Semua kerumitan yang dihadapi Cisa akhirnya dapat diselesaikan, tiga hari lagi pernikahan Raizel dan Sasya juga Dino dan Anggi, pernikahan mereka di jadikan satu karena biar sekalian ribetnya dan gak capek berkali kali, karena juga menunggu pernikahan Daniel dan Sitha pada bulan juni esok hari.
Cisa meregangkan ototnya setelah itu bersandar pada sandaran kursi, setelah beberapa saat dia memejamkan matanya, dia beranjak dari kursi dan melangkah menuju ruang suaminya berada.
Tanpa mengetuk dia membuka pintu itu dan melangkah dengan pasti kearah suaminya, kemudian tanpa ragu dia duduk di pangkuan Nicky sambil mengalungkan lengannya.
"Hubby...aku lelah sekali hari ini, kamu tahu tadi dr Abraham kemari untuk menemuiku" dengan matanya yang sayu Cisa memberitahukan tanpa menyembuyikan apapun pada suaminya.
"Oh ya... ada perlu apa dia datang menemuimu?" dengan wajah yang sedikit marah karena ada pria lajn yang menemui istrinya, dia merasa cemburu.
"Sebenarnya sih untukku itu bukan hal yang penting tapi aku akan ceritakan semua padamu hubby" akhirnya Cisa bercerita dengan sangat gamblang tanpa mengurangi dan menambah apapun pada perkatannya walau sedikit.
Mendengar cerita dari istrinya Nicky mencoba mencerna dan berfikir dengan kepala dingin, ternyata istrinya itu bisa juga menjadi mak comblang buktinya sudah ada dua pasangan yang sudah berhasil bersatu dan menikah kita lihat saja apa Abraham bisa bersanding dengan Iren.
Setelah berfikir Nicky memeluk istrinya dengan mesra dan membenamkan kepalanya di dada bidangnya.
" Sayang kamu itu adalah orang yang penuh dengan kasih sayang dan cinta, lihatlah orang orang yang ada disekitarmu hidup dengan bahagia" ucap Nicky sambil mencium puncak kepalanya.
Nicky tidak mendengar suara Cisa lagi sepertinya dia sudah tertidur dalam pelikannya, Nicky beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar yang tersedia dikantornya yang memang untuk beristirahat kala dia sedang lelah.
Dengan pelan Nicky membaringkan Cisa di atas ranjang yang tersedia disana, kemudian dia menyelimutinya dengan hatihati hingga dada Cisa.
Sentuhan terakhirnya sebelum dia kembali bekerja Nicky mengecup lembut bibir dan kening istrinya.
Nicky kembali kemeja kerjanya dengan tersenyum dengan pemikiran istrinya yang sengaja menjodohkan orang yang patah hati .
Nicky bergelut kembali dengan berkas berkas yang membuat dia sibuk hingga jam menunjukan pukul π sore, Nicky berdiri dari kursinya dan melangkah menuju ruangan dimana istrinya masih terlelap, diapun membaringkan tubuhnya disamping Cisa dan memeluknya dengan erat.
Dilain tempat Abraham melajukan mobilnya menuju kediaman orang tuanya dan dia berencana untuk mengatakan bahwa dia sudah mempunyai calon istri, agar sang ibu berhenti menjodohkan dia dengan anak dari teman temannya di perkumpulan arisannya.
Setelah dia mengatakan semua sepettinya hatinya langsung terasa lega sudah tidak ada yang menggamjal hatinya lagi.
kurang lebih satujam perjalanan dia dari rumah Iren menuju rumah orang tuanya akhirnya mobilnya sudah sampai di pelataran rumah orang tuanya.
Abraham turundan menuju pintu dan menekan bel rumah tersebut "Ting tong, ting tong....".
Dari dalam pintu terbuka dan sang mama bahagia melihat Abraham putra semata wayangnya "Putraku tersayang ...? kamu sudah pulang sayang kenapa nggak kasih kabar mama kalau pulang kan bisa mama masakin makanan kesukaan kamu"
"Hari ini ma...?! Abraham sengaja untuk ambil cuti karena sudah ada Dr. Robert datang dari Inggris disana, dan juga Abraham sekalian juga memberitahu Mama bahwa Abraham sudah memiliki calon istri, jadi mama tidak usah mencarikan lagi" ucap Abraham panjang lebar.
"Benarkah itu sayang ... kenapa kamu nggak ngenalin ke Mama, besok joba kamu ajak dia kemari ya?" pinta Mama Abraham dengan antusiasnya karena akan segera memiliki menantu.
"Baiklah besok Abraham akan ajak dia kemari agar Mama bisa mengenalnya
dengan baik" Abraham menyetujui permintaan sang Mamanya.
"Aaaahhh benar kamu sudah janji loh sama Mama, jadi jangan ingkar" Mamanya memperingatkan dan juga senang hatinya jarang jarang putranya itu mau membawa teman gadisnya sampai sampai dia kadang berfikir bahwa putranya itu memiliki kelainan.
"Udah Ma Abraham mandi dulu agar capeknya hilang " Abraham menuju kamarnya dan masuk kedalam kamar mandi.