"Gaes jam kosong!! Guru - guru rapat, katanya sih besok kita kemah!!" Semua anak satu kelas bersorak gembira, tidak ada hal yang membahagiakan di sekolah kecuali jam kosong. Itu surga dunia namanya.
"Keluar yuk," ajak Kelli kepada teman sebangkunya. Riska mengerutkan keningnya.
"Kemana?" tanya Riska.
"Ke kantin," balas Kelli, Riska menggeleng.
"Nggak usah takut Ris, semua guru lagi rapat. Lagian banyak kok yang keluar kelas, ayo keluar. Sekali - kali nakal boleh lah, biar lo tau nikmatnya melanggar peraturan sekolah." Riska mengernyit, apa enaknya melanggar peraturan sekolah. Ia menatap Kelli tidak yakin, perempuan di depannya menatap dirinya dengan puppy eyes. Riska menghembuskan napas, ia pun berdiri menerima uluran tangan Kelli. Perempuan di depannya tersenyum lebar.
Keduanya berjalan menuju kantin, koridor lumayan ramai. Beberapa anak - anak nongkrong di depan kelas, ada juga yang berada di lapangan basket. Kelli menoleh, ia mendapati Riska yang menunduk.
"Ris, jangan nunduk kalau jalan. Lo keliatan nggak percaya diri kalau kayak gitu. Coba deh lo kalau jalan hadap depan, tatapan lo lurus." Riska mengangkat wajahnya, ia mulai menghadap depan dengan tatapan lurus.
"Good girl," puji Kelli, disambut senyuman tipis oleh Riska.
Kantin lumayan ramai, Kelli dan Riska memesan siomay. Antrean di stand siomay cukup sepi, oleh karena itu mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mengantre. Kelli menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, ia melihat Rian duduk sendirian di meja yang tidak jauh darinya. Kelli meminta Riska untuk mengikutinya, ia ingin menghampiri laki - laki itu.
"Hey," sapa Kelli. Rian menatap perempuan di depannya, laki - laki itu beranjak dari kursi.
"Kenapa lo ngejauhin gue?" tanya Kelli, laki - laki itu kembali menatap perempuan di depannya.
"Gue nggak jauhin lo," jawab Rian dengan raut datar.
"Tapi lo kemarin nggak balas pesan gue, sekarang gue nyamperin lo. Tapi lo malah mau pergi," terang Kelli, Rian mengusap wajahnya kasar.
"Kell, lo itu perempuan dengan tingkat kepekaan yang rendah." Setelah mengatakan hal itu, Rian pergi meninggalkan Kelli. Saat Kelli ingin bertanya apa maksud laki - laki itu, poselnya bergetar.
drrt... drrtt...
Tengil : Beliin gue nasi goreng tiga porsi di bungus terus lo antar ke rooftop.
'Shit.' Kelli benci Reyhan.
Disaat penting seperti ini, Reyhan menyuruhnya. Ia gagal berbaikan dengan Rian.
"Kenapa Kell?" tanya Riska, ia menatap teman barunya aneh.
"Nggak papa, ayo ikut gue beli nasi goreng terus ke rooftop. Nanti siomaynya sekalian dimakan disana aja," ajak Kelli, Riska hanya mengangguk.
***
"Nih," ucap Kelli seraya memberikan kantong plastik berisi tiga bungkus nasi goreng.
"Makasih sayang," kata Reyhan dengan cengiran lebar, Kelli tersenyum tipis. Kalau saja Riska tidak ada disini, pasti sepatunya sudah mendarat tepat di wajah laki - laki itu.
"Itu siapa Kell?" tanya Vion, Reyhan dan Bian langsung melihat perempuan yang di tunjuk oleh Vion.
"Oh ini teman baru, namanya Riska."
"Kenalin gue Vion, ini yang kerjaannya makan mulu namanya Bian, terus yang disana Reyhan pacarnya si Kelli," ucap Vion memperkenalkan. Riska mengangguk dengan malu - malu, ia sangat tahu siapa mereka,
"Lo bawa apaan Kell?" tanya Bian ketika melihat kantong plastik di tangan kiri Kelli.
"Ini siomay gue, tadi niatnya gue sama Riska makan di kantin. Eh malah curut nyuruh gue beliin nasgor terus di suruh antar kesini, " ucap Kelli kesal, ketiga laki - laki itu membulatkan mata. Ketika menyadari jika dirinya keceplosan, Kelli merutuki kebodohannya.
"Itu panggilan sayang gue buat Reyhan Ris, keren nggak?" tanya Kelli dengan senyum yang dipaksakan.
"Lucu aja," balas Riska seraya tersenyum tipis. Baru kali ini Riska mendengar perempuan yang memanggil pacarnya dengan sebutan 'curut'.
Beberapa menit kemudian hening, mereka sibuk menikmati makanan masing - masing. Kelli teringat tentang ucapan Rian di kantin, maksud dari tidak peka tadi apa. Jika saja si kampret Reyhan tidak menyuruhnya pasti masalahnya dengan Rian selesai. Kelli bisa melihat dengan jelas jika Rian kesal dengannya dan menjauhinya, tapi Kelli tidak merasa jika dirinya memiliki salah dengan laki - laki itu. Tanpa sadar Kelli mengacak rambutnya kesal.
"Lo nggak papa kan Kell?" tanya Riska, Kelli hanya menanggapi dengan gelengan. Reyhan yang melihat itu, ia menyipitkan matanya.
"Rey." Reyhan menatap Kelli seraya menaikkan alisnya.
"Nanti gue nggak bisa pulang sama lo," ucap Kelli, Reyhan mengerutkan keningnya.
"Gue ada urusan." Reyhan tersenyum sinis.
"Sama Rian?" tanya Reyhan dengan wajah sinis dan tatapan yang menajam. Mau tidak mau Kelli mengangguk, laki - laki di depannya hanya ber-oh ria.
"Ayo balik ke kelas," ajak Kelli kepada Riska. Melihat wajah Reyhan yang bisa di bilang suram itu, ia lebih baik segera pergi daripada laki - laki itu berubah pikiran. Riska pun mengangguk. Setelah keduanya berpamitan kepada ketiga laki - laki itu, keduanya langsung turun ke bawah.
Sepeninggal Kelli dan Riska, Reyhan mengambil rokok di saku celananya. Ia melihat rokok di tangannya. Kira - kira sudah nyaris satu bulan ia tidak merokok, semenjak kepergok Kelli ia merokok di rooftop.
"Lo cemburu?" tanya Vion, Reyhan hanya melirik sahabatnya tanpa berminat menjawab pertanyaan Vion. Kenapa dirinya cemburu, ia hanya tidak suka dengan Rian.
"Nggak usah gengsi," celetuk Bian.
Reyhan menghisap rokok di tangan kanannya, "Kalian bosan hidup ya?" Vion dan Bian langsung mengatupkan bibirnya.
***
Hari ini pulang sekolah lebih awal, karena untuk menyiapkan perlengkapan kemah untuk besok. Kemah di adakan mendadak, guru - guru tidak ingin jarak antara kemah dan ujian tengah semester dekat.
"Besok berkumpul di sekolah jam delapan pagi, harus on time gaes," jelas Satya di depan kelas.
"Ada yang di tanyakan?" lanjut Satya.
"Nggak ada sat, udah mending pulang sekarang," ucap Kelli tidak sabaran.
"Iya sabar beb yawla," ucap Satya dengan cengirannya.
"WOOOO!!" Semua menyoraki Satya heboh.
"Di amuk sama Reyhan, kelar hidup lo!!"
Setelah mengemasi barang, semuanya bergegas pulang. Kelli melambaikan tangan kepada Riska, ia sudah membuat janji dengan Rian. Keduanya akan bertemu di belakang sekolah.
Sesampai di belakang sekolah, ia melihat Rian yang bersender di pohon cherry dengan ponsel ditangannya. Kelli menghampiri Rian, ia menunduk dalam.
"Eum... daritadi?" sapa Kelli untuk basa - basi busuk. Rian mematikan ponselnya, tatapannya beralih menatap perempuan di hadapannya.
"Lumayan," jawab Rian.
"Jadi lo bisa jelasin maksud dari perkataan lo tadi pas di kantin?" tanya Kelli langsung. Rian tersenyum tipis, ia enggan menjawab pertanyaan perempuan di depannya. Rian menatap Kelli dalam diam, perempuan itu menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Jawab pertanyaan gue," desak Kelli.
"Gue...."