Xabiru tertegun saat Davin memeluk dan mencium keningnya, rasanya dia begitu familiar dengan ciuman itu. Tanpa sadar Xabiru memejamkan matanya sembari menghirup aroma maskulin yang terasa familiar di hidungnya.
Xabiru merasa dadanya berdebar sangat kencang apalagi saat merasa bibir Davin turun dan mengecup kedua matanya bergantian, setelah itu bibir lembabnya terasa menyapu hidung dan kedua pipinya. Jantung Xabiru serasa meledak saat bibir lembab Davin menyentuh bibirnya.
Xabiru membelalakkan matanya, otaknya terasa kosong saat Davin melumatnya pelan. Kedua tangannya berusaha menahan mendorong dada Davin tapi tapi laki-laki itu sama sekali tak bergerak. Xabiru kembali memejamkan kedua matanya dan menikmati ciuman Davin. Dia bahkan membalasnya sebisanya meski otaknya berusaha menolak tapi tubuhnya menyambut ciuman Davin.
Keduanya segera tenggelam dalam ciuman yang dalam, Davin memegang belakang kepala Xabiru dan menyesap bibir manis sudah beberapa bulan ini menjadi candu baginya, membuatnya ketagihan sejak pertama kali menyesapnya. Ini pertama kalinya dia mencium Xabiru sebagai dirinya sendiri dan gadis tak menolaknya.
Davin merasa sangat senang dan tersenyum di antara ciumannya, diturunkannya kedua tangan Xabiru yang menahan dadanya dan meniadakan jarak di antara mereka.
Ciuman keduanya semakin menggebu hingga nafas mereka terengah karena berebut oksigen di udara. Dengan enggan Davin melepaskan ciumannya dan tersenyum menatap Xabiru menunduk dengan wajah memerah dan berusaha mengatur nafasnya yang tersengal.
Davin mengangkat wajah cantik Xabiru sambil tersenyum.
"Aku pulang dulu, jaga dirimu baik-baik," Davin mencium bibir Xabiru dan bergegas meninggalkan Xabiru karena dia tahu dia tak akan bisa menahan diri kalau dia terlalu lama berada di dekat gadis itu.
Xabiru hanya bersandar di pintu rumahnya dengan lemas. Perasaan kaget, bagaimana bisa dia malah membalas ciuman si brengsek itu. Kalau sebelumnya dia membalas ciuman Davin karena mengira dia adalah David tapi malam ini dia benar-benar sadar kalau laki-laki yang menciumnya adalah Davin.
Davin bergegas memasuki mobilnya dan mengendarainya dengan kecepatan penuh menuju apartemennya. Davin menghembuskan nafasnya dengan kasar sembari menatap jalanan beraspal di depannya. Dia masih merasa jantungnya berdegup kencang dengan tindakan spontannya untuk mencium gadis itu.
Dia tak pernah menyangka akan jatuh cinta pada gadis itu pada pandangan pertama. Semua itu berasal dari keisengannya untuk mengetahui apakah gadis itu menyadari kalau dia bukan David?
Itu terjadi setahun silam saat dia melihat gadis itu di rumah orang tuanya. Davin sendiri jarang berada di rumah orang tuanya karena dia diasuh kakak dari ibunya yang rumahnya cukup jauh meski berada di kota yang sama dengan rumah orang tuanya.
Hari itu Xabiru datang ke rumah untuk mencari David, mereka sudah berencana untuk pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. Saat itu David tengah berada di luar kota karena tugas mendadak dari atasannya dan sepertinya tidak memberitahu Xabiru karena gadis itu datang mencarinya.
Gadis itu langsung merajuk saat melihatnya karena tak menjawab teleponnya. Xabiru mengira dia adalah David dan memintanya segera bergegas menemaninya ke pesta itu. Bukannya mengatakan siapa dirinya, Davin malah menuruti gadis itu dan menemaninya ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan gadis itu mendiamkannya karena dia tak menjawab teleponnya. Davin mengamati Xabiru dengan sudut matanya dan menyadari kalau tunangan kembarannya cukup cantik meski terlihat sederhana. Meski dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama pada Xabiru tapi dia berusaha melupakannya karena dia sadar kalau gadis itu tunangan David dan dia tak ingin mengganggunya.
Sampai setengah bulan yang lalu, dia meminta David menemani Cindy ke sebuah pesta karena dia ada urusan bertemu dengan salah satu kliennya. Dari cerita David dan Cindy, dia tahu kalau kalau Cindy tak tahu kalau bukan dia yang mengantarnya ke pesta itu. Dia juga percaya David tak akan mengkhianatinya sama seperti dia yang tak berusaha untuk mengkhianati saudara kembarnya.
Hingga suatu ketika dia dikejutkan dengan tingkah Cindy yang membuatnya tak bisa berkata-kata. Cindy menginginkan mereka melakukan hubungan terlarang itu seperti yang akhir-akhir ini mereka mereka lakukan. Cindy bahkan menjadi marah ketika dia dengan tegas menolaknya.
"Gak usah muna, Vin. Biasanya juga kamu yang paling semangat kalau urusan begituan," Cindy terkekeh sambil memeluk Davin dari belakang dan menciumi tengkuknya.
Bukannya senang dengan tindakan Cindy, Davin justru merasa jijik dengan tindakan Cindy yang menggodanya. Sebelum ini, Cindy selalu bersikap polos dan malu-malu untuk sekedar menciumnya apalagi mereka sepakat untuk melakukan hubungan seks setelah mereka menikah.
Davin menggeram saat menyadari penyebab perubahan sikap Cindy. Hanya ada satu kemungkinan, David! Dia yakin selama ini David menemui Cindy tanpa sepengetahuannya dan bertindak sebagai dirinya. David pasti sengaja mempengaruhi gadis polos seperti Cindy menjadi menjadi gadis yang haus seks bahkan gadis tak lagi malu-malu saat mengajaknya.
Itu terjadi sebulan setelah dia meminta David menemani pacarnya. Sejak saat itu rasa cintanya pada Cindy lenyap begitu saja. Davin menjadi jijik setiap kali melihat Cindy dan David. Dia juga bertekad untuk membuat hubungan David dan tunangannya berantakan.
***