Chereads / memory of the past / Chapter 88 - Bab 88

Chapter 88 - Bab 88

Hari berganti hari kehidupan rumah tangga Cisa dàn Nicky semakin harmonis dengan calon putra mereka yanmulai tumbuh dan berkembang di dalam rahim Cisa yang semakin terlihat.

Rencana mereka untuk segera dilaksanakan dan mereka sudah selesai mempersiapkan dengan baik semua hal yang di perlukan.

Rencana mereka akan memakai jet pribadi milik Keluarga Nicky, keluarga Raizel juga memiliki jet pribadi juga namun Ini adalah prmintaan bumil kesayangan mereka bertujuh, Cisa adalah pusat dunia bagi Raizel, Nicky, Dino, Abraham, Sasya, Anggi dan juga Iren.

Mereka semua bahagia jika mereka melihat Cisa bahagia, begitupun sebaliknya Cisa akan bahagia jika orang yang disayanginya bahagia.

Mereka duduk di ruang keluarga di mansion Nicky dan berbicara masalah persiapan berangkat bulan madu.

"Kalian persiapkan keperluan kita kami pasrahkan semua kebutuhan pada para wanita" Nicky mewakili para suami berbicara.

"Baik kami akan bersiap siap, kapan tepatnya kita akan berangkat" Cisa bertanya untuk memastikan saja.

"Nanti malam kita akan berangkat dan aku harap para wanita bunakan hijab untuk mengecoh seseorang yang sedang mengintai mansion kita" Raizel menjawab pertanyaan Cisa.

"Siapa yang berani mengintai Mansion kita? apa mereka ingin berbuat jahat? apa yang mereka inginkan?" Cisa membelalakkan matanya karena terkejut, dan para wanita jadi semaki panik.

"Yang mereka inginkan adalah kamu sayang... sweet heart, mereka ingin memisahkan kita" Nicky menjawab pertanyaan Cisa dengan sedikit kekahwatiran di hatinya.

"Makanya kami ingin membawamu pergi untuk sementara dari sini agar mereka pergi secepatnya" Raizel berkata dengan penuh kasih.

"Kami tidak akan membiarkan orang lain menyakitimu dan mengambilmu dari kami, kamu adalah dunia kami" Abraham menambahkan.

"Tapi kakak jika kita lari dari suatu masalah maka masalah itu tidak terselesaikan, dan itu akan menjadi lebih rumit kenapa kita tidak menghadapi masalah itu? agar saat kita liburan kita bisa tenang" Cisa tidak setuju dengan keputusan mereka.

"Sayang mereka sangat berbahaya mereka sungguh kejam, merekalah yang menyebabkan kematian Mama dan menyebabkan kita berpisah bertahun-tahun lamanya" Raizel memberikan kejelasan akan masalah ini.

"Tetap saja kakak kita harus berani menghadapinya jika tidak maka selamanya hal ini akan menjadi badai yang semakin besar, jika memang harus... kita akan menghentikannya sampai disini agar tidak berlarut-larut"Cisa mengatakan apa yang menurutnya benar.

Mereka merenungkan apa yang di ucapkan Cisa dalam diam, terjadilah keheningan dalam ruangan tersebut.

Cukup lama mereka semua diam dalam keheningan, akhirnya Cisa memutuskan untuk mengundur perjalanan.

"Kita tidak akan pergi sebekum semua ini berakhir, Kakak tong cari siapa mereka yang ingin mengusik kehidupanku yang tenang!!" Cisa meminta Raizel untuk segera menemukan keberadaan mereka.

"Baiklah aku akan segera menemukan keberadaan mereka" Raizel mengangguk menerima permintaan adiknya.

Setelah itu Cisa pergi keatas menuju kamarnya, untuk menenangkan diri dari rasa pusing yang menderanya, dia tidak mau mereka semua kahwatir, Cisa membaringkan tubuhnya diatas ranjang dan mulai menutup matanya untuk menghilangkan rasa pusing tersebut.

"Sebenarnya apa yang dikatakan oleh istriku benar adanya, kita tidak perlu menjadi pengecut, kita harus hadapi semuanya" Nicky mendukung keputusan istrinya.

"Tapi itu tidak mudah Sir Gerald adalah bangsawan yang memiliki keahlian dalam memainkan pedang, bahkan kemungkinan aku belum tentu bisa mengalahkanya walaupun aku juga memiliki keahlian tersebut"Raizel memberi tahu kekuatan lawan yang akan mereka hadapi.

"Aku tahu ini adalah pilihan tersulit kita semua namun apa mau dikata jika bumil sudah memutuskan maka tidak akan ada yang bisa menentang atau merubahnya"Nicky tersenyum kecut harus menghadapi persoalan ini d2ngan hati yang ketir-ketir karena nyawa istri dan juga putranya yang harus dalam bahaya untuk kedua kalinya.

"Kami bersama akan menjaganya jadi jangan kahwatir lagi sebaiknya kita istirahat dulu, Ingatlah bahwa Allah akan senantiasa bersama umatnya yang sabar" Iren memberi keyakinan bahwa Cisa tidak akan seorang diri jika saat badai datang.

"Terima kasih Iren kamu mau menjaga Cisa" Nicky menjadi tenang untuk sementara.

Setelah mengobrol panjang lebar mereka masuk kekamar masing-masing, dengan langkah gontai Nicky menuju kamarnya.

Sementara itu Sir Gerald tidak hentinya mengamuk meluapkan emosinya pada semua barang yang ada di depannya.

"Carolline aku akan segera memilikimu.... hahaha" suara tawanya menggelegar membahana di seluruh ruangan.