Soya terbangun pukul 05.00 pagi. Rasa haus memaksanya untuk turun dan mengambil air minum di dapur. Soya melintas di ruang tengah, ia melihat Dave sedang tertidur pulas di sofa dengan tangan bersedekap. Soya berjalan kembali ke kamar dan mengambil selimut dan menyelimutkannya pada Dave. Soya tidak memikirkan apapun, ia hanya menyelimutkannya begitu saja dan masuk kembali.
Sudah pukul 08.00 dan mereka baru saja siap. Yura sudah mengelap kameranya sedari tadi, ia juga mengecek tripod dan peralatan lain. Sembari menunggu Soya memakai gaun putih panjang yang sudah disiapkan Yura, semua sibuk dengan tugas masing - masing.
"Yura." panggil Soya ragu - ragu. Membuat semua kesibukan di ruangan itu terhenti dan mengalihkan perhatiannya pada Soya.
"Kan! Apa kubilang. Kamu cocok my cute soso!" seru Yura bangga.
"Cantik banget Soya." puji Abi tulus, ia bahkan mengacungkan kedua jempolnya.
Dave memandang Soya tanpa berkedip, ia tidak bisa melukiskan kekagumannya, baginya kata cantik saja tidak cukup.
"Jangan ngeces!" ledek Abi yang membuat Dave salah tingkah.
Sesuai dengan konsep video mereka, Soya akan memerankan seorang perempuan yang putus asa dan kesepian karena ia ditinggalkan kekasihnya dan mendapatkan kekuatan karena merelakan. Ia memerankan peran ganda sebagai dirinya di masa lalu dan dirinya saat ini yang menjadi lebih kuat dan berani.
Soya mengerjakan semuanya dengan baik. Di luar dugaan, ia sangat total dalam berakting. Bahkan aktingnya terlihat sangat natural dan profesional. Bahkan Yura merasa bodoh karena Soya memberinya beberapa kali saran agar mereka mendapatkan sudut yang tepat.
Dave sedikit canggung berhadapan dengan Soya di depan kamera. Yup, Dave adalah pemeran lelaki pada video klip mereka. Soya juga mengarahkan Dave dan membuat Dave rileks secara alami. Soya mampu membuatnya bahkan tidak menyadari jika mereka sedang direkam oleh kamera. Bahkan Abi sangat mengagumi hasil kerja mereka.
"Ok stop! Hari ini selesai. Kita main - main dulu. Besok kita ambil adegan waktu senja." kata Abi memberikan komando.
Hari ini mereka mengambil adegan lampau, yaitu sebagai Soya di masa lalu. Dan Dave adalah pasangan yang meninggalkan dia. Adegan senja adalah saat - saat ketika Soya menunggu dan putus asa.
Hidangan sudah tertata di gazebo dekat dengan pantai, Abi segera mengajak teman - temannya menyantap makan siang mereka. Es kelapa muda menjadi favorit Soya dan yang lainnya, sangat cocok dinikmati di pinggir pantai.
Hari ini Mbok Asih memasak kerang dan udang asam manis, dicampur dengan jagung dan nasi hangat yang menggiurkan. Tersedia pula cumi goreng tepung dan sayur lalap yang berwarna hijau segar.
"Cobain deh, enak banget." kata Dave sembari menyuapkan satu ekor kecil udang pada Soya. Soya yang malu - malu akhirnya membuka mulutnya karena Dave yang terus memaksanya. Sebenarnya bukan apa - apa, tapi Dave begitu khawatir dengan Soya yang selalu makan sedikit dan lebih banyak minum. Dave merasa itu akan berbahaya untuk tubuh Soya.
"Huk...uhuk...uhuk..." ledek Abi dengan suara batuknya.
"Bi, suapin aku juga dong." kata Yura berpura - pura manja pada Abi.
"Ogah! Ntar tanganku kamu makan juga." kata Abi dengan ekspresi wajah yang menyebalkan. Dave mengambil seekor besar udang dan memasukkannya ke mulut Yura hingga mukanya kotor oleh bumbu.
"Jahat banget sih, mukaku jadi kotor nih." gerutu Yura yang tidak suka wajahnya penuh bumbu.
Melihat tingkah teman - temannya membuat Soya tidak kuasa menahan senyumnya.
"Aah! Soya tersenyum." kata Abi senang.
"Manis kan dia kalau tersenyum." kata Yura meminta persetujuan.
"Kamu tuh kaya emaknya Soya tahu gak." protes Abi yang mulai sebal dengan sikap Yura.
"Ya emang dia manis kok. Coba aku punya lesung pipi kaya punya Soya, pasti cowok - cowok antri tuh dari kost sampe kampus." cerocos Yura yang membuat Dave dan Abi tak kuasa menahan tawanya.
"Ngimpi!!!" teriak Abi dan Dave bersamaan. Membuat Yura jengkel, mereka tidak pernah menganggapnya perempuan.