
"Jadi bisakah kau TOLONG DIAMLAH!!"
Dengan kalimat yang seketika berubah dari memohon menjadi membentak, Shion memukul kubus dengan tangannya. Jika itu dinding biasa tulangnya pasti sudah hancur, atau setidaknya akan mengeluarkan darah.
Kemudian Shion menundukkan kepalanya—tidak, dia menekannya lagi ke depan. Di depan kubus itu, dia menyandarkan kepalanya.
........------
"Dulu leader dan aku juga sering bersandar bersama, meskipun yang kami gunakan adalah punggung, sih... bukan kepala seperti ini."
Ruri juga melakukannya sama seperti Shion. Jika dinding itu tidak ada dahi mereka pasti sudah saling menyentuh satu sama lain.
Namun Shion, yang mengerti itu, sambil menyembunyikan ekspresinya berbalik.
-- Kalau itu aku juga, dulu sekali sudah sangat lama, juga sama..... Sekarang hanya masa lalu.
..... Dan kemudian dia berkata.
"Gamenya masih belum selesai."
Itu karena slide puzzle ini perlu untuk diselesaikan, dan karena itu juga mereka harus melanjutkannya.
"Karena dengan tanganku sendiri aku tidak bisa menyelesaikannya, tapi jika..."
Shion melihat kedua mata biru Ruri, mulutnya, kemudian seluruh wajahnya.
-- Jika dia sama seperti Ruri—aku akan memohon padamu dewa. Janji yang kubuat bersama Ruri waktu itu—aku mohon ingatlah, dan selanjutnya biarkan kami menyelesaikannya.
"Jika, kita melakukannya bersama pasti akan berbeda." Dia mengatakan 'pasti', bukan 'mungkin'. Karena dia bisa merasakannya dan dia telah yakin di dalam hatinya.
Kalau begitu, benar.
"Berapa sisa waktunya?"
"Aku tidak terlalu yakin, tapi, kurang lebih itu ada di sekitar 15 menit."
-----Sisa waktunya ditentukan. Kondisi kemenangannya adalah menyelesaikan slide puzzle 12x12 kotak dalam waktu kurang dari 15 menit, melewati waktu itu akan dianggap sebagai kekalahan.
Jika itu jelas maka—
-- Ayo mulai Game seperti ini.
Shion tersenyum pahit. Karena apa yang harus mereka berdua capai adalah hal yang ada di luar standar(akal sehat). Namun bagi mereka—sebagai kakak beradik—sebagai leader dan Konokoneko Ruri, akal sehat itu sendiri adalah---
-----Sampai akhir, adalah sesuatu untuk dirusak!
"12.... tidak, 7 menit."
-- Jika aku bersama leader aku pasti bisa menyelesaikannya dalam 7 menit. Jadi—
"Ayo selesaikan Game ini dalam 7 menit!"
.... Mengangguk, mereka mengumumkan proklamasi besar mereka.
"Kalau begitu, Ruri—"
-- Tepat sekali.
--- " "Ayo tentukan bagaimana kita melihat endingnya!" " ---
Dan Game seperti itu dimulai, mematuhi aturan permainan yang telah ditetapkan.