Chereads / Reign of The Knight Emperor / Chapter 5 - Alasan 《II》

Chapter 5 - Alasan 《II》

Dukk Dukk!!

Bunyi sepatu besi khas kesatria bergema di sepanjang jalan karena berbenturan dengan tanah yang keras.

"Wahh, hey Utaru lihat kesatria berbaju keren itu! Dia orang yang selalu membuatku kesal!!"

"Sudahlah jangan membuat kekacauan, aku ingin hidupku tenang hari ini!"

Axcel menunjuk kapten Velgar dan mengadu bahwa Velgar adalah orang yang selalu membuat dirinya jengkel. Seperti biasanya Utaru menyuruh Axcel agar tidak membuat kekacauan di pasar tersebut.

Namun sepertinya hal itu tidak mempan terhadap Axcel.

"Hey..! Kapten bodoh!!"

Axcel memanggil kapten Velgar dengan sebutan kapten bodoh. Tentu saja kapten Velgar merasa kaget dan bingung kenapa ada orang seberani itu menyebut dirinya bodoh?

"Hah?"

"Hey tak usah basa-basi! Aku akan menghajarmu hari ini!!"

"Wah wah wah... Memang kau bocah sialan!!"

"Sudah lah tak usah ribut!"

"Haa... Utaru apa yang kau lakukan disini?"

"Aku hanya sedang menyuruh muridku membawa barang bawaanku."

"Apa!? Murid katamu!?"

"Hey kesatria bodoh, kenapa wajahmu begitu? Lawanmu itu aku bukan Utaru!!"

"Hahaha dasar anak ini, anak kecil memang suka bergurau kan Utaru?"

"Sudah lah, aku ingin pergi!"

Saat ingin marah terhadap Axcel tiba-tiba raut wajah kapten Velgar berubah saat melihat Utaru bersama Axcel. Ditambah lagi ketika kapten Velgar mengetahui bahwa Axcel adalah murid Utaru.

Tak mau berlama-lama utaru meminta Axcel untuk segera pergi agar tak banyak menimbulkan masalah. Tentu saja Axcel menolak karena ingin menghajar kapten Velgar. Namun itu hanya keinginan Axcel saja, Utaru tetap menyuruh Axcel segera pergi dan pulang ke rumah.

"Apa maksudmu pergi!? Aku belum menghajar orang ini!!"

"Ah bocah sialan, kalau saja tak ada Utaru pasti anak ini hanya tinggal nama saja!"

"Jangan membuat keributan disini! Ayo cepat aku sudah lapar!!"

Saat sedang berjalan menjauhi kapten Velgar, tiba-tiba kapten Velgar menanyakan sesuatu kepada Utaru.

"Hey Utaru, mengapa orang sepertimu meninggalkan karirmu sebagai kesatria? Apa kau sudah tak ingin bersenang-senang lagi ya?"

"Membunuh bukan untuk kesenangan!"

"Ah sayang sekali, orang sekuat dirimu pasti sangat berguna di peperangan."

"Hmph. "

"Ah tidak, bukan maksudkuu... Ah lupakan saja."

"Ayo pergi Axce!"

" ...Baik lah"

"Cihh, ada apa dengan orang ini!?"

Ternyata kapten Velgar sedang mempertanyakan kekecewaanya terhadap Utaru karena dirinya tak menjadi kesatria lagi. Utaru dengan bijak membalas perkataan kapten Velgar itu. Axcel yang tak mengerti apa-apa hanya bisa melihat dan menuruti kata gurunya itu dan bergegas pergi menuju pulau "tak bernama".

[Stt: pulau "tak bernama"]

Setelah sampai di pulau "tak bernama" Utaru dan Axcel bergegas memasak makanan yang telah mereka beli tadi. Saat sedang membakar daging, Axcel masih memikirkan perkataan kapten Velgar kepada Utaru. Axcel masih bingung apa yang dimaksud kapten Velgar mengenai ekspedisi Utaru. Dan akhirnya Axcel menanyakan hal itu kepada Utaru.

"Hey Utaru, tadi kapten bodoh itu membicarakan soal kau seorang kesatria."

"Sudah lah lupakan."

"Tapi tadi..."

"Makan inii!"

"Wahhh kelihatannya enak sekali! Terimakasih Uta.. Heyy!! Kau berusaha mengalihkan pembicaraan ya!?"

"Apa maksudmu? Cepat makan lah!"

"Apa kau dulu seorang kesatria ya Utaru?"

"Hmmm..."

"Lalu mengapa kau sekarang hanya berdiam diri disini? Apa kau sudah pensiu? "

"…"

"Hey jawab aku!!"

"Itu sudah tak penting lagi."

"Tentu saja itu penting!! Kau mengatakan padaku bahwa kau menginginkan perdamaian, tapi kenapa kau hanya berdiam diri disini!? Aku kesal sekali ternyata aku dilatih oleh seseorang yang pengecut!!"

"...Ini terjadi 30 tahun yang lalu."

"Apa? "

"Saat itu aku dan sahabatku adalah dua kesatria yang sangat mendambakan perdamaian. Kami sangat terobsesi dengan perdamaian. Kami berusaha menjadi kesatria terhebat agar bisa menakhlukan [Erzseadea] dengan membunuh semua inu-inu yang kami temui."

" ...Namun ternyata cara itu benar benar salah! Ada salah satu inu yang sangat kuat mengetahui rencana kami untuk menahlukan dunia. Dia bersama pasukannya datang mengepung kami. Dengan tekad kami dia bisa kami desak, namun itu lah awalnya. Inu itu menggunakan cara kotor untuk mengelabuhi pikiran kami. Dia mengatakan bahwa menurut ramalan hanya salah satu dari kami yang akan menjadi raja yang menakhlukan dunia, dan yang lainnya akan tercampakan karena dia tak bisa menjadi yang terkuat. Dan ternyata muslihat itu berhasil mempengaruhi pikiran sahabatku."

" ...Dia mulai menyerangku habis-habisan. Aku tak tahu lagi harus bagaimana akhirnya terpaksa aku membunuh dirinya. Hatiku tak bisa menerima itu semua saat sudah benar-benar berakhir. Sekelilingku ternyata inu itu sudah kabur saat kami berdua bertarung. Aku sangat marah pada diriku sendiri. Aku menghancurkan apa saja yang aku lihat namun tak ada yang berubah. Aku membunuh temanku. Aku sangat hancur. Aku mengetahui sesuatu saat itu. Bagaimana aku mewujudkan perdamaian? Bahwa sahabatku sendiri orang yang sudah aku anggap sebagai keluarga telah kubunuh. Lalu aku kembali ke sini dan memutuskan tak akan pernah menjadi seorang kesatria lagi."

"Utaru..."

"Sigh."

"Maafkan aku, aku tak bermaksud..."

"Sudah tak apa, aku memang harus menceritakan ini kepadamu. Aku ingin tidur sekarang."

"Maaf Utaru."

Saat mengetahui kejadian sebenarnya Axcel benar-benar menyesal sudah mengungkit masa lalu Utaru. Saat itu juga Axcel merasa selama ini dia sangat mengecewakan Utaru. Latihan yang ia minta waktu itu bahkan tak ia lakukan secara sungguh-sungguh. Axcel pun bertekad untuk memperbaiki kesalahannya itu.

Keesokan harinya utaru bangun dan segera keluar dari rumah untuk mencari udara pagi yang segar. Namun dia bingung karena tak mendapati Axcel tak berada ditempat tidurnya seperti biasanya. Saat keluar rumah ia mendengar suara gaduh di samping rumahnya. Seperti suara bebek liar yang biasa digunakan untuk latihan Axcel.

Ternyata benar Axcel sedang menangkap bebek-bebek liar itu menggunakan tangan tertutup. Namun bedanya kali ini ia tak mengeluh sedikitpun. Ia tersenyum saat melihat bebek bebek yang ada di dalam kandang sudah tertangkap semua. Namun Utaru sangat terkejut ketika dia melihat ada beberapa bebek yang sudah terikat rapih di sebelah kandang.

"Apa?"

"Ah apa kah itu dirimu Utaru!? Lihat aku sudah berhasil menangkap bebek bebek ini dengan mata tertutup. Shishishiii!!"

"Bagaimana kau? Lalu darimana asal bebek yang diluar kandang itu?"

"Ah itu sebagai bonus, tadi aku baru saja menangkap bebek liar di hutan. Dan hebatnya tadi aku menutup mataku lohh!!"

"Apa!? Tak mungkin kau..."

"shishishiii!!"

"Axcel ayo ikut aku!"

"Kemana?"

"Sudah cepatlah jangan banyak tanyaa!"

[…]

"Kenapa kau membawaku kesini?"

"Mulai beaok latihanmu akan ada ditempat ini! Kita akan berlatih menggunakan pedang!!"

"Wahhh benarkah!?"

"Hm."

"Benar-benar pedang kan?"

"Ya!"

"Hebat! Akhirnya aku bisa menunjukan kehebatan berpedangkuu!! Shishishii."

Akhirnya setelah melihat kesungguhan Axcel, Utaru menyuruh Axcel untuk berlatih berpedang keeaokan harinya.

"Lalu bagaimana hari ini?"

"Sudah cukup."

"Ahhh asyiikk, ayo kita bakar bebek-bebek itu!"

"Ayo malam ini kita pesta makan bebek!"

"Ayo! Shishishiii!!"