Chereads / Remember Love / Chapter 8 - 7. Teror(2)

Chapter 8 - 7. Teror(2)

Happy reading ^ω^

***

Tiba di rumah Ria di kejutkan dengan adanya kotak coklat polos.

"Hm, ada paket?" alis tebal Ria menyatu. Dengan bingung Ria mengambil paket itu.

"Apa ini punya papa?" tapi sepertinya tidak mungkin paket papa selalu dikirim ke kantor bukan ke rumah.

"Mungkinkah penggemar rahasia gue?" Ria melonjak senang dan langsung berlari ke kamarnya tampa mengucapkan apa-apa pada penghuni rumah.

Setelah sampai di kamar Ria dengan tak sabar membuka kotak paket itu.

PLAK!!

Mata Ria membelalak,Ria tak sengaja menjatuhkannya.

Isi kotak terbuyar semua, mengeluatkan apa saja yang ada di dalamnya. Tikus yang sepertinya telah disiksa. Tubuhnya tak berbentuk lagi, usus tikus itu terbelah mengeluarkan cairan kuning dengan ku busuk, sepertinya makanan yang baru saja ia makan. Semua organ dalam tikus itu di belah dengan rapi. Bahkan kepala tikus itu terpisah dari badannya. Tikus di dalam kotak bukan hanya satu. Bau amis bercampur bau busuk menyeruak masuk ke hidungnya. Perut Ria diaduk, sarapan pagi Ria seakan ingin di keluarkan sekarang juga. Rasa mual menjalar ke seluruh tubuh Ria.

Tak tahan, ia tak tahan dengan ini. Siapa yang melakukan ini? Dia musuh? Lalu siapa? Apa kesalahannya? Kenapa?

'Ria, tenang. Be positife tinkking dia mungkin salah rumah. Dia salah rumah, ini bukan untuk gue. Tenang, tenang Ria' pikir Ria menenangkan kepanikannya.

Dengan air mata yang masih berlinang, Ria membersihkan kekacauan kamarnya dengan diam. Berusaha menahan rasa jijik, dan rasa ingin muntah yang dilandanya.

Tenang dan tenang, Ria tak ingin melibatkan orang rumah. Kalo memang ini benar-benar untuknya, ia akan menyelidiki ini sendiri. Ini masalahnya, bukan masalah mereka.

Kamarnya telah bersih, lalu Ria menghapus air matanya dengan kasar. Mencoba memasang senyuman, agar penampilannya tak menjadi buruk.

Bersiap-siap lalu pergi kesekolahnya seakan kejadian tadi, tak pernah terjadi.

⚠⚠⚠

Someone pov

Aku menyeringai, menunggu reaksi wanita itu. Ya, dan kalian tau. Aku yang mengirim benda 'itu'. Mengapa? Kalian akan tau sendiri seberapa aku benci pada jal*ng itu. Jika kaliannya, aku jamin kalian akan membencinya.

Aku tak sabar, sepertinya akan menarik. Bagaimana muka ketakutan dia, marahnya, menangis. Haha, aku benar-benar puas jika dia menampakkan muka itu pagi ini.Dan ya, aku sedang menunggu putri kecil itu sekarang.

Tampak dari kejauhan mangsa ku sudah datang. Dia perlahan hampir melewatiku.

"Shit"

Aku naik pitam, apa-apan ekspresi itu. Tenang? Kenapa dia tak tenang? Apa aku kurang sadis?

"Ho ... jadi itu maumu manis, baik lah akan aku turuti."

Aku menarik senyum samar, "permainan ini belum berakhir, cantik."

***

Author pov

"Alah, asemlah. Mak gue masa pagi tadi guyurin anaknya sendiri pake air. Untung air biasa, nggak air comberan. Ya kali emak gue guyurin pake air comberan, kegantengan gue entar ilang." cerocos seorang laki-laki bermata hijau itu, dengan nggak jelas bin soap.

"Pagi bener, masih sepi nih sekolah. Ah sendirian dah gu-" omongannya tiba-tiba berhenti, ada sekelebat sosok melewati ujung koridor menuju kelasnya.

Bulu kuduknya meremang, ia mulai memperlambat jalannya. Melangkahkan kasih satu-persatu, takut-takut ia berjalan. Mulai mengikuti 'sosok' itu. Walaupun begitu, takutnya masih mengikutinya. Namun rasa penasarannya lebih dominan dari rasa takutnya.

Sosok itu lalu berjalan masuk kekelasnya. Iya, disana sosok yang tengah merenung. Bagai melimpahkan segala rasa sakit dalam tundukan kepada yang amat-sangat dalam. Membuat hati laki-laki bermata hijau itu ikut teriris.

'Lagi', ia melihat pemandangan ini. Ariana yang rapuh tanpa sandaran. Ria yang selalu menampakkan senyum palsunya kepada semua orang. Yang berpura-pura kuat, ia sangat benci melihat ini. Sangat, entah kenapa dadanya selalu sesak melihat dia begitu.

Ria berjalan menuju ujung kelas, tempat duduknya. Ria meletakkan tasnya, masih dengan kepala tertunduk ia duduk.

Masih dengan keadaan hening laki-laki bermata hijau itu menatap Ria. Saking terlalu sedihnya sampai-sampai Ria tak mengetahuin keberadaannya.

Ia tiba-tiba membungkukkan tubuhnya, entah apa yg di carinya. Tapi karena masih terlalu pagi, ia masih tak bisa melihat laci mejanya. Lalu tak ada pilihan lain Ria mengulurkan tangannya ke laci menjanya. Mulai meraba-raba tanpa arah. Tanganya bergeser kekanan.

"As ... ," Ria dengan cepat menarik tangannya keluar dari laci mejanya. Karena raksinya terlalu cepat, Ria malah terjatuh dari kursinya. Menimbulkan suara yang cukup keras.

"Aw ... sial, ya-" masih keadaan terduduk, ia mengamati darah yang perlahan mengalir dari telapak tangan dan jari-jarinya.

Lama, lalu air yang sedari ia tahan dari pelupuk matanya pun turun. Luruh begitu saja, tak bisa ia bendung. Mengalir terus menimpa luka sayatan kaca, yang bahkan potongan kaca itu masih menempel di tangannya. Menimbulkan rasa pedih yang teramat sangat, bukannya manghentikan air matanya terus mangalir deras menggenangi tangannya yang bertambah pedih. Seakan membiarkan rasa pedihnya berlarut-larut bercampur duka yang amat terlalu.

'Aku bodoh ya?'

Satu kata yang tercetus di pikiran Ria. Ia tak tau lagi mau berbuat apa, hanya meneruskan tangisnya hingga memenuhi isi kelas.

Tangan hangat perlahan melingkari pinggang dan kepalanya, membiarkan kepala Ria terbenam didadanya. Membiarkan seragamnya basah begitu saja. Ria tak melawan, ia menerima perlakuan orang itu. Untuk kali ini, biarkan Ria melimpahkan seluruh emosinya sekarang.

Hal itu terus berlanjut dalam keheningan pagi, mata hijau yang masih memperhatikan punggung rapuh perlahan berkilau, dan berlinang. Ia menutup matanya, diikuti embun yang perlahan membasahi pipinya.

Biarkan begini saja dulu, biarkan emosi mereka larut dalam dinginnya kelas di pagi itu.

***

(TBC)

Maaf ya, aku php ama kalian. Aku tau, kalian. Readersku juga pasti marah, kesel, emosi. Maaf, aku cuma bisa minta maaf dan kembali menabur janji ama kalian. Sebenarnya aku down, tapi berkat masih adanya yang masih baca ceritaku. Aku kembali menemukan semangat.

Aku janji minggu depan aku up.

Terimakasih^^

Kalo suka jangan lupa vote yah^^