.Cisa berbaring dengan gelisah semua yang menjadi pemikirannya membuatnya bingung dan merasa sesak "Ya Allah Engkau Maha diatas segala-galanya Aku serahkan semua PadaMu dengan kuasaMu" Cisa berucap dengan memejamkan matanya.
"Berikan padaku keihklasan hati serta ketabahan dan juga lindungi seluruh orang-orang yang aku sayangi, Amin..." Cisa menutup do'anya.
Tak lama kemudian Nicky membuka handle pintu dan melihat Cisa sedang berbaring, Nicky menghampirinya dan duduk di tepian ranjang dan tangannya menhusap kepala Cisa sambil berkata "Sweet heart... are you angry whit us?".
Mendengar Nicky bertanya Cisa membuka matanya, sambil mengelus perutnya Cisa berkata "Aku tidak marah kepada siapapun semuanyà masih dibawah kendali, aku harap kalian semua tidak menyembunyikan apa pun dariku, jika kita sama-sama menghadapi semua persoalan dan berdiskusi kita bisa menyelesaikannya tanpa ada penyesalan dikemudian hari, Hubby...".
Air matanya mengalir dari kedua ujung matanya, hjngga membuat hati Nicky terasa pedih tangannya terulur untuk mengusap air mata itu.
"Hubby ... berjanjilah kepadaku???!" Cisa menyambung kalimatnya yang terputus tadi.
"Baiklah sayang ...aku berjanji kepadamu" kemudian Nicky mencium kening Cisa dwngan lembut.
"Sebenarnya Kak Rai sudah tahu kalau hal ini akan terjadi karena berita saat pernikahanya di beritakanmelalui berbagai media hingga ke Inggris" Nicky mulai menceritakan semua.
Cisa mengangguk-anggukkan kepala tanda dia sudah mengerti dengan semua penjelasan dari Suaminya.
Cisa mencoba untuk mencari sebuah penyelesaian agar masalah ini tidak berlarut-larut, tak lama dia pun kembali merasakan pusing menyerang kembali hingga membuat aajahnya terlihat pucat.
Melihat itu Nicky menjadi panik " Sayang apa kamu sakit...? yang mana yang sakit kita pergi kedokter saja bagaimana...? wajah kamu pucat sekali?" Nicky resah.
Cisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum"Aku baik-baik saja hubby...kamu tidak usah kahwatir, setelah tidur juga akan kembali seperti semula".
Akhirnya Nicky mènemani Cisa berbaring disebelahnya dan memeluk erat istrinya dengan pelukan yang posesif.
Keduanya memejamkan mata dan mulai terlelap meninggalkan alam nyata menuju alam mimpi.
Sedang yang lain juga hanya bisa menunggu sampai Cisa memutuskan apa yang terbaik.
Di lain tempat Sir Gerald adalah sosok lali-laki yang memiliki temperamen yang kasar dan kejam bahka para pengawal yang tidak patyh padanya akanlangsung dibunuh olehnya tanpa ampun.
"Aku ingin kalian segera menculik Carolline dan bawa segera kemari " Sir Gerald memberi perintah.
"Tapi tuan kami masih belum melihat celah karena penjagaannya yang ketat dan juga menyeluruh di setiap sudut" lapor salah satu pengawalnya.
"Kalian itu apa nggak bisa cari cara untuk membuat para pengawal itu tidak bisa bergerak" Sir Gerald marah.
"Kami akan segera cari cara kalau begitu" Jawab pengawal itu.
"Apa emang caranya dan sampai berapa lama? hah"Sir gerald geram.
"Belum tahu tuan"kembali dijawab.
"Terlalu lama menunggu kamu berfikir, kirimkan seorang pelayan untuk memberi mereka semua obat tidur pada makanannya"perintah Sir Gerald.
Pengawal itu terkejut dengan ide yang di berikan Tuannya sungguh tepat sasaran.
"Baik Tuan akan saya kerjakan sekarang" sambil membungkuk hormat kemudian pergi dari ruangan itu.
Sir Gerald termenung dan melamunkan apa yang akan dia lakukan kepada Cisa saat wanita yang dia inginkan ada ditempatnya.
Dia mulai dengan senyum jahatnya yang sangat mengerikan untuk dilihat, sesungguhnya dia juga memiliki paras yang lumayan tampan jika dilihat di usianya yang melebihi dari setengah abat.
Dia sudah pantas di panggil kakek-kakek tapi obsesinya itu tidak dapat ditolong lagi, selama dia tidak menyakiti Cisa dia masih bisa di selamatkan, tapi bila Cisa terluka dan juga tertekan maka semua orang yang terlibat akan di hancurkan segera.
Siang itu pengawal yang di perintahkan berhasil menyusupkan seorang pelayan wanita di antara para pelayan untuk memberikan obat tidur disetiap masakan yang akan di hidangkan untuk makan malam baik untuk lara penjaga maupun untuk Tuan dan Nyonya rumah, setelah itu dia disuruh pergi setelah menghidangkan semua agar tidak terjadi keributan.
Para pembantu segeea memasak banyak makanan untuk makan malam bagi seluruh penghuni mansion ini.