Christian melempar pandangan kesal pada sang putra yang sedang berdiri di depan.
Dengan santai meminum wine dan menikmati alunan musik.
" Dad, harap kau harus bisa menghargai Jello. Bagaimanapun dia kekasih Daddy."
Apa yang diucapkan oleh Christian tidak pedulikan oleh Vandez.
" Aku tidak pernah bisa menghargai sembarang orang Dad, Kau tahu itu." Pria ini menatap sang ayah tajam, kembali mengalihkan pandangannya pada panggung.
Selalu seperti ini jika Christian memberitahukan anaknya ini seseutu hal maka Vandez bersikap cuek.
" Belajarlah untuk bisa bersikap baik pada Jello mulai dari sekarang karena Dad akan marah jika kau memperlakukanya dengan tak baik."
"Aku tidak mau, dia memang kekasih Daddy tapi bukan berarti aku harus beramah tamahkan."
Kedua pria ini memang memiliki banyak perbedaan pola pikir tapi meskipun demikian mereka saling menyayangi.
" Kapan kau akan kembali ke Jakarta?"