Chereads / Bad Girl VS Bad Boy / Chapter 37 - Chapter 37

Chapter 37 - Chapter 37

Hari mulai gelap, selesai ishoma semua mulai berkumpul membentuk lingkaran. Acara api unggun itu di buka dengan meriah. Kelli berada di sebelah Reyhan, seharusnya laki - laki itu berkumpul dengan anak satu kelasnya. Sedangkan Riska, perempuan itu duduk tidak jauh darinya bersama Vion. Yang membuatnya terkejut justru Bian dan Nita duduk bersebelahan.

"Habis ini ada lomba per kelas, lo nggak pengin balik ke kelas? " tanya Kelli, Reyhan menatap Pak Ron yang mulai menjelaskan tentang lomba antar kelas. Drama pendek, menyanyi, dan lain sebagainya. Ia tidak mengindahkan pertanyaan dari perempuan di sampingnya.

"Rey.... " Kelli menepuk lengannya. Reyhan yang risih, ia menoleh ke samping kirinya.

"Gue nggak akan pergi, lagian gue nggak ikut drama pendek di kelas gue kok," balas Reyhan.

"Ya minimal lo support mereka lah disana," ujar Kelli.

"Males, lo kenapa sih pengin gue pergi dari sini?" tanya Reyhan, Kelli menggeleng cepat.

"Bukan gitu, gue sama teman satu kelas mau diskusi tentang apa yang harus ditampilin di depan. Masa anak kelas lain disini, " papar Kelli.

Reyhan menepuk bahu Satya yang duduk di depan keduanya. "Lo nggak keberatan kan gue duduk disini?" Satya hanya menggeleng.

Jelas sekali jika Satya keberatan, tapi laki - laki memilih membiarkan Reyhan. Kelli heran, memangnya siapa Reyhan. Kenapa seolah - olah semua pada takut dengan laki - laki seperti Reyhan.

"Nah dengarkan, dia nggak keberatan. Atau jangan - jangan lo mau duduk berdua sama Rian?" bisik Reyhan seraya menyipitkan matanya.

"Lo kenapa sih dari kemarin sinis banget sama Rian, keukeuh pengin gantiin dia buat jadi tutor gue. Sekarang lo nuduh gue, lo kayak berusaha ngejauhin gue sama si Rian. Lo cemburu?" bisik Kelli, Reyhan melebarkan matanya. Kelli menatap laki - laki di depannya menyelidik.

"Enak aja cemburu, ngapain juga gue cemburu sama cewek barbar kayak lo. Gue cuma nggak mau sandiwara kita ketahuan. Dengan lo dekat sama Rian, rencana kita bakalan berantakan." Kelli merasa sedikit kecewa mendengar bisikan Reyhan. Kelli menggeleng menepis perasaan yang tiba - tiba muncul, ia tidak mungkin jatuh secepat ini.

"Oh," balas Kelli singkat, Reyhan mengindikkan bahunya.

Setelah percakapan itu, keduanya diam dengan pikiran masing - masing. Kelli sesekali melirik Reyhan yang sedang fokus memandang pertunjukkan dari kelas lain. Satya dan anak yang satu kelas dengannya mulai diskusi, beberapa dari mereka setuju untuk bernyanyi.

"Nyanyi aja, lebih enakkan. Lagian si Tommy juga bawa gitar," usul Satya, beberapa anak yang lain setuju. Lagipula waktunya sangat singkat, tidak ada waktu untuk latihan secepat kilat.

"Tapi siapa yang nyanyi? " tanya Mita, semua anak satu kelas mulai berpikir.

"Biar Kelli aja yang nyanyi," celetuk Reyhan asal, beberapa anak mengangguk setuju. Kelli menatap Reyhan dengan tatapan horror, ia tidak mau bernyanyi di depan orang banyak.

"Gue nggak bisa nyanyi," kilah Kelli, beberapa dari teman satu kelasnya tidak percaya dengan ucapannya.

"Jangan bohong Kell, masa lo nggak mau sih berjuang demi kelas." Kelli mengerucutkan bibirnya kesal. Bagus, anak satu kelasnya mulai memojokkan dirinya. Ini semua karena si kampret Reyhan. Ia melirik laki - laki itu, Reyhan justru tersenyum geli.

"Hufft... Ya udah iya," balas Kelli mau tidak mau.

"Kelas 10 IPS 1, beri tepuk tangan yang meriah." Kelli tersentak mendengar ucapan pembawa acara itu. Tommy dan dirinya berdiri di tengah lingkaran, tidak jauh dan tidak terlalu dekat dengan api unggun.

"Your hand fits in mine like it's made just for me, but bear this mind it was meant to be...." Kelli tersenyum tipis.

"And I'm joining up the dots with the freckles on your cheeks, and it all makes sense to me...." Kelli menyapukan pandangannya, hingga tatapannya terkunci dengan mata tajam milik Reyhan. Entah kenapa mata Reyhan menyedot perhatiannya, ia tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari laki - laki itu.

Seakan waktu berhenti, hanya ada dirinya dan Reyhan. Senyum tipis terukir di bibir laki - laki itu, lesung pipinya terlihat. Hingga suara tepuk tangan membuat Kelli tersadar dan langsung memutus eye contact-nya dengan laki - laki itu.

"Lo keren Kell," puji Rian, Kelli tersenyum lebar.

"Hahaha kan lo yang ngajarin gue," balas Kelli, ia pun berlalu menghampiri teman satu kelasnya. Kelli pun kembali duduk di tempatnya semula, Satya tidak berhenti memujinya.

"Gila, lo keren banget Kell. Kalau kelas kita menang, lo gue traktir seminggu di kantin," ucap Satya dengan senyuman bangga.

"Beneran ya? Gue tunggu, awas kalau lo bohong," balas Kelli dengan seringaiannya.

Acara api unggun di tutup dengan bernyanyi bersama, setelah itu kembali ke tenda masing - masing. Sebelum pergi ke tenda, Reyhan mencekal tangan Kelli. Perempuan itu mengagkat sebelah alisnya.

"Besok jam lima ikut gue." Kelli mengernyit, laki - laki itu ingin membawanya kemana.

"Lo mau bawa gue kemana?" tanya Kelli bingung, Reyhan menyeringai.

"Liat besok, okay sweet dream" Reyhan mengusap puncak kepala Kelli. Sedangkan perempuan itu menepis tangan Reyhan, dengan keadaan gelap seperti ini ia bisa melihat jika perempuan di depannya merona. Reyhan tersenyum geli melihat Kelli yang berjalan menjauhinya, ia menggeleng dan berjalan menuju tendanya.

"Besok bantuin gue," ucap Reyhan begitu sampai di depan tendanya, Bian dan Vion mengerutkan kening.

"Besok gue mau ajak Kelli ke suatu tempat pagi - pagi. Jadi kalau misal gue telat kumpul atau guru cari gue, tolong cariin alasan buat gue sama Kelli," Bian dan Vion mendengus, namun mereka tetap mengangguk.

"Eh iya, lo kok kayaknya dekat banget sama Nita? Bukannya lo bilang sama kita kalau lo nggak suka sama tuh cewek," tanya Vion penasaran.

"Gue cuma ngawasin dia kok," balas Bian, Vion dan Reyhan ber-oh ria. Ketika Vion ingin bertanya lebih lanjut, Bian langsung masuk ke dalam tenda. Ia mengabaikan panggilan Vion dan Reyhan, dirinya tidak ingin di introgasi lebih lanjut dengan sahabatnya.