Chereads / SENANDUNG BIRU / Chapter 5 - Resepi pernikahan

Chapter 5 - Resepi pernikahan

Xabiru berdiri di depan lemari pakaiannya, dia masih ragu. Haruskah dia datang ke pernikahan David? Sebenarnya tidak masalah bagi Xabiru untuk tidak hadir dalam resepsi pernikahan David, semua orang bisa memakluminya, tapi Xabiru merasa kalau dia tidak datang dia akan terlihat seperti seorang kekasih yang sakit hati walau pada kenyataannya dia memang sakit.

Xabiru menghirup nafas dalam-dalam dan melepaskannya. Akhirnya dia memutuskan untuk datang ke resepsi pernikahan David. Xabiru mengambil gaun berwarna lavender yang dibelinya beberapa hari yang lalu di sebuah mall dan mengenakannya. Dia kemudian berdandan dengan cantik agar tidak terlihat menyedihkan saat berada di tempat resepsi pernikahan David.

Xabiru berangkat ke tempat resepsi menggunakan taksi online sendiri, kedua orangnya sedang menghadiri resepsi pernikahan anak sahabat mereka di luar kota jadi mereka tidak bisa menghadiri resepsinya David.

Xabiru melangkah dengan anggun ke dalam gedung tempat resepsi dilangsungkan. Beberapa orang yang mengenalnya sebagai tunangan David menatapnya dengan rasa iba yang membuatnya ingin menangis. Setelah mengisi buku tamu, Xabiru kemudian menuju panggung untuk bersalaman dengan kedua pengantin yang terlihat begitu bahagia. Xabiru tidak bisa menahan air matanya saat mama David memeluknya dengan sangat erat dan menciumi pipinya.

"Maafkan David ya, Nak. Maaf dia terpaksa menikahi Cindy karena saudaranya tidak mau bertanggungjawab," bisik mama David di telinga Xabiru.

Xabiru mengusap air matanya sambil menganggukkan kepalanya. Dia lalu berjalan lagi untuk menyalami sang pengantin. David langsung memeluknya saat dia meyalaminya, demikian juga Cindy, keduanya kemudian meminta maaf kepada Xabiru dan meminta doa restunya agar keluarga mereka langgeng. Xabiru hanya tersenyum dan mengangguk meski hatinya menangis pedih. Siapa yang akan merelakan kekasihnya menjadi milik orang lain? Xabiru turun dari panggung dengan perasaan berkeping-keping, dia hanya terlihat tegar di luarnya saja.

Xabiru berjalan linglung ke arah aneka hidangan yang tersedia berbaur dengan para tamu yang lain, dia tak tahu mana yang hanya diambilnya. Sebuah gelas kecil berisi minuman bersoda terulur kepadanya, Xabiru segera mendongak menatap pemilik tangan itu dan menemukan wajah tampan yang sangat mirip pengantin pria yang tengah berada di atas panggung tersenyum sangat manis padanya. Davin!

Segera Xabiru menjadi sangat marah ketika menyadari siapa pria yang ada di depannya, matanya langsung mendelik dan wajahnya menjadi merah padam. Dia segera berlari keluar dari gedung itu dan berjalan menuju jalan untuk menyetop taksi. Davin segera menyusulnya dan berusaha menghentikan Xabiru menyetop taksi. Didekapnya Xabiru tanpa memperhatikan lalu lalang tamu undangan yang hadir. Xabiru terus meronta-meronta berusaha melepaskan diri dari dekapan Davin tapi tubuh mungilnya tak bisa melawan tubuh Davin yang keras seperti batu. Xabiru bahkan menggigit tangan David agar pemuda itu melepaskannya tapi Davin malah semakin erat mendekapnya.

Davin segera menghubungi seseorang dan memintanya untuk datang ke depan gedung atau tepatnya di gerbang gedung resepsi. Tak lama kemudian sebuah mobil hitam datang ke arah mereka, Davin segera membuka kursi penumpamg di belakang dan mendorong Xabiru kedalamnya dan dia mengikutinya kemudian memerintahkan supir untukmenjalankan mobilnya.

"Kemana, Mas?"

"Pulang!"

"Tapi resepsi belum selesai, nanti kalau ada yang menanyakan Mas bagaimana?" supir keluarga Davin yang berusia sekitar empat puluh tahunan tampak bingung.

"Antar kami pulang setelah itu kembali ke sini!"

"Ba..baik, Mas,"

Supir itu melajukan kendaraannya semakin cepat. Xabiru hanya bisa meringkuk dalam dekapan Davin karena pemuda itu tidak melepaskannya sama sekali. Mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan sebuah apartemen mewah yang ada di kota ini. Davin terpaksa menyeret Xabiru agar keluar dari mobil, di dekapnya tubuh gadis itu agar tidak melarikan diri saat supir keluarga pamit untuk kembali di tempat resepsi pernikahan David. Davin kemudian melepas dekapannya ketiga gadis itu sudah tidak lagi meronta dan menggandengnya menuju ruangan miliknya.

Xabiru sempat melihat Davin memencet angka tiga puluh tiga ketika berada di lift tadi, dia menatap Davin dengan putus asa tapi pemuda itu tak menghiraukannya.

Akhirnya mereka sampai di lantai tigapuluh tiga. Davin melepaskan genggamannya pada Xabiru setelah yakin gadis itu tidak akan melepaskan diri. Xabiru menatap kota yang ada dibawahnya dan tersenyum getir, mengapa si brengsek itu membawanya ke sini?