Chereads / Playboy juga punya hati / Chapter 8 - 8. Jadian...

Chapter 8 - 8. Jadian...

Risya pulang diantar Arul

" Ris, nanti aku ke tempatmu ya."

" Sholat dulu.."

" Iya maksudku habis maghrib." ralat Arul sedikit malu. sebenernya dia pengin langsung ke sana. Tapi diingetin begitu membuat Arul malu. ya harus diakui kalo Arul sholatnya masih bolong-bolong. kadang sholat, kadang enggak. Sampai didepan tanggal mereka berpisah ke kamar masing-masing. Risya langsung pergi ke kamar mandi buat mandi dan bersih-bersih lalu melaksanakan Sholat maghrib. selesai sholat dia menunggu Arul.

Kenapa aku jadi nunggu Arul si. pikirnya. tapi ga lama pintu kamarnya diketok :

" tok...tok...tok...Risya."

" ya sebentar. Risya membukakan pintu dan menyuruh Arul duduk di depan teras. "duduk rul. mau minum apa? teh atau kopi ?"

" apa aja deh."

" kopi aja ya. "

" boleh "

Risya kembali ke dalam membuatkan Arul kopi dan Risya teh.

" nih kopinya."

" makasih."

Arul langsung menyeruput kopi buatan Risya.

"ehm....kok pait sih kopinya?"

" masa sih?"

" cobain deh kalo ga percaya."

Risya langsung mengambil kopi dari tangan Arul dan meminumnya.

" Enggak kok. manis" jawab Risya heran

Arul langsung mengambil kopi tersebut dari tangan Risya dan meminumnya dari ujung gelas yang tadi diminum Risya

" Nah ini baru manis. " kata Arul seperti tanpa dosa.

Risya yang sebel karena merasa dikerjain sama Arul langsung aja mencubit pinggang Arul.

"Aaww...sakiiiit Ris."

" rasain.makannya jangan suka jail."

" hehehehe... gitu aja ngambek." goda Arul lagi. Arul senang banget nggodain Risya. melihat risya yang cemberut bikin hati Arul gemes. ga liat Risya 1 hari aja. bikin Arul jadi morang-maring ga jelas.

"ehm...ngomong-ngomong ulang tahun kok diem-diem bae sih? ga makan-makan gitu?"

"Lah tadi kan baru makan. emang masih kurang?"

" beda lah. tadikan bukan dari yang ulang tahun."

" ya udah. tapi aku nemenin aja ya."

" yah ga mau masa nemenin doang. ikut makan ya. please" kata Arul sambil kedua tangan ditangkupkan di depan dada dengan tampang memelas.

" ihh...manja banget sih ka."

" biarin."

" ya udah tunggu bentar ya aku ganti baju dulu."

" ga usah. gitu aja udah cantik kok."

" yang bener aja ka. malu tau."

" kenapa gapapa kok."

" gak. masa pake baju rumahan ketat begini. malu tau."

" ga papa kan seksi. " jawab Arul langsung deh dapet cubitan di pinggang lagi dari Risya.

" aaww... sakiit sayang." kata Arul lembut yang langsung membuat Risya melepaskan cubitannya dan membuat mukanya memerah malu.Arul malah senyum2 penuh Arti. Risya ganti baju sekitar 10 menit dan keluar.

" Ayuk ka. berangkat."

" subhanallah Risya." tatap Arul kaget melihat Risya.

" Kenapa ??? Ada yang salah?" tanya Risya sambil melihat2 ke dirinya sendiri takut ada yang salah dengan pakaian dan dandanannya.

" enggak..ka..kamu cantik banget pake hijab." jawab Arul kemudian.

" huft kirain apa." sahut Risya sambil melepaskan pukulan ke tangan Arul dengan dompetnya. dan lalu berjalan di depan Arul. Arul mengekori di belakangnya.

Sampai di Kantin. kantin begitu ramai tapi ketika Arul datang bareng Risya langsung menjadi pusat perhatian buat pengunjung kantin. Ada yang menatap dengan penuh rasa iri, ada yang kagum, dan banyak yang sinis.

" Ih.. mau-maunya sih Arul sama cewek begitu"

" cewek pas2 an aja disukai. gmn sih selera Arul."

Dan banyak lagi komentar-komentar yang lain yang semua memojokkan Risya sebagai pasangan Arul. padahal mereka kan cuma berteman belum juga menjadi pasangan. Ya begitulah reputasi Arul yang dikenal sebagai Cowok Playboy yang gagah. membuat cewek2 pada ingin menjadi pasangannya. mereka akan merasa bangga kalo bisa berjalan bareng Arul. Dan akan merasa paling cantik kalo bisa menjadi pasangan Arul. hal seperti itu mungkin biasa buat Arul tapi tidak bagi Risya yang bener2 merasa risih. menyadari hal itu Arul malah menarik tangan Risya untuk duduk di tempat kosong di pojok kantin.

" Mau pesen apa Ris?" tanya Arul lembut

" Apa aja deh."

" Gimana kalo Burger aja?"

" Burger juga boleh deh."

" ok tunggu ya."

Arul segera pesan 2 Burger 1 Kentang goreng dan 2 Jeruk hangat dan langsung membayarnya. Risya yang duduk sambil melihat ke arah Arul yang memesan jadi bingung. Setelah duduk dan mendapatkan pesanannya Risya bertanya :

" Rul kan aku yang traktir. kok kamu yang bayar?

" lain kali aja kamu traktirnya. sekarang biar aku yang traktir. tapi inget kamu masih hutang 1 traktiran lo. " jawab Arul

"kok.."

" Iya hari ini kan ulang tahunmu. Aku cuma bisa traktir kamu makan. maaf aku ga tau, jadi aku ga bisa kasih apa2. sebagai sahabat aku cuma bisa ngucapin Selamat Ulang Tahun ya Ris, Aku doakan semoga selalu sehat, bahagia, enteng jodoh, tambah sayang sama semua orang terutama aku." doa Arul tulus...

yang langsung di aminkan oleh Risya. tapi begitu Risya sadar kalimat terakhir dalam doa Arul " enteng jodoh dan tambah sayang sama semua orang terutama aku" langsung Risya melotot matanya. dan itu membuat Arul jadi bahagia dan tertawa lepas. "hahahaha..." yang membuat iri orang-orang disekitarnya. 30 menit mereka makan dan kembali ke tempat Risya lagi.

" makasih ya ka traktirannya." kata Risya

" besok aku yang gantian traktir ya. "

" iya sama 2."

" oh iya ...tadi lupa nih ka. gelang kamu." kata Risya sambil mau melepas gelangnya. tapi ditahan oleh Arul

" jangan dilepas."

" kenapa"

" itu buat kamu. pake ya.dan tolong jaga baik-baik. " kata Arul dengan tulus.matanya tajam menatap Risya yang membuat jantung Risya berdebar kencang. Moga aja Dia g denger detak jantungku ( batin Risya ) tapi Risya berusaha tampak lebih tenang.

" beneran buat aku ka?"

Arul mengangguk sambil mengedipkan matanya. Ya Allah perasaan apa ini, kenapa tiba-tiba aku ingin memeluknya ( batin Arul sambil sekuat tenaga menahan diri. )

" Ris, kamu udah pernah pacaran?"

" belum." jawab Risya malu.

" bohong pasti."

" beneran lah. kenapa emang?"

" ga papa cuma nanya aja."

" emang kamu kak. udah berapa kali pacaran?"

" ehm...berapa ya? " katanya sambil menjentikkan jari telunjuk di pipinya seperti berpikir. " banyak deh ga keitung." katanya kemudian sambil tersenyum.

" huuu...dasar playboy." kata Risya lagi.

lagi asyik bercanda tiba2 ada yang memanggil Arul.

" Arul...sini." kata 3 orang cewek sambil melambaikan tangan supaya Arul mendekat.

" Apa?" tanya Arul lagi.

" Sini cepetan penting. "

Risya sedikit sebal dengan orang2 itu. karena Risya masih ingat kalo itu teman2nya Belinda. pasti Dia yang menyuruh mereka.

Arul memalingkan wajahnya ke Risya meminta persetujuan dan Risya menganggukan kepalanya. lalu Arul mendekati mereka.

"Ada apa lagi?"

"kamu dipanggil Belinda tuh suruh kesana."

" Mau ngapain lagi dia?"

" Dia marah karena kamu tadi tiba2 pergi."

" aku udah ga ada urusan sama Dia."

" tapi dia suka sama kamu Rul."

" trus?"

" kamu hargailah cintanya."

" cukup ya. selama ini aku berusaha ngertiin dia. tapi dia terus menerus menekanku seperti aku ini budaknya. aku juga punya harga diri."

" tapi rul...dia mengancam mau bunuh diri kalo kamu ga datang."

" Bilang sama dia. aku sudah muak dengan semua ancamannya. aku nggak pernah suka sama dia. aku bersama dengan dia selama ini.karena dia selalu mengancamku akan bunuh diri kalo aku meninggalkannya. Dia itu psiko. aku lelah bersamanya."

" aku ga bisa lagi dengannya. " tegas Arul

Tapi ketiga teman Belinda malah menarik2 tangan Arul dan tetap memaksanya ikut menemui Belinda.tapi Arul ngotot ga mau ikut dan berhasil melepaskan diri. "Arul please ikut kami. "

" enggak."

Akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan Arul dengan tampang kecewa.

Risya yang ga enak melihat kejadian itu lalu masuk ke dalam kamar dan mau menutup pintu kamar tapi ditahan oleh Arul.

" Risya...Risya tunggu."

" Kak kamu selesaikan dulu masalahmu baru temui aku lagi." kata Risya lemah.

" masalahku dengan Belinda sudah selesai Ris. sambil tetap menahan pintu dengan tangannya. Risya ngga tega liat tangan Arul yang memar terjepit pintu dan melepaskan pintu agar tetap terbuka. Lalu Arul melangkah masuk. Risya kaget dan menyuruh Arul keluar. tapi malah Arul tiduran di kasur Upi dan nggak mau pergi. untung aja teman2 sekamar Risya masuk malem jadi mereka nggak ada yang tau. bisa malu banget. pikir Risya.

Risya masih marah. sebenernya dia sendiri bingung kenapa harus marah. dan apa yang membuatnya marah. bukankah Arul hanya temannya dan hanya sahabat baiknya kenapa dia marah ketika ada teman2nya Belinda datang kepada Arul. akhirnya setelah mengambil nafas panjang. Risya mendekati Arul yang masih pura-pura tidur di kasur Upi. Risya memegang tangan Arul

" Kak, ada apa sebenarnya?"

" tolong jelaskan jangan seperti ini."

Risya menarik tangan Arul lembut dan menyuruhnya duduk. nggak enak kalo sampai di lihat orang. apalagi dia lagi sendiri di kamar. apa nanti pikiran orang2 terhadapnya.Arul kemudian duduk dan berusaha menjelaskan.

" mereka adalah teman2 Belinda Ris."

" lalu ada apa mereka mencarimu?"

" Belinda menyukaiku sejak lama.sejak masih dibangku SMA. dia mengikutiku sampe kerja disini. tadinya aku memang pacaran dengannya. Dia selalu menggodaku, sebagai laki2 tentu saja aku tergoda dan kami pacaran.aku sudah menyentuhnya. walaupun tidak sampai berhubungan badan layaknya suami istri. tapi dia memang Gila. dia memfoto beberapa adegan saat kami berciuman. dan itu akan dijadikan sebagai bukti kalo aku miliknya.dan akan selalu menjadi miliknya. lama kelamaan Dia semakin gila. setiap aku berteman dengan siapapun Dia akan marah dan mengamuk seperti orang gila padaku. dan jika aku tidak menuruti kata2nya maka dia akan mengancam untuk bunuh diri. Dia bikin aku gila Ris. aku ga sanggup lagi menghadapi kegilaannya." kata Arul menjelaskan hubungannya dengan Belinda dan terlihat Arul sangat stress.

" Apa kamu mencintainya?"

" enggak Ris. aku tidak pernah mencintainya. Setiap aku ingin putus dia selalu saja tidak mau dan mengancamku. aku sudah tidak tahan lagi dengannya"

" kamu selesaikan masalahmu dengannya kak. pergilah. " kata Risya berusaha membesarkan hati Arul padahal hatinya sendiri terasa sakit.

" aku sudah menyelesaikannya tadi sore. bahwa aku mau putus dengannya. tapi dia ga mau."

" kapan?"

" sebelum aku datang ke acara kejutan ultahmu."

" tadi sore aku meminta putus dengan belinda. dan belinda mengamuk dan teriak histeris. bahkan aku dicakar olehnya. lihat ini.( Arul membuka kancing bajunya dan memperlihatkan cakaran Belinda di dadanya.) Risya melihatnya sesaat lalu memalingkan wajahnya. Aku bener2 tak bisa menahan emosinya aku keluar ke teras dan melihat kamu berjalan pulang dengan santai. dan tiba2 aku melihatmu disergap dan aku pikir pasti kamu bakal dijahatin orang. aku begitu takut kalo Belinda menyuruh orang buat menyakiti kamu. aku takut luar biasa membayangkan hal buruk terjadi padamu. aku berlari secepat mungkin agar aku bisa menyelamatkanmu. aku benar2 panik dan ketakutan Ris. aku mengecek setiap kamar. dan tidak menemukanmu. ketika aku melihat 1 kamar terkunci dan banyak suara laki2 tertawa. pikiranku langsung buruk dan takut kamu kenapa-napa. makannya aku langsung mendobraknya sekuat tenaga. aku benar-benar takut...kata Arul dengan mata yang merah karena emosi yang tertahan dan sudah hampir menangis.

" apa yang kamu takutkan ka?"

bukannya jawaban yang di dapatkan Arul justru menangis tersedu2 sambil memeluk Risya. Risya bingung harus bagaimana. dia hanya diam ketika Arul memeluknya. ada kehangatan dalam hatinya.

" aku takut kehilanganmu..sangat takut."

" aku sadar bahwa aku membutuhkanmu Ris. jangan tinggalkan aku. " kata2 Arul disela isak tangisnya benar-benar meluluhkan hati Risya. mendobrak semua ikatan persahabatan dan persaudaraan yang mereka bina.

"mak...maksud kamu?"

" aku...sa..sayang kamu Ris, aku cin..cinta kamu. aku membutuhkanmu disisiku. a..aku ta...takut kehilanganmu." ucapan Arul membuat hati Risya sejuk. tak bisa dipungkiri kalo Diapun memiliki perasaan yang sama dengan Arul. dan Risyapun membalas pelukan Arul. Aku akan selalu ada disampingmu ka. jawab Risya.

"ja..jadi kamu me..menerimaku?" tanya Arul sambil melepaskan pelukannya dan menatap mata Risya seolah mencari kejujuran disana.

Risya tersenyum dan mengangguk

"tapi ada syaratnya kak"

"apa?"

"rajin sholat ya."

Arul terharu mendengarnya dan ga mampu menahan tangisnya. Dalam hatinya dia berkata tidak salah aku memilihmu Ris, kamu membawaku kembali kepada Tuhanku. kamu begitu baik padaku. Arul tidak mampu berkata-kata lagi dan untuk menenangkan kekasihnya Risya memeluk Arul kembali dan setelah sedikit tenang Risya mencium pipi kiri Arul. gerakan refleknya membuat Dia dan Arul kaget. dan mereka tersipu malu. akhirnya mereka tersenyum bahagia. karena akhirnya mereka bisa mengungkapkan isi hati masing2 dan tidak melukai persahabatan mereka. Dan malam itu disertai " Hujan Lokal" dikamar itu mereka akhirnya Jadian..