Chereads / Soya / Chapter 20 - #20 Kejutan

Chapter 20 - #20 Kejutan

Pagi ini Stefan terlihat uring - uringan, membuat Shiena menjadi serba salah. Bahkan Stefan tidak menyentuh sarapannya dan meninggalkan Shiena begitu saja tanpa ritual pagi mereka biasanya.

"Tingtong!" suara bel berbunyi beberapa kali. Shiena mengira itu adalah Stefan, tapi dia tidak perlu memencet bel. Atau mungkin Stefan memberinya kejutan? Batinnya berbunga - bunga membayangkan suaminya yang romantis dan penuh gairah.

"Selamat pagi." sapa seorang kurir saat Shiena membuka pintu rumahnya.

"Iya pagi." jawab Shiena sedikit kecewa.

"Ada paket bu, silahkan tanda tangan disini." kata kurir itu pada Shiena. Ia menerima paket itu dengan bingung. Tidak ada nama pengirim dan alamat pengirim.

Shiena sangat terkejut melihat isi paket yang ia terima. Kejutan yang sangat pahit untuknya. Namun Shiena tidak bisa mempercayai hal ini begitu saja bukan? Stefan tidak akan berbuat hal rendah seperti itu. Ini pasti jebakan, ya ini adalah jebakan untuk menghancurkan rumah tangganya. Siapa tahu itu adalah foto hasil edit? Batin Shiena menyangkal apa yang ia lihat.

"Rrrrriiiiing!" telepon rumah Shiena berdering kencang sedari tadi, tidak sabar untuk ditanggapi oleh empunya rumah.

"Shiena, apa - apaan ini? Mana suamimu?" Bentak papanya dari ujung telepon lain. Wajah Shiena seketika memucat. Ia takut jika papanya juga menerima paket yang sama dengan dirinya.

"A..a..ada apa pa?" tanya Shiena gugup.

"Kamu ke rumah sekarang!" bentak papanya dan segera menutup telepon. Shiena menggigil ketakutan. Ia tahu benar bagaimana sikap papanya jika ia marah. Bisa - bisa ia dipaksa berpisah dengan Stefan. Itu adalah mimpi buruk untuknya.

Shiena sudah berusaha menghubungi Stefan, namun telepon darinya tidak diangkat oleh Stefan. Ia mondar - mandir dengan gelisah sembari menahan rasa kesalnya. Sudah 15 menit berlalu, dan Shiena belum juga berangkat ke rumah orangtuanya. Jika ia tak segera berangkat, pasti papanya akan marah besar. Namun ia juga butuh penjelasan dari Stefan tentang foto yang dia terima. Ia harus bisa memberikan jawaban kepada kedua orangtuanya.

"Sudahlah." kata Shiena setelah kesekian kali teleponnya tidak dijawab oleh Stefan. Ia mengambil tas dan kunci mobilnya untuk segera ke rumah orangtuanya.

Shiena cukup kaget saat ia masuk bersamaan dengan Stefan ke tempat parkir rumah keluarganya. Stefan pun nampak bingung melihat keberadaan Shiena.

"Ada apa papa memanggil kita kemari sayang?" tanya Stefan bingung.

"Kita lihat saja." jawab Shiena jutek. Ia merasa kecewa dan kesal dengan suaminya.

"Selamat pagi pa." sapa Stefan ramah. Papanya hanya menimpali dengan kata "ya" dan mengacuhkannya. Stefan mulai curiga, ada yang salah dengan mertuanya.

Ia kemudian bangkit dan berjalan ke dalam kamar. Mama Shiena tampak memandang mereka dengan gelisah. Perasaan Stefan mulai tidak enak.

"Kamu jelaskan ini!" kata papa Shiena membanting amplop coklat persis yang dikirim ke rumah Shiena di hadapan Stefan.

Dengan gugup ia membuka amplop itu dan kaget dibuatnya.

"Bagaimana bisa foto ini ada di tangan papa? Maksudku, darimana foto ini?" tanya Stefan bingung. Ia berbicara tidak karuan.

"Bagaimana bisa katamu?!" bentak papa Shiena. Shiena yang mendengar kata - kata Stefan pun mulai yakin jika Stefan memang laki - laki yang ada di dalam foto itu.

"Maafkan saya pa. Itu salah paham. Itu bukan seperti yang terlihat." kata Stefan mencoba menjelaskan.

"Sudah jelas itu adalah kamu!" bentak papanya lagi.

"Berani - beraninya kamu mempermainkan anakku!" jerit ibu Shiena yang mulai histeris.

"Sudah pa, ma. Ini adalah urusan rumah tangga Shiena, biar Shiena yang selesaikan masalah ini." kata Shiena mencoba menenangkan kedua orangtuanya.

"Sudah berapa kali kamu bikin malu! Kali ini papa tidak bisa tinggal diam." kata papanya marah.

Shiena maju mendekati Stefan yang membatu dan berlutut di hadapan mertuanya.

"Shiena, terimakasih sudah percaya padaku." bisik Stefan dengan wajah pucat pasi.

"Siapa bilang?" kata Shiena membuat wajah Stefan semakin pucat.

"Kamu harus ingat, kamu hanya pemusik jalanan yang beruntung karena aku memungutmu. Sekarang, serahkan semua kembali padaku. Kemarikan kunci mobilmu." kata Shiena dingin.

"Sayang, aku tidak pernah melakukan hal itu.Itu salah paham, pasti ada yang sengaja ingin menghancurkan rumah tangga kita." rengek Stefan.

"Serahkan kunci itu, cepat!" teriak Shiena penuh amarah.

Stefan menyerah dan memberikan apapun yang diminta Shiena, kunci mobil, atm, kartu kredit, uang, dan bahkan Shiena hanya menyisakan dompet berisi seratus ribu rupiah pada Stefan. Ia mengusir suaminya keluar dengan tangan kosong.