Chereads / Playboy juga punya hati / Chapter 7 - 7. Kado dari sahabat...

Chapter 7 - 7. Kado dari sahabat...

" Ris,.."

panggil mas Bagus yang main ke Line Risya seperti biasa. Dia berjalan sambil kedua tangannya di sembunyikan di belakang.

" ya mas" jawab Risya tetap fokus pada pekerjaannya.

" sibuk ya ? "

" lumayan sih mas. harus koreksi ulang lagi ini ada yang error di board. untung baru 2 board aja yang selesai. dan harus cek ulang desainnya. tadi mba Ida salah masukin part ke mesin. Ini lagi coba aku ambil manual aku solderin lagi. Ada apa mas ? "

" sini aku bantu solderin. mas Bagus langsung mengambil solder dari tangan Risya. dan meletakkan sesuatu dikantongnya dan mengambil masker.

" lain kali kamu jangan ceroboh. kalo mau nyolder jangan lupa pake maskernya. ga baik menghirup udara solder buat kesehatan kamu. " kata mas Bagus mengingatkan.

" hehe..iya sori. tadi aku pikirkan cuma 2 mas. g lama kan nyoldernya. "

" mau 1 kek atau 2 kek. tetep harus kamu gunakan masker biar aman. sayangi badan kamu sendiri. "

"siap Bos !!!" kata Risya memberi hormat

mas Bagus jadi senyum dan ga marah lagi Liat tingkah Risya.

" Dah beres nih. " kata mas Bagus sambil memberikan board kembali kepda Risya buat di cek ulang.

" makasih ya bos. dah bantuin."

" cek lagi jangan sampe salah."

" ok"

" sip mas. dah ok semua. alhamdulillah."

" eh...iya Ris.aku ada sesuatu buat kamu."

" sesuatu apa mas ?"

" bentar " mas Bagus mengambil sesuatu di kantong celananya.

" ini." sambil menyerahkan 1 batang coklat silverquin yang ada pita warna pink diatasnya. Risya tersenyum gembira sambil mengambil coklat kesukaannya.

" wah...makasih mas."

" Selamat Ulang Tahun ya Ris. " ucap mas Bagus lagi di telinga Risya.

" kok mas Bagus tau hari ini aku Ulang Tahun?"

" Taulah tadi orang tua kamu nyanyinya keras banget. jadi aku denger. maaf ya aku baru tau jadi ga nyiapin apa2 buat kamu. itu aku ke kantin tadi liat coklat dan pita jadi aku beli aja buat kamu. kamu suka?"

" ohh...makasih banyak mas. kadonya aku suka lagian ga usah repot-repot kali mas. "

" ga papa. sante aja. ya udah kamu kerja lagi ya. bentar lagi bel pulang."

" ok." jawab Risya seneng banget ternyata ada juga kado yang di terima di perantauan.

Sialan. gue keduluan sama si Bagus lagi nih. mana kadonya sama lagi. kalo gue kasihin aja ke Risya tengsin bangetkan. dasar tua bangka !!

gerutu orang di seberang Line yang melihat mas Bagus dan Risya dari tadi dengan geram. dan orang itu adalah Arul. Ya waktu mendengar saat dia nguping telpon Risya, Arul juga mendengar nyanyian selamat ulang tahun itu juga. dan Arul langsung punya ide buat ngasih sesuatu ke Risya. namun Arul ga sadar kalo Bagus juga tau kalo dia nguping. langsung buru-buru ke kantin buat beli sesuatu buat Risya.dan ternyata idenya sama sama Arul makannya mas Bagus buru-buru kasih kadonya ke Risya sebelum keduluan Arul.

"xixixixi." rasain lo rul. keduluan sama gue. ( batin mas bagus senyum bahagia )

Arul mengantongi lagi coklatnya tapi dia tetep menghampiri Risya yang sedang senyum-senyum dapet kado dari mas Bagus.

" ati-ati kesambet lo. senyum-senyum sendiri."

" eh..ka. enggak kok."

" duh ada yang bahagia nih dapet hadiah spesial dari seseorang."

" haha..apa sih ka. ini coklat dari mas Bagus.ga spesial kok. biasa aja."

" beneran ga spesial."

" iya bener."

" berarti boleh dong aku minta. "

" bolehlah. yuk makan bareng. " kata Risya sambil membuka coklatnya dan makan bareng Arul.

kejadian itu bikin mas Bagus jadi sebel banget. apalagi Arul sengaja melambaikan coklatnya ke mas Bagus yang sedang memperhatikan Risya makan coklat bareng Arul.

Sialan..malah dimakan bareng sama Arul. gerutu mas Bagus sambil mengepalkan tinjunya ke atas meja.

Arul dan Risya asyik menikmati coklat pemberian mas Bagus. sambil merapikan meja kerjanya.

" kak gelang kamu bagus deh. " kata Risya melihat gelang tasbih berwarna coklat yang di pakai Arul.

" oh..ini. kamu suka?"

Risya mengangguk. Arul melepas gelang di tangannya dan memakaikan ke Risya.

" bagus Ris ditangan kamu."

" iya kak bagus. pas banget ditanganku. emang ukuran tangan kita sama ka?"

" tanganmu tuh yang kegedean. ledek Arul. tuh liat jari kamu aja jempol semua. hahahahhaa.."

"aaaw...sakiiit" gerutu Arul yang dicubit pinggangnya oleh Risya

"biarin..syukurin. sapa suruh ngledekin aku."

tapi Arul tersenyum dan mengajak rambut Risya.

" ihh...berantakan nih "

" biarin sapa suruh nyubit. weee." kata Arul sambil berlari meninggalkan Risya karena mendengar bel pulang di departemennya sebenernya sih buat menghindari pukulan atau cubitan Risya lagi. "Selamat ulang tahun Ris" batin Arul. Arul tiba-tiba ga bisa mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung ke Risya.

***********

Pulang dari kerja hari ini, hari sudah mau maghrib Risya berjalan memasuki gerbang Mess. sampe di Pintu Gerbang Blok A tiba-tiba. ada yang membekap mulut Risya dan menutup mata Risya dari belakang dan tangannya juga diikat ke belakang oleh seseorang dan dimasukan ke dalam kamar yang gelap. Risya meronta-ronta. Dari kejauhan Arul melihat kejadian itu dan berlari berusaha menyelamatkan Risya. walaupun jaraknya begitu jauh.

Di kamar itu Risya begitu ketakutan. badanya berkeringat. pikirannya sudah tidak karuan. tapi dalam hati Dia berdoa meminta perlindungan pada Allah agar dirinya selamat dan tidak terjadi apa-apa. apalagi ini Jakarta. yang terkenal dengan kekejamannya lebih kejam dari Ibu tiri. dan diberita juga sering diberitakan tentang banyaknya pemerkosaan dan pembunuhan di kota itu. terang aja itu membuat badan Risya merinding ketakutan. tapi ga lama tiba-tiba ada yang melepaskan ikatan tangan,mulut dan matanya. seketika ruangan menjadi terang dan dihiasi balon-balon dan ada musik yang mengalun serta tepuk tangan yang ramai dari sekeliling nya.

"Selamat Ulang Tahun kami ucapkan..

"Selamat panjang umur kita kan doakan..

"Selamat sejahtera sehat sentosa..

"Selamat Ulang Tahun dan Bahagia.."

"Horeeeeeeee."

Risya kaget bukan main karena ternyata sahabat-sahabatnya Somad, Widi,Teguh,Lili dan beberapa temannya yang lain Nila, Paul,Sigit, Ester,Nancy dan yang lainnya sudah membuat pesta kecil di kamar Lili CS. kamar itu dihiasi dengan balon dan pernak-pernik ulang Tahun ada minuman dan makanan serta kue ulang tahun juga. Risya yang masih sedikit linglung dengan kejutan itu. merasa bahagia banget dengan kejutan yang di buat oleh sahabat-sahabatnya itu. bagaimana mereka tau kalo hari ini ulang tahunnya? pikirnya. tapi sesaat kemudian keriuhan teman-temannya menjadi bertambah dengan bernyanyi bersama.

"Tiup lilinnya...tiup lilinnya...tiup lilinnya sekarang juga..sekarang juga...sekarang juga."

"ayoo. tiup lilinnya Ris.jangan lupa make a wish dulu. " kata Ester.

Risya kemudian memejamkan kedua matanya dan memanjatkan doa " Ya Allah terima kasih atas kesehatan dan Usia yang Engkau panjangkan pada hamba. Berilah hamba kesehatan, kesuksesan dan pasangan hidup.Aamiin" doa Risya dalam hati. dan bersiap untuk meniup lilinnya. tiba-tiba...

"grubyak..." pintu di tendang dari luar hingga terbuka. dan muncul Arul dengan kecemasan di mukanya dan nafas yang terengah-engah karena berlari secepatnya. wajahnya menampakkan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. takut jika terjadi sesuatu pada Risya. Dia tidak pernah merasakan setakut ini sebelumnya. ketakutan yang membuatnya berlari seperti orang gila. bagaimana tidak. Arul saat itu berada di Lantai 4 di tempat Belinda Di Blok C. Dia melihat Risya yang berjalan lelah memasuki pintu gerbang Mess. dan tiba-tiba saja di sergap dan di culik. sehingga dia tanpa berpikir langsung saja turun dari lantai 4 dengan cepat dan berlari secepatnya ke Blok A.mencari kamar demi kamar. dan hanya kamar itu yang terkunci. dan yang terdengar hanya tawa-tawa laki-laki karena saat Arul tiba di pintu pas musik sudah dimatikan karena Risya sedang Make a wish. tentu saja itu membuat Arul begitu cemas dan ketakutan dan sekuat tenga menendang pintu itu hingga terbuka. dan berteriak..."Risyaa...."

semua mata yang tadinya mengarah ke Risya langsung melihat ke Arul dengan tatapan tidak senang karena mengganggu mereka. Arul yang masih dengan nafas terengah-engah dan kecemasan yang luar biasa begitu terkejut begitu melihat pernak-pernik ulang tahun dan roti ulang tahun serta Risya yang siap untuk meniup lilin namun terganggu karena keributan yang di timbulkannya barusan.

Muka Arul langsung memerah seketika melihat ekspresi semua orang yang begitu mengintimidasi dia...

"eh...maaf..maaf aku salah kamar.. Arul jadi salah tingkah dan cengengesan sendiri sambil menggaruk kepala yang tidak gatal dan bermaksud pergi secepat mungkin karena malu.

" tunggu kak, mau kemana?" cegah Risya

" maaf aku mengganggu acaramu."

" enggak kok. lebih rame kan lebih seru kak. udah disini aja." kata Risya sambil menarik tangan Arul. dan melanjutkan acara tiup lilinnya. walaupun teman-temannya kurang senang dengan kehadiran Arul, apa boleh buat mereka ga bisa menolak keinginan Risya. kan Risya yang ulang tahun. dan mereka melanjutkan acara tiup lilinnya. setelah lilin di tiup tinggal potong kue.

" potong kuenya...potong kuenya...potong kuenya sekarang juga...sekarang juga....sekrang juga."

Risya kemudian memotong kue.

" kue pertama buat siapa ris?" teriak ester.

Risya melirik Arul yang ada disampingnya. Arul juga melihat padanya. tiba-tiba dadanya terasa sesak. dan jantungnya begitu cepat berdegup. kencang sekali...Arul berharap Dia yang akan menerima kue pertama dari Risya yang artinya bahwa Dialah orang spesial dihati Risya. dan baberapa sahabat prianya yang sudah susah payah mengatur acara tersebut sepertinya punya keinginan yang sama dengan Arul. harap...harap cemas. Risya sebenarnya ingin memberikan Roti itu pada Arul. tapi dia nggak enak sama temen-temennya yang sudah membuat acara ini yang Risya tau benar bahwa mereka nggak suka sama Arul. dan sebenernya Risya juga ga tau perasaannya yang sebenernya. Akhirnya Risya melewati Arul yang tampak kecewa. dan memberikan roti pertamanya pada Nila sahabatnya. Ya..aku rasa ini keputusan yang bijaksana. lagipula agar tidak menyakiti hati siapa2. yah para sahabat Risya yang berharap2 cemas dari tadi akhirnya harus menerima kalo memang mereka hanya bersahabat tidak lebih. dan mereka semua menghormati keputusan Risya.

" kok ke Nila si ris?" kata ester kecewa.

Ester bukannya tidak mengerti kalo sahabat2 mereka banyak yang berharap lebih pada Risya. hanya saja Risya memang tidak ada perasaan lebih pada mereka kecuali hanya seorang sahabat saja.

" ayok makan bersama rotinya." kata Risya kemudin memotong2 kuenya dan membagikan kuenya satu persatu. yang pertama tentu diberikan pada Arul yang paling dekat disampingnya. Arul kelihatan bahagia karena mendapatkan kue yang ke 2 dari Risya.

dan merekapun makan minum bersama sampi waktu maghrib tiba dan Risya pamit buat kembali ke kamarnya. pesta kecil dan singkat itu sangat membuat Risya bahagia. ternyata Dia mempunyai sahabat-sahabat yang memberikan kebahagiaan kepadanya.