Sore ini Kelli sudah duduk di ruang tamu dengan buku matematika dan beberapa camilan, ia menunggu Rian. Ia sudah mengirim pesan kepada laki - laki itu, tapi belum ada balasan sama sekali. Kelli sesekali mengecek ponselnya.
Suara mobil mengejutkannya, ia segera membuka pintunya. Seseorang keluar dari mobil, ketika melihat siapa yang keluar dari mobil hitam itu Kelli mendengus. Ia Reyhan, laki - laki tengil yang tidak Kelli harapkan kehadirannya.
"Hey pacar baru," sapa Reyhan mencoba menggoda perempuan di sampingnya.
"Ngapain kesini?" tanya Kelli kesal, laki - laki itu menunjukkan cengirannya.
"Ayo keluar," ajak Reyhan.
"Gue mau belajar matematika bareng sama Rian," jelas Kelli.
"Gue laper," ucap Reyhan dengan wajah memelas. Kelli memutar bola matanya jengah.
"Lo kan bisa minta pembantu lo di rumah buat masakin lo," ujar Kelli seraya bersedekap.
"Gue maunya dimasakin sama pembantu sekaligus pacar gue." Reyhan menyeringai. Tanpa diminta masuk, ia langsung menyerobot masuk ke dalam rumah. Kelli menggeram melihat tingkah laki - laki itu yang selalu seenaknya sendiri. Padahal ini di rumahnya, tapi Reyhan dengan tidak tahu sopannya masuk tanpa permisi.
"Masakin gue dong," perintah Reyhan, Kelli menggigit bibirnya.
"Jangan bilang lo nggak bisa masak?" tanya Reyhan, Kelli meringis. Laki - laki itu berdecak, ia heran dengan perempuan di depannya. Tidak ada yang bisa perempuan itu lakukan, Kelli hanya bisa bela diri. Hanya itu.
"Dimana dapur lo?" tanya Reyhan, Kelli meminta laki - laki itu untuk mengikutinya. Begitu sampai di dapur, Reyhan berdecak kagum dengan desain dapur milik Kelli.
Dapur Kelli keseluruhan berwarna hijau dan cokelat kayu, hal itu menunjukkan kesan hangat dan natural. Apalagi jendela lebar yang menghadap tepat ke taman belakang, sehingga terlihat sejuk dan segar. Begitu melihat lemari es, Reyhan langsung membukannya. Ia menemukan ayam di sana, Reyhan tahu apa yang akan ia masak setelah ini. Ia juga sudah cek semua bahan, dan semuanya lengkap. Ia mulai menggulung lengan kemejannya.
"Tolong kupas bawang putih sama bawang bombainya," pinta Reyhan. Kelli mengangguk, ia mulai mengupas bawang. Ia tidak berhenti melirik laki - laki di sampingnya yang sedang membersihkan ayam dengan telaten.
Beberapa menit kemudian, Kelli selesai dengan bawangnya. Bawang putih dan bawang bombai sudah selesai ia cincang, ayam juga sudah selesai di bersihkan. Reyhan mulai memanaskan minyak goreng, dirasa sudah panas laki - laki itu memasukkan bawang.
"Ini tadi udah lo cuci kan bawangnya?" tanya Reyhan, Kelli menggeleng.
"Hah? Lo kok jorok banget sih Kell, kan harus di cuci dulu." Kelli mendengus mendengar omelan Reyhan. Ini bukan salah Kelli, tapi ini salah laki - laki itu karena tidak bilang dari awal.
"Lah lo tadi kan bilangnya cuma ngupas sama cincang," balas Kelli sedikit kesal.
"Ini itu masalah kebersihan dalam memasak, harusnya lo tau tanpa gue ajari dan suruh." Reyhan mematikan kompornya. Ia mulai mengambil bawang dan mengupasnya kembali, Kelli melotot.
"Eh terus yang udah di masukin mau di buang? Kan jadi boros," ucap Kelli, di sambut lirikan tajam Reyhan.
"Salah sendiri jorok," cemooh Reyhan, Kelli mendengus.
Setelah satu jam berlalu, masakan tumis ayam mereka sudah jadi. Lebih tepatnya, masakan Reyhan. Karena setelah perdebatan kecil mereka, Reyhan mengusir Kelli. Ia meminta perempuan itu menunggu di ruang makan.
Kelli kesal, seolah - olah Reyhan meremehkannya. Tapi mau tidak mau Kelli mengikuti perintah Reyhan, karena ia sekarang juga sedang lapar. Pulang sekolah, hingga sore menjelang maghrib dirinya belum makan sama sekali.
Laki - laki itu tersenyum melihat makanan yang ia buat, dan tidak berhenti membanggakan dirinya. Sedangkan Kelli memutar bola matanya jengah.
"Siapin piring, nasi sama sendoknya," perintah Reyhan setelah meletakkan semangkuk tumis ayam di meja makan. Kelli dengan cepat mengangguk, ia langsung mengambil piring, sendok dan nasi.
Keduanya makan dalam diam, Kelli tidak henti - hentinya memuji masakan Reyhan di dalam hati. Ia tidak mau memuji secara langsung, Kelli tidak ingin membuat Reyhan besar kepala.
"Gimana masakan gue? Enak kan?" tanya Reyhan dengan percaya diri. Kelli hanya mengendikkan bahunya. Setelah keduanya selesai makan, Reyhan mengajak perempuan itu untuk menonton film di ruang tengah.
"Lo kenapa nggak pulang aja sih," usir Kelli,
"Lo habis gue masakin harusnya bilang makasih, bukannya ngusir gue." Reyhan merebahkan dirinya di sofa ruang tengah.
"Lo punya film apa Kell? Ayo nonton," ajak Reyhan, Kelli menyeringai.
"Yakin mau nonton di rumah gue?" tanya Kelli, laki - laki itu mengangguk. Kelli berjalan ke arah rak di samping televisi, ia mengambil kotak berwarna hitam. Kelli meyerahkan kotak itu ke Reyhan, laki - laki itu menerimanya. Ia mulai melihat koleksi DVD Kelli di kotak hitam itu. Wajah Reyhan sedikit memucat, Kelli terkikik melihat ekspresi Reyhan yang ketakutan.
"Kok cuma horror doang sih." Kelli yang mendengar gerutuan Reyhan, perempuan itu tersenyum usil.
"Lah terus lo maunya apa? Drama korea?" tanya Kelli, Reyhan menatap perempuan itu tajam.
"Gue nggak bilang kalau gue mau liat drama korea," ucap Reyhan jengkel.
"Ya udah horror aja," ujar Kelli enteng.
"Oh iya, lo kan takut sama film horror. Buktinya lo takut di rumah hantu waktu itu," kata Kelli dengan senyuman menyebalkan.
"Enak aja, kan gue udah bilang kalau gue nggak takut. Gue cuma kaget, " sangkal Reyhan seraya memalingkan wajahnya
"Ya udah kalau gitu, nonton film horror aja." Reyhan menggerutu.
Selama film berlangsung, tidak ada yang membuka suara. Sesekali Reyhan bersembunyi di balik punggung Kelli ketika hantu-nya muncul, hal itu membuat Kelli tertawa lepas karena wajah takut Reyhan yang sangat lucu.
"Wajah lo, hahahaha." Kelli tidak bisa berhenti tertawa, Reyhan mendengus.
"Lo bisa diam nggak." Kelli tidak memperdulikan apa perintah laki - laki itu, ia masih tertawa kali ini lebih keras.
Langit sudah gelap ditambah hujan yang sangat deras, membuat suasana semakin menakutkan. Tiba - tiba suara bel rumah berbunyi, Kelli dan Reyhan saling pandang. Laki - laki itu menggeleng, ia tidak mau membuka pintunya. Kelli berdiri dari duduknya, laki - laki itu menahan tangan Kelli.
"Jangan tinggalin gue," ucap Reyhan lirih, Kelli mendengus. Keduanya pun berjalan ke arah ruang tamu, sebelum sampai di ruang tamu..
'Lap' Mati lampu.
"Aaa!!!" Bukan, bukan Kelli yang berteriak. Tetapi laki - laki disampingnya yang berteriak nyaring seraya menggenggam erat tangannya.
"shht...." Keduanya berjalan pelan dan hati - hati agar tidak menabrak tembok.
Begitu sampai di depan pintu utama, Kelli tidak yakin akan membuka pintu di depannya. Tapi bunyi bel rumah tidak berhenti, Kelli berdoa di dalam hati sebelum membukanya.
'kriett....' Kelli membuka pintu perlahan.
"Aaaa!!!!" pekik keduanya ketika melihat perempuan berambut panjang dan berbaju putih di depan mereka.