Chereads / Overworld - The Dark Lord / Chapter 5 - Part Four

Chapter 5 - Part Four

Di Hutan yang lebat pada sore hari menjelang malam.

Suara langkah kaki yang pelan dan dan tidak memiliki tenaga lagi terdengar di seret secara paksa.

Tubuh yang coklat yang sebelumnya indah itu hancur penuh dengan luka.

Luka yang sangat banyak dan darah yang keluar dari dalam luka itu juga sangat banyak.

Tubuhnya gemetar dan terlihat ingin roboh tapi di paksa untuk tetap berdiri dan berjalan.

Setiap dia berjalan, Tubuhnya merintih kesakitan dan lukanya perlahan terbuka lebar mengeluarkan darah merah segar dari dalam tubuhnya.

Darah segar yang keluar dari dalam tubuhnya membuat lukanya serasa sangat perih. Darahnya tertetes ketanah yang segar dan subur merubah bau tanah itu menjadi bau darah miliknya.

Seluruh jalan yang dia telah lewati dengan tubuhnya yang merintih kesakitan membuat setiap tanah yang dia lewati berlumuran dengan darahnya yang bertetesan kebawah.

Sakit…Ini sangat sakit…Ini menyakitkan!

Gadis Dark Elf itu merintih kesakitan. Dia tidak dapat menahan rasa sakit ini lebih lama lagi.

Dia tidak bisa berjalan lagi dengan kakinya yang tidak memiliki sisa tenaga dan bergemetar.

Dia akan roboh. Dia benar benar akan roboh.

Dia berjalan sangat pelan bahkan lebih pelan dari seekor siput.

Dia memaksa kakinya, Menyeret kakinya untuk tetap berjalan.

Kemana dia tuju ?

Dia juga tidak tahu.

Dia hanya terus berjalan di tengah hutan yang besar dan lebat tanpa tujuan.

Matanya yang sudah lelah dan meneteskan air mata penuh rasa sakit dia paksa untuk tetap terbuka dan sadar.

Pengelihatannya selalu kabur setiap kali dia bergerak. Dia selalu melihat kunang-kunang yang berputar di depan matanya.

Perlahan matanya menjadi buram dan dia tidak bisa lagi melihat dengan jelas kedepan.

Dia akan roboh seperti pohon yang di tebang.

Dia roboh pada akhirnya…

Tapi-

Dia menahannya dengan tombaknya yang dia pegang dengan kedua tangannya.

Dia menahan tubuhnya yang perlahan akan tumbang itu ketanah.

Tombaknya sudah terlihat ingin patah-Tidak, Tapi mungkin sedikit lagi akan patah jika dia paksakan.

Saat tubuhnya akan jatuh lalu dia tahan dengan tombak dan tenaga terakhirnya yang sudah habis, Darah yang keluar dari lukanya semakin banyak dan deras.

Dia memuntahkan darah segar dan bernanah dari dalam mulutnya ke tanah dan membuat tanah itu menjadi bau dengan darah miliknya.

Dia batuk mengeluarkan darah dan dia tidak bisa menghentikan batuknya itu.

Dia terus batuk dan batuk mengeluarkan darah.

Tubuhnya merintih kesakitan, Tubuhnya bergemetar dan mengeluarkan darah memperlebar lukanya, Tangannya bergemetar dan tidak bertenaga mencoba menahan tombak yang dia gunakan untuk tetap berdiri, Kakinya bergemetar sangat hebat dan tidak memiliki sisa tenaga lagi untuk berdiri tapi dia paksakan.

Sakit…Ini menyakitkan…Tolong hentikan!

Dark Elf itu merintih kesakitan.

Air matanya keluar karena rasa sakit yang sudah tidak bisa dia tahan lagi.

Tubuhnya dan dirinya terus merintih kesakitan tanpa henti.

Dia kemudian memaksakan diri untuk terus berjalan di bantu dengan tombaknya.

Dia berjalan lebih pelan dari biasanya dan bahkan terlihat kalau dia tidak berjalan sama sekali.

Setiap langkahnya membuat tubuhnya merintih kesakitan dan mengeluarkan darah.

Setiap langkahnya membuat tubuhnya bergetar tidak karuan.

Setiap langkahnya membuat kakinya bergetar hebat dan terlihat akan jatuh sebentar lagi.

Setiap langkahnya membuat tangannya terayun-ayun dan bergemetar memegang tombak.

Setiap langkahnya membuat pandangan matanya menjadi semakin buram dan perlahan akan kelihatan pengelihatannya sebentar lagi.

Dia terus dan menerus mengeluarkan air mata yang di isi oleh rasa sakit yang perih.

Dua langkah kecil kedepan membuatnya batuk dan mengeluarkan darah dari dalam mulutnya. Dari dalam mulutnya mengalir darah yang bercampuran nanah tertempel di bawah mulutnya.

Dia terengah-engah, Nafasnya tidak teratur dengan baik, Dia akan roboh untuk kedua kalinya.

Dia terus berjalan dengan sangat pelan dan bergemetar.

Lalu di depannya di bawah kakinya dia tersandung oleh batu besar dan mengejutkannya sesaat membuat pikirannya buyar dan mengilangkan keseimbangannya, Dia dengan cepat dan cekatan mencoba untuk menahan tubuhnya yang akan jatuh itu dengan tombaknya.

Namun apa boleh buat saat tombaknya menyentuh tanah, Tombaknya langsung patah menjadi dua. Sekejap tubuhnya akhirnya roboh dan jatuh ketanah dengan keras.

Di saat tubuhnya jatuh, Tidak ada yang melindungi pendaratannya. Di bawahnya itu bukan lagi tanah yang halus di tutupi oleh rumput melainkan tanah kering yang keras.

Dia kesakitan, Dia batuk darah dan memuntahkan banyak darah dari dalam mulutnya. Dia menangis dan merintih kesakitan tidak tahan dengan rasa sakit yang dia terima.

Dia kemudian mencoba untuk melihat kedepan. Dengan penuh tenaga menggerakkan kepalanya untuk melihat kedepan.

Pemandangannya kabur dan buyar, Dia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depannya.

Dia mencoba untuk berjalan sambil merangkak tapi itu percuma. Dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.

Dia mencoba untuk menggerakan sesuatu dari tubuhnya dan yang bergerak hanya satu saja yaitu…

Lengan kanannya.

Di depannya adalah lahan kosong yang cukup untuk merapalkan sebuah mantra.

Dia berusaha untuk menggerakkan tangannya yang sudah lemas dan bargemetar ke depan arah pandangannya, Ke arah lahan yang kosong itu.

Setelah berhasil…Walaupun tangannya bergemetar sangat hebat dan terayun-ayun, Dia mencoba untuk membuka lebar telapak tangannya.

Dengan nafas yang terengah-engah, Dia mencoba untuk mengeluarkan sedikit suara dari dalam mulutnya.

Dia berpikir untuk melakukan hal ini supaya bisa menyelamatkan nyawanya.

Jika seperti ini terus menerus maka cepat atau lambat dia akan…Mati.

Dia harus cepat jika tidak maka nyawanya tidak akan terselamatkan.

Apa yang ingin dia lakukan ?

Mengeluarkan sihir penyembuh ?

Sepertinya tidak.

Dengan tenaga terakhirnya dia berusaha untuk mengeluarkan suara.

Tapi, Setiap dia membuka mulutnya yang keluar bukanlah suara miliknya melainkan darah.

Dia mengeluarkan darah yang lebih banyak dari biasanya dia juka terbatuk sangat banyak dan sangat menyakitkan dari biasanya.

Sakit…Sangat sakit…Tidak…Aku tidak ingin mati…Ini menyakitkan…Tolong…Aku…

Dia merintih kesakitan dan menangis.

Tapi dia harus melakukan usaha terakhirnya yang dapat menyelamatkan hidupnya dari maut.

Dia kemudian dengan tatapannya yang kesakitan dan penuh harapan untuk hidup memandang kedepan ke lahan yang kosong.

Tangannya kembali dia kuat kan untuk melakukan usaha terakhirnya.

Sebelum membuka mulutnya yang penuh dengan darah, Dia menelan seluruh darahnya yang ingin keluar dari dalam mulutnya ke tenggorokkannya.

Setelah dia menelan darah yang penuh dengan nanah, Dia membuka mulutnya dan merapalkan sebuah mantra.

{Magic Tier…] Batuk…

Sebelum menyelesaikan Tingkatan sihirnya, Dia terbatuk dan sedikit mengeluarkan darah.

Dia kemudian menelan kembali darah yang ingin keluar dari dalam mulutnya lalu melanjutkan merapalkan mantranya.

[Summoning Magic…] Dengan perlahan dan terbatah-batah, Dia mencoba untuk merapalkan mantranya.

[Summoning…Mo-…] Dia kembali terbatuk dan mengeluarkan darah.

Sebentar lagi dia akan kehilangan kesadarannya. Tidak tahu apa yang akan selanjutnya terjadi kepadanya, Mati atau Pingsan.

Dia melanjutkan rapalan mantranya dengan tenaga terakhirnya.

[Summoning Hi-…] Dia kembali batuk. Tapi dia terus melanjutkan sampai akhir.

Selanjutnya tidak terdengar seperti mantra melainkan terdengar seperti sebuah permintaan dan harapan.

Dia mengatakan itu dengan sisa tenaganya dan berharap untuk harapannya terwujud.

Walaupun harus memuntahkan darah dan batuk darah, Dia tetap memaksanya.

Sekejap dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir berwarna ungu dan dari tanah dan di atasnya terdapat lingkaran sihir yang sama namun lebih besar.

"Dengar kan…Aku…Tolong…Dengarkan aku…Tolong lah aku…Tolong…Aku…Aku tidak…Tahan lagi…Ini…Menyakitkan…Aku…Tidak tahan…Lagi-"

Menangis dan merintih kesakitan, Dia meminta pertolongan dari monster yang ingin dia panggil dengan sihirnya.

Dia kemudian menutup matanya dengan perlahan lalu membukanya lagi dengan sebuah paksaan.

Dia memandang kedepan dengan sebuah harapan yang kuat dan besar keluar dan terpancarkan dari matanya.

Dia menelan darahnya sekali lagi dan menggigit lidahnya dengan sangat kuat yang hampir membuat lidahnya putus. Ini untuk menahan rasa sakitnya.

Dia kemudian bergerak sedikit dengan tenaga terakhirnya.

Dia menguatkan lengannya yang bergemetar untuk tenang dan menguatkannya.

Telapak tangannya di buka sangat lebar dan Lingkaran sihir di telapak tangannya menjadi lebih lebar, Begitu juga lingkaran kedua dan ketiga yang ada di tanah dan mengambang di langit.

Dia kemudian mengeluarkan seluruh tenaganya untuk berbicara dengan lantang.

"Dengar kan aku! Aku, Larla Lolvrath, Memanggil mu dari dunia sana untuk datang di hadapan ku-"

Lingkaran sihirnya menjadi semakin besar dan lebih besar. Cahaya dari atas lingkaran sihir itu sekejap turun dengan cepat kebawah lingkaran sihir yang berada di atas tanah.

"Aku memanggil mu dan dengar kan lah permintaan ku-"

Lingkaran sihir itu semakin membesar terutama cahayanya juga semakin membesar. Semakin besar sihir yang di keluarkan semakin besar dan banyak pula energi sihir yang harus di keluarkan.

"Selamatkan lah aku…Selamatkan lah aku…Aku ingin hidup…Aku ingin Hidup…-"

Lingkaran sihir itu menjadi lebih besar dari sebelumnya dan cahaya itu terlihat ingin meledak karena kelebihan cahaya.

"Aku…Ingin…Hidup…-"

Sebelum dia kehilangan kesadarannya, Dia-Larla, Mengeluarkan tenaga terakhirnya dan berteriak.

"Selamatkan Aku ! Aku Ingin Hidup !"

Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.

Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.

Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.

Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.

Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.

Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.

Kelihatannya sangat besar...

Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.

Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya, Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…

Larla…

Akhirnya…

Kehilangan kesadarannya…

........................….

Keesokan harinya di kediaman rumah Keluarga Lolvrath.

Pagi hari yang cerah seperti biasanya.

Sinar matahari yang hangat, Udara sejuk yang berhembus pelan, Suara kicauan burung-burung di pohon…Dan-

Seorang Gadis Dark Elf yang tidak mengenakan pakaian terbangun dari tidurnya dan meloncat dari kasurnya dengan cepat…Ini tidak biasa.

Kenapa Larla begitu semangat hari ini ?

Tentu saja…

Hari ini dia akan mulai berlatih beberapa Ilmu sihir dengan Gurunya, 'Si Tua Pengelana'.

Walaupun Larla sudah mencapai Sihir Tingkat 4 tetap saja Larla masih kekurangan pembelajaran dan sedikit ilmu Sihir.

Dia menggunakan Sihirnya selama ini hanya untuk membantunya dalam Memanah.

Dia beranjak bangun dari kasurnya, Memakai pakaiannya, dan seperti biasa Melompat ke lantai 1…Kali ini dia melakukannya sangat cepat dan terburu-buru.

"L-Larl-"

"Pagi Bu. Dimana Nenek ?"

Belum selesai berbicara, Omongan Ibunya langsung di potong dengan pertanyaan Larla.

"Ehh ? Si Tua Pengelana ? Guru mu ? Dia ada di depan"

"Baik. Terima kasih Bu"

Setelah mengetahui lokasi Gurunya melalui Ibunya, Larla langsung berlari keluar rumah dan menuju halaman depan rumahnya.

"T-Tunggu…Larla !"

Ibunya berusaha memanggil Larla yang berlari kencang secepat hembusan angin kencang menuju halaman depan rumahnya.

Pintu depan rumah di buka dengan sangat cepat dan di tinggal kan terbuka begitu saja. Angin yang berhembus menutup Pintu rumah itu setelah Larla keluar dari Rumah.

"Ada apa dengan anak itu ? Tidak biasanya"

"E-Entah lah…Omong-omong, Dimana Likhalri ?"

"Dia…"

Dari dapur datang sesosok anak kecil Dark Elf imut yang membawa 5 piring di nampan.

"Ini dia sarapan pagi har-"

Likhalri yang sebelumnya tersenyum berubah ekspresinya seketika menjadi terkejut setelah melihat ada 2 orang yang kurang di meja makan.

"Ehhh ! Dimana Kakak dan Gurunya ?"

"Mereka sudah pergi"

"Mereka lebih awal berlatih"

"Entah apa yang Larla minta kepada Gurunya, Tapi sepertinya Larla benar-benar senang"

"Begitukah. Kalau begitu aku akan melihat Kakak berlatih sambil membawakan Bekalnya"

"Hari ini kau tidak ada kerjaan ?"

"Ada"

"Apa itu ?"

"Melihat Kakak berlatih"

Matanya di penuhi oleh cahaya dan penuh tidak kesabaran dan semangat.

"Ahahaha…Anak ini sangat suka dengan Larla"

Ayahnya yang bergumam di dalam hati tersenyum aneh melihat Likhalri memiliki semangat kepada Larla.

"Ayah yakin ?"

"Tentu, Biarkan Likhalri melihat Kakaknya yang dia kagumi berlatih, Siapa tahu dia bisa seperti kakaknya nanti"

"Hmm, Benar juga. Kalau begitu Likhalri, Bawakan bekal kepada mereka berdua dan kau boleh melihat latihan mereka"

"Benarkah. Terima kasih. Kalau begitu. Aku duluan"

"T-Tunggu…"

Likhalri langsung berlari sekencang angin keluar rumahnya melewati pintu depan dan menghilang di balik pintu itu.

"M-Mereka sama saja…"

"Ahahaha, Kakak-Adik memang mirip"

"Darimananya ? Larla itu Elegan sedangkan Likhalri Hyper-Active….Mereka memiliki perbedaan"

"Ibu benar juga"

"…Yaa, Kita tidak perlu khawatir soal mereka sekarang…Waktunya makan. Ayah ambil 3 porsi"

"Tidak boleh"

Ibunya memukul Ayahnya dengan sendok yang terbuat oleh kayu yang halus dan membuat sang Ayah mengeluarkan sedikit suara sakit candaan.

Di tengah Hutan, Larla dan Gurunya sudah sampai di tempat latihan mereka kemarin dan bersiap untuk berlatih.

Larla berdiri dengan tegap di depan Gurunya menunggu arahan.

Yang memulai pembicaraan adalah Gurunya.

"Pertama, Aku tahu kalau kau dapat menggunakan Sihir Tingkat 4 tapi ilmu sihir mu kurang dan kau tidak mengetahui kebanyakan dasar dari Sihir Tingkat 4"

"Kedua, Energi Sihir mu kurang dan itu sedikit menyusahkan mu nanti saat ingin menggunakan sihir"

"Maka dari itu aku akan melatih dasar dari Ilmu sihir kepada mu terlebih dahulu"

"Tapi, Karena kamu sangat kurang dan lemah dalam Sihir, Maka…-"

Gurunya kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam Tasnya.

Dia mengeluarkas sebuah Item Magic berupa Cincin.

Cincin itu tidak ada perhiasan sama sekali selain berwarna Perak dan ada tulisan aneh yang terukir di atasnya, Tulisan itu adalah Bahasa Kuno yaitu "Darconic Language" sebuah Bahasa yang di gunakan beribu tahun lalu saat masih Era para Naga.

Gurunya kemudian mengulurkan Cincin itu kepada Larla dan memperlihatkannya.

"Cincin apa ini ?"

"Cincin Item Magic bintang 4. Ini akan membantu mu untuk kedepannya"

""B-Bintang 4 !? Legendary Item…?!"

"Ya, Tentu. Ambil lah dan gunakan !"

"M-Mana mungkin. Mana mungkin aku akan menerima Item Magic Bintang 4 atau Legendary Item darimu. Itu benda bergharga-"

"Sudah lah ambil saja. Daripada aku yang menggunakannya, Lebih baik kamu yang masih bisa berkembang lebih cepat"

Dengan bingung dan bergemetar, Larla menyentuh cincin itu yang masih berada di atas telapak tangan gurunya.

"N-Nenek yakin ?"

"Ya, Lagi pula aku juga sedang mencari orang yang cocok untuk memakai cincin ini"

"Kalau begitu"

Dengan pelan dan tenang, Larla mengambil cincin itu dari telapak tangan gurunya lalu memakainya di jari manis tangan kirinya.

Larla kemudian melihat cincin itu yang terpasang dengan pas di jarinya.

"Omong-omong, Apa kegunaan cincin ini ?"

"Kau akan mengetahuinya nanti. Sekarang ayo bersiap, Aku akan menjelaskan mu beberapa hal mengenai Ilmu sihir"

Larla langsung berdiri dengan tegap kembali.

Dari jauh, Likhalri datang sambil membawa bekal untuk keduanya.

Karena merasa tidak aman jika menonton di bawah, Likhalri meloncat ke atas pohon dan duduk di sana untuk menonton latihan kakaknya.

Sihir memiliki beberapa Tingkatan, Yaitu :

• 0th Tier : Untung orang-orang yang memiliki sedikit kemampuan atau Bakat. Tingkat ini adalah untuk orang-orang yang belum bisa atau belum berpengalaman dalam ilmu sihir atau belum mempelajari Sihir Tingkat 1. Biasanya ini untuk para Murid dan penduduk desa. Tingkatan ini juga untuk mereka yang memiliki Kelas Fisik seperi Warrior, Fighter, Dll.

• 1st Tier : Yang paling biasa dan sering dimiliki oleh orang-orang. Yang masih belajar Ilmu sihir banyak di tingkatan ini. Semuanya bisa menggunakan Tingkat 1 melewati latihan, Terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki Energi Sihir. Tapi bagi mereka yang tidak memiliki Bakat maka akan sangat lama dalam berlatih.

• 2nd Tier : Biasanya yang memiliki Bakat maka akan berada pada Tingkatan ini. Ini adalah tingkatan sihir yang paling banyak penggunanya.

• 3rd Tier : Bagi mereka yang sudah mencapai sihir tingkat 3, Maka mereka mendapatkan pencapaian terbesar dalam ilmu sihir. Magic Caster pengguna Tingkat 3 sangat lah langka dan bagi mereka yang melewati tingkat ini maka mereka sudah cukup kuat dalam Ilmu sihir. Larla di kondisi lain dimana dia masih harus belajar walaupun sudah berada di tingkat 4.

• 4th Tier : Adalah tingkatan Sihir bagi mereka Murid-murid Akademi sihir yang bertalenta dan bagi mereka seorang Magic Caster yang penuh dengan Talenta biasanya ini adalah pencapaian terbesar mereka. Larla di kondisi lain juga masih tidak bisa menggunakan Ilmu sihir di tingkat 4 karena kurangnya pengetahuan.

• 5th Tier : Tingkat sihir yang sangat sedikit dan yang paling Langka untuk di capai. Di ketahui kalau 8 Legendary Heroes semuanya sudah berada di tingkat ini dan juga 2 dari 3 Strongest Mankind Heroes sudah mencapai Tingkat ini atau bahkan lebih. 'Si Tua Pengelana' sendiri adalah orang yang berhasil mencapai tingkat ini dengan berpetualang.

• 6th Tier : Tingkatan Sihir yang paling tertinggi yang dapat di capai Manusia dan Makhluk hidup lainnya. Melebihi ini maka sama dengan mustahil bagi makhluk hidup. Di ketahui hanya ada beberapa yang berhasil mencapai Tingkatan sihir ini, Terutama Salah 1 dari 8 Legendary Heroes dan 2 Anggota dari 3 Strongest Mankind Heroes.

• 7th Tier : Di katakan sebagai Sihir yang hanya ada di Legenda. Tingkatan Sihir yang ada bagi mereka yang sudah melegenda sejak dulu. Manusia biasa tidak bisa mencapai sihir ini terutama salah 1 dari 8 Pahlawan Legendaris. Sihir ini dapat di capai oleh Para Elder Dragons dan Evil Deties atau Deties.

• 8th Tier : Tingkatan ini di katakan hanya Mitos belaka tapi beberapa orang mempercayai kalau Magic Caster terkuat dapat menggunakannya. Ada yang bilang kalau ada satu Individual yang sudah berhasil mencapai Tingkat ini.

• 9th Tier : Belum ada pengetahuan yang pasti dan informasi pasti bagi mereka yang sudah mencapai Tingkat ini, Bahkan Ilmu sihir tingkat ini juga belum banyak di ketahui.

• 10th Tier : Dikatakan sebagai Super-Tier Magic atau Ultimate Magic of The Gods. Mereka semua yakin kalau hanya para Dewa yang dapat menggunakan sihir di tingkat ini dan sihir ini sudah ada 1000 Tahun yang lalu. Mereka percaya kalau hanya ada satu manusia saja yang dapat menggunakan Sihir Tingkat 10 yaitu Pembuat Sihir Pemanggil Makhluk Dunia Lain.

Ada beberapa Mechanics dalam Penggunaan Ilmu sihir ini, Yaitu :

• Elements Magic : Sihir yang menghasilkan atau menggunakan sihir unsur Element.

• Buff/Boost Magic : Sihir untuk memperkuat Kekuatan.

• Delay Magic : Sihir yang memiliki waktu penggunaan dan pengeluaran yang membutuhkan waktu.

• Extend Magic : Sihir yang dapat memperbolehkan penggunanya memperpanjang waktu penggunaan Sihir.

• Maximum Magic : Sihir yang memperkuat kehancuran dari Sihir yang di keluarkan.

• Over Magic : Sihir yang memerlukan banyak Energi Sihir. Sihir ini dapat memperkuat dan memperbesar satu sihir yang ingin di gunakan.

• Defense Magic : Sihir untuk perlindungan.

• Support Magic : Sihir untuk membantu.

• Silent Magic : Sihir yang dapat di keluarkan atau di rapalkan tanpa pengucapan. Hanya ada beberapa Individu yang bertalenta yang dapat menggunakan Sihir Ini.

• Twin and Triplet : Sihir ini memperboleh kan pengguna untuk mengeluarkan 2 atau 3 satu sihir yang sama.

Masih ada beberapa Hal mengenai Ilmu sihir.

Ada sihir yang sudah sangat lama, Yaitu Old-Age Magic yang kebanyakan di gunakan oleh para Naga.

Ada juga beberapa Tipe dalam penggunaan Ilmu sihir dan itu semua bervariasi.

Kebanyakan Individu yang tidak bisa menggunakan Sihir tingkat tinggi, Membawa Magic Scroll dan Magic Item bersama mereka.

• Magic Scroll : Adalah gulungan sihir yang sudah di segel dan di isi oleh Sihir-sihir dari beberapa tingkat. Seperti Tingkat 2-3.

• Magic Item : Adalah Barang Sihir yang memiliki efeknya masing-masing saat di gunakan.

• Magic Gem : Sebuah Berlian sihir yang sudah di isi atau di suntikan Energi Sihir untuk dapat di gunakan. Penggunanya biasanya mereka yang belum ahli Sihir atau bahkan yang sudah ahli tetapi tidak ingin mengeluarkan banyak Mana.

Sihir adalah unsur Utama dari dunia ini.

Dunia ini di pondasikan oleh Sihir dan Berkembang dengan sihir jadi keberadaan Sihir dan Ahli Sihir atau Pengguna sihir di dunia ini sangat lah penting.

Banyak pengetahuan dan barang-barang yang berhasil di buat dan di hasilkan melalui sihir.

Seperti Lampu yang menggunakan Sihir tingkat 1 [Continous Light] dimana cahayanya tidak akan mati. Sihir ini membuat peradaban keluar dari jaman Obor.

Ada banyak Ilmu Sihir yang dapat di pelajari Mulai yang umum sampai yang lanjut dan terakhir yang paling Sulit. Namun ada banyak dari mereka yang membuat Ilmu Sihir mereka sendiri, Seperti 'Si Pengelana Tua' yang membuat Sihir [Eternal Life].

Ada juga dari mereka yang membuat Tipe Sihir atau Gaya Sihir mereka sendiri.

Seperti salah satu dari Pahlawan Manusia Terkuat yang membuat sihirnya berdasarkan Matahari dan Bulan.

Lalu salah satu dari Pahlawan Terkuat Manusia yang membuat sihirnya berdasarkan Bintang, Listrik, dan Cahaya.

Lalu pemimpin dari Kelompok Petualang Terkenal yang di panggil 'Galaxy' yang membuat sihirnya berdasarkan Galaksi. Ini juga karena bantuan senjata Bintang 5-nya yang membuatnya bisa menggunakan sihir ini.

Sebenarnya Larla sendiri juga sudah membuat Sihir dan Tipe sihir miliknya sendiri.

Kombo Sihir dan Memanahnya itu dapat di bilang adalah sihir buatanya sendiri dan bukanlah sebuah Skill dari kelasnya atau dari dirinya.

Kembali lagi kepada Latihan Larla dan Gurunya.

Setelah mendengar penjelasan Gurunya, Larla di minta untuk mengeluarkan energi sihirnya dengan memfokuskannya kepada Telapak tangannya.

Dengan menutup mata dan dengan kondisi yang tenang, Larla mengulurkan tangannya ke depan ke arah Gurunya dan memfokuskan energi sihirnya.

Gurunya kemudian mengenakan Kacamata miliknya dan melihat ke arah Larla.

Dari telapak tangan Larla, Larla mengeluarkan Lingkaran sihir berwarna Ungu.

Gurunya melihat Aura Energi Sihir dan kekuatan sihir milik Larla lalu menghitung kekuatannya.

Sama sepeti sebelumnya, Status kekuatan Sihir Larla masih sama, Yaitu-

Magic Attack : 6-7/10

MP : 6-7/10

Menandakan kalau Larla masih lemah dalam sihir.

Walaupun Larla sudah mencapai Tingkat 4 tapi kebanyakan yang Larla buat atau ketahui adalah Sihir Buff/Boost.

Gurunya meminta Larla untuk bersiap dengan Panahnya.

Ini sedikit membuat Larla bingung tapi dia menuruti.

Gurunya kemudian Mengeluarkan Monster panggilan yang sama seperi kemarin latihan.

Dia kemudian meminta Larla untuk melawannya, Tapi dengan menggunakan Ilmu sihir yang dia ketahui atau Pelajari.

Larla menerimanya dan memfokuskan Ilmu sihirnya pada Panah dan Anak panahnya.

Dengan gerakan yang sangat cepat dan perapalan Mantra yang sangat cepat, Larla dapat mengeluarkan beberapa Sihir yang dia ketahui dan yang sering dia gunakan.

Kebanyakan dari Sihir Buff yang dia gunakan kemarin.

Tapi mengejutkannya lagi, Larla menggunakan sihir tingkat 4 yang belum pernah dia perlihatkan.

Kelihatannya Sihir ini dia buat sendiri atau mungkin sudah ada tapi kelihatannya dampaknya lebih besar dari yang sudah ada. Jika ini modifikasi maka akan lebih kuat, Tapi sepertinya Larla memodifikasi di tambah membuatnya sendiri.

Dia mengeluarkan [Lighting Arrow] dan [Flame Arrow] yang dimana anak panahnya di baluti oleh Listrik dan api.

Lalu saat di tembakkan, Dia mengeluarkan [Multiple Arrow] dimana anak panah itu akan menggandakan dirinya menjadi beberapa anak panah.

Belum lagi di gabungkan dengan Mechanics Twin and Triplet Magic yang membuat panahnya lebih banyak lagi.

Saat anak panah itu mengenai 2 Monster di depannya, Mereka Tersengat Listrik dan Terbakar oleh api.

Lalu Larla mengeluarkan 2 anak panah dan mengisinya dengan [Wind Arrow] dan [Water Arrow] dimana salah satu anak panahnya di balut oleh Angin dan satunya di balut oleh Air.

Saat di tembakan dan mengenai targetnya, Listik akan bergabung dengan Air dan Api akan di besarkan dengan Angin.

Hasilnya adalah dampak yang sangat besar dan seketika mengalahkan 2 Monster di depannya.

Sepertinya Kombo milik Larla benar-benar banyak, Bukan itu juga tapi sepertinya Larla ahli dalam menggunakan Elements Magic.

Ini membuat Guru dan adiknya tercengang. Mereka tidak dapat percaya kalau Larla bisa menggunakan sihir dan kombinasi seperti ini.

Adiknya, Likhalri, Menjadi sangat takjup dan bersemangat. Matanya bersinar-sinar saat melihat Kakaknya yang begitu luar biasa. Dia melompat-lompat di pohon dan hampir membuat dirinya terjatuh dari atas pohon.

Gurunya yang sebelumnya terkejut kemudian tertawa lalu berkata.

"Hebat. Itu menakjubkan Larla"

Larla melihat ke arah gurunya dari kejauhan.

"Tapi…Sayangnya MP mu sangat sedikit dan yang tadi itu cukup memakan Energi Sihir mu jadi aku ingin kau berhemat dan memikirkan pengeluaran Energi Sihir mu lebih baik lagi"

Larla mengangguk dengan semangat dan berteriak.

"Baik !" Kearah gurunya yang berada beberapa meter dari jarak latihannya.

Selama seminggu mereka berlatih dan memperkuat sihir Buff dan Boost milik Larla, Gurunya juga melatih Larla untuk menggunakan atau mengeluarkan Energi Sihirnya dengan hemat.

Yang membuat Larla banyak mengeluarkan Energi Sihir adalah kekurang tahuannya dalam Mengontrol Energi Sihir dan mengeluarkan Sihir saat di gunakan.

Dia sudah sering menggunakannya untuk membasmi Goblin, Ogre, dan Troll yang mendekat ke desa. Tapi dia tidak menyadari kalau dia mengeluarkan banyak energi sihir.

Jika Larla kehabisan Energi Sihirnya maka dia akan menggunakan keahlian Fisiknya.

Sama seperti waktu itu dimana mereka berlatih dengan membasmi Goblin di sarangnya dan hanya Larla lah yang beraksi sedangkan Gurunya hanya memandunya.

Larla dapat membunuh 2 penjaga Goblin yang berjaga di depan masuk Gua dan jarak mereka berdiri cukup jauh, Tapi Larla hanya dengan 1 anak panah dan sekali tembakan di gabungkan dengan [Piercing Arrow] dan Pasifnya [Deadly Shot] dia menembak menyamping dari arah kirinya dan dengan hembusan angin Panah itu berbelok dan menembus kepala Goblin pertama dan kedua.

Dia berhasil menghemat Energi sihirnya, Hanya menggunakan 1 Sihir atau mungkin saja Skillnya dan memanfaatkan Pasifnya dengan baik.

Di dalam Gua Larla menggunakan Panah dan Tombaknya yang keduanya berwarna hitam.

Dia juga memiliki beberapa Skill dalam Kelas Lancer dan itu cukup mempermudahnya.

Seperti [Thrust Spear] dan [Slashing Spear] yang sering dia gunakan dalam menggunakan Tombak.

Keahlian bertombaknya juga di perlihatkan menggunakan kombo yang hampir sama dengan keahlian memanahnya.

Seperti [Lighting Spear] dan [Flaming Spear] dimana tombaknya di balut Api dan Listrik.

Dengan mudah Larla menghabisi sekumpulan Goblin di dalam Gua menggunakan Tombak.

Walaupun dia harus merelakan energi sihirnya yang menipis.

Dia juga di hadang dengan Ogre tetapi dengan kombinasi Skill Memanah dan Tombaknya membuatnya dapat dengan mudah mengalahkan Ogre itu dan menyapu bersih semua Goblin di dalam gua itu.

Setiap jam Istirahat, Likhalri yang selalu datang menonton memberikan bekal dan sarapan kepada mereka berdua dan ini sudah berjalan selama 2 Minggu.

Di minggu ke-2, Mereka berlatih tentang menggunakan Sihir Element yang dapat di gunakan Larla dan juga sihir Tingkat 3-4 lainnya.

Kali ini latihannya tidak menggunakan Senjata melainkan langsung mengeluarkan sihir.

Pertama, Gurunya sangat tertarik dengan sihir Element milik Larla dan memintanya untuk mengeluarkannya.

Namun Larla yang biasanya menggunakannya dengan bantuan senjata membuatnya sedikit kesulitan saat tidak menggunakan senjata.

Larla di ajari Sihir Element Umum Tingkat 3 seperti [Lighting] dan [Fireball] dimana dari telapak tangannya keluar lingkaran sihir yang mengeluarkan Aliran Listrik lurus dan Bola api yang menembak.

Hanya dengan sekali belajar, Larla dapat memahaminya lebih.

Larla kemudian mengkombinasikannya seperti biasa dan sekali lagi ini mengejutkan Gurunya dan adiknya.

Dia mengeluarkan atau mengkombinasikan [Lighting] dengan [Maximum] juga [Twin] yang dengan hebat Larla mengeluarkan 2 Lisrik besar dari kedua tangannya.

Sihir ini dinamai atau dapat di rapalkan dengan-

[Magic Tier 3-4, Maximum Magic, Twin Magic, Double Lighting Force]

Hanya dalam sekali coba dan Larla sudah dapat membuat dan mempelajarinya dengan sangat baik.

Dia juga mengkombinasikannya dengan Element Api dan yang lainnya.

Minggu kedua mengeluarkan banyak tenaga untuk Larla dan mengeluarkan banyak Energi Sihirnya, Tapi Talent Larla yang dapat mempelajari segala hal dengan cepat mempermudah dirinya.

Lalu…

Di Minggu ke-3 pun tiba.

Minggu yang di janjikan oleh gurunya sebelum berakhirnya minggu ke-2.

Gurunya berjanji untuk mengajari Larla tentang [Summoning Magic].

Di malam hari di Danau dimana terlihat di sana kalau Larla sedang berenang seperti biasanya dan Gurunya duduk di Pohon sedang melihat sebuah Gulungan.

Gurunya melihat gulungan itu dengan seksama dan dengan tampang yang serius.

Dia kemudian sedikit menyengir dan melihat ke arah Larla.

Yang dia lihat bukanlah Larla yang telanjang dan sedang berenang tetapi dia melihat ke arah Cincin yang Larla pakai di jarinya.

"Sepertinya itu berguna pada Larla"

Dengan senyumannya yang penuh rasa yakin, Gurunya berkata.

Larla yang berenang sambil mengambang di atas air melihat ke arah atas rembulan yang terang.

Dia mengangkat tangannya tinggi menggapai rembulan.

Lalu dari jarinya, Cincin itu memantulkan cahaya bulan.

Melihat cincinnya itu mengundang satu pertanyaan kepada Larla.

Apa kegunaan Cincin ini ?

Larla bertanya itu di dalam hatinya, Tapi mengetahui kalau gurunya lah yang memberikannya maka cincin ini sangat lah Special dan Berharga.

Cincin dengan Bintang 4 atau Rare Item juga di kenal sebagai Legendary Item.

Barang seperti itu pasti sangat besar efeknya.

"Apa ini cocok untuk ku ?"

"Apa kegunaannya ?"

"Aku belum merasakan sesuatu yang special dari Cincin ini ?"

Larla bergumam di dalam hati yang bingung dan penuh pertanyaan.

Lalu di hari selanjutnya.

Di hutan dengan lapangan yang luas saat ingin memulai latihan, Dari dalam tas milik gurunya ada sesuatu yang bersinar berwarna biru.

Merespon sinar itu, Gurunya membuka tasnya dan mengambil sesuatu dari dalam.

Itu adalah Gulungan Sihir.

Gurunya membuka Gulungan itu dan cahaya biru itu menghilang.

Larla penasaran dengan gulungan itu tapi dia tidak bertanya setelah melihat gurunya yang dengan konsentrasi dan serius melihat-Tidak, Tapi membaca gulungan itu.

Mata gurunya kemudian menjadi sangat serius.

Ini mengejutkan Larla sedikit. Omong-omong adiknya tidak datang menonton hari ini.

Gurunya menghela nafas dan menggulung kembali Gulungan sihir itu dan menaruhnya kembali ke dalam tas.

Helaan nafas milik gurunya membawa pertanyaan kepada Larla.

"Ada apa ?"

"Larla maaf kan aku"

"Ehh ?" Larla bingung dan memperlihatkan ekspresi bingungnya.

"Aku harus segera pergi"

Pernyataan Gurunya mengejutkan Larla dan membuat matanya melongo dan membuat dirinya tidak dapat tenang.

"K-Kenapa ? Ada apa ?"

"Teman ku membutuhkan bantuan ku"

"B-Bantuan ?"

"Magic Scroll barusan adalah Magic Scroll yang kami buat bersama"

"…Namanya adalah [Message Communication Scroll] dimana jika kau menulis di gulungan itu dengan nama dan energi sihir yang sudah di isi dengan energi sihir kita maka tulisan itu akan sampai kepada kita yang memegang Gulungan yang sama"

"Jadi…Bantuan apa yang teman Nenek ingin kan ?"

Neneknya tersenyum tidak menjawab pertanyaan Larla.

Urusan ini pasti sangat rahasia.

Larla dengan sedih melihat ke arah bawah ke tanah.

Lalu gurunya memegang pundak Larla.

"Anak ku, Aku minta maaf kalau aku harus melanggar janji ku pada mu, Tapi akan ku berikan sesuatu padamu"

Larla menaikan kepalanya dan melihat ke arah Gurunya dengan wajah yang sedih.

"Aku berikan cincin itu padamu dan akan ku berikan kamu ini-"

Gurunya memasukan tangannya ke dalam Tas miliknya dan mengambil sesuatu dari dalamnya.

Itu adalah Gulungan Sihir yang sama seperti sebelumnya.

Gurunya menyerahkan Gulungan itu kepada Larla dan Larla mengambilnya.

"Itu adalah Gulungan yang sama seperti sebelumnya dan Gulungan itu sudah terisi Energi Sihir ku jadi jika kau menuliskan sesuatu di situ maka aku akan menerimanya. Yaa, Tapi mungkin saja aku tidak akan membalasnya, Tapi aku akan membacanya"

"Terima Kasih…"

Dengan nada dan wajah yang sedih, Larla menjawab.

Gurunya masih tersenyum kepada Larla, Lalu gurunya menepuk kedua pundak Larla dengan kencang membuat Larla terkejut dan sadar.

Kepala Larla langsung melihat ke atas, Matanya melebar dan tubuhnya merinding kaget membuat Larla mengeluarkan suara "Eeeiiikk".

"Oi apa ini ? Apa ini Larla yang Nenek kenal ? Ini pasti bukan Larla !"

"A-Aku Larla !"

"Jika kau Larla maka buktikan. Larla itu adalah sosok yang Elegan, Semangat namun Tenang dan Santai, Multi Talenta dan suka Telanjang. Buktikan !"

"Eeehhhh…Aku…"

Dengan bingung harus berbuat apa, Larla melirik ke segala arah dan sedikit tersipu.

"Hahahaha, Seperti itu. Itu baru Larla"

"Darimananya ?"

"Kau tersipu malu dengan mudah"

Larla tersipu malu dan wajahnya memerah sambil mengembungkan pipinya melihat kebawah karena malu.

Gurunya kemudian mengangkat wajah Larla dengan tangannya ke arah pandangannya.

"Larla dengar lah, Tanpa sihir pemanggil kau sudah sangat hebat bahkan dalam 2 minggu terakhir Kekuatan dan kemampuan sihir mu sudah meningkat Drastis…Bahkan Level mu juga"

Larla terkejut dan matanya melebar. Dia mempertanyakan tentang kebenaran itu.

"B-Benarkah itu ?"

"Ya, Tentu. Lihatlah ini"

Gurunya memberikan satu gulungan sihir lagi kepada Larla.

Larla membukanya dan membacanya.

Setelah melihat isi dari gulungan itu, Tangan dan kaki-Tidak, Tetapi seluruh tubuh Larla gemetar.

Matanya melebar dan dia serasa ingin pingsan hanya denga melihat isi gulungan itu.

"Itu adalah Statistik/Status kekuatan mu. Kau sudah berkembang sangat pesat…"

"I-I-Ini...….."

"Larla…Kau sudah melebihi ku…Kau sudah lebih kuat daripada aku"

Larla yang mendengar perkataan gurunya dan membaca isi gulungan itu membuat tubuhnya semakin bergemetar.

Gulungan itu berisi tentang Kekuatan milik Larla dan peningkatannya sangat lah Drastis.

Hanya dalam 2 minggu berlatih, Larla sudah mencapai Level yang sangat mustahil di capai dengan mudah.

Menurut Gurunya, Larla sudah melebihinya dan juga sepertinya itu melebihi Monster Legendaris menurut adiknya, Likhalri.

Tidak ada makhluk yang sehebat itu bisa menaikan kekuatannya secara cepat atau Instan hanya dalam waktu 2 minggu. Tapi Larla berbeda, Dia berhasil menerobos dinding itu dan menjadi kuat hanya dalam 2 minggu.

Apakah ini berkat Talentnya atau berkat Cincinnya ?

Mungkin saja penggabungan keduanya.

Larla kemudian melihat ke arah Gurunya dan tersenyum Lebar yang di iringi dengan Air mata bahagia.

"Terima Kasih banyak telah melatih ku, Si Tua Pengelana"

Gurunya tersenyum bangga dan menjawab dengan santai "Ya, Tentu".

Setelah itu Mereka berdua kembali menuju desa untuk berpamitan.

Si Tua pengelana berpamitan kepada Larla dan Keluarganya juga para penduduk Desa. Dia mengucapkan terima kasihnya karena telah menampungnya selama 2 minggu dan melatih Larla.

Penduduk Desa juga mengucapkan Terima Kasih mereka dan mengatakan kalau Si Tua Pengelana boleh kembali lagi ke desa mereka kapan pun.

Pintu mereka selalu terbuka untuknya.

Setelah Si Tua Pengelana Pergi, Larla meminta Izin untuk pergi ke kota sebentar…Sendirian.

Sebelumnya permintaan ini di tolak mentah-mentah oleh Ibunya yang khawatir, Tapi Ayahnya mengizinkannya dan mengingatkannya untuk berhati-hati.

Ibunya yang melihat Larla yang serius itu harus pasrah mengizinkan Larla pergi Ke Kota sendirian.

Adiknya yang ingin ikut di tolak oleh Kakaknya, Ibunya, Dan Ayahnya.

Setelah mendapatkan Izin dari keluarganya, Larla pergi mengenakan Mantel dan Jubah berwarna coklat untuk menutupinya.

Dia melesat sangat cepat dengan kecepatannya yang luar biasa menuju Kota seberang.

Apa tujuannya ?

Sebelum Gurunya pergi, Gurunya berkata-

"Kalau kau masih ingin tetap belajar Sihir pemanggil, Pergi lah ke Toko Sihir yang kau tahu itu dan belilah Gulungan Sihir pemanggil dan Gem Sihir penyegel Monster pemanggil, Maka kau setidaknya bisa memanggil Monster Level 30-35 dengan itu"

Mengetahui kalau dia masih ada harapan untuk belajar Sihir pemanggil, Larla dengan secepat kilat mengikuti saran gurunya dan pergi ke kota menemui Kakek penjual Item Magic.

Dari Hutan sampai kota memakan waktu setengah hari dengan berjalan kaki, Tapi tidak dengan kecepatan yang Larla miliki.

Kecepatan ini selalu mengejutkan banyak orang karena Larla bisa menghindari berbagai macam serangan dan berlari sangat cepat.

Larla sampai di Kota itu hanya 3 jam dan dia juga sudah sampai di toko Item Magic itu.

Saat sampai dengan cepat Larla membuka pintu toko itu dan mengejutkan si pemilik.

"Oh, Larla Selamat Dat-"

Sambutan si pemilik toko atau si kakek itu di potong oleh Larla yang terlihat terburu-buru.

"Kek, Tolong berikan aku gulungan sihir pemanggil dan Gem Penyegel Monster pemanggil"

"Ehhh…Apa ?"

"Tolong lah"

"A-a-a-a…B-Baik…"

Kakek itu dengan bingung mencari dimana Gulungan sihir pemanggil dan Gem pemanggil yang dia simpan di belakang.

Di dalam toko itu terdapat banyak sekali barang-barang sihir yang terlihat sangat berguna dan juga mahal.

Seperti Gulungan sihir, Crystal sihir, Senjata yang sudah di isi dengan kekuatan sihir, Pakaian yang sudah di isi dengan sihir, dan masih banyak lagi.

Di Counternya yang terbuat dari kayu dan kaca yang di dalamnya terdapat banyak sekali barang-barang sihir yang kecil seperti Cincin sihir dan lainnya.

Kakek itu keluar dari ruangan lain tempat menyimpan barang-barang sihir lainnya.

Kakek itu berpenampilan sebagai berikut.

Dia pendek dan tubuhnya sedikit gendut dengan wajah yang keriput dan jenggot berwarna putih yang tebal menutupi Mulutnya, Rambutnya berwarna putih karena umurnya. Dia mengenakan pakaian kaos berwarna Putih dan celana berwarna biru.

"Ini dia yang kudapat kan-"

Kakek itu menaruh beberapa gulungan sihir di atas counter dan botol besar yang berisi banyak sekali Gem sihir bermacam warna.

"Berapa yang kau ingin kan ?"

"3 Scroll dan 5 Gem. Tolong"

"Baik"

Kakek itu memberikan 3 Scroll dan 5 Gem yang diminta Larla.

Dengan cepat dan terburu-buru Larla membayarnya dan mengucapkan terima kasih.

"Ini 2 Koin Emasnya kek, Ambil saja kembaliannya"

Larla langsung berlari ingin keluar.

"Larla Tunggu !"

Larla menengok kebelakang dan melihat ke arah Kakek itu.

"Kenapa kau terburu-buru ?"

Larla tersenyum manis kepada Kakek itu dan menjawab.

"Ada sesuatu yang ingin aku coba"

Dengan tampang yang cerah penuh harapan, Kakek itu membalas Larla.

"Kau ini…Seperti biasa selalu mengejutkan ku"

"…Kalau begitu pergi lah dan kejutkan aku dengan hasilnya"

"Em, Baik"

Larla kemudian keluar dari toko dan bergegas lari.

"Hmmm…Sepertinya ini ulah mu…Bukan begitu…Redrit"

"Apa yang di lakukan cincin itu di tangannya ?"

"Kau memberikannya padanya hmmm…Ini akan menarik"

Di tengah perjalanannya, Di tengah kota orang-orang melihat ke arah Hutan.

Apa yang mereka lihat ?

Larla yang penasaran mencoba untuk melihat ke arah kemana penduduk warga lihat.

Tapi karena tingginya, Larla kesulitan dalam melihat.

Larla kemudian melompat ke atas atap rumah dengan cepat dan cekatan.

Saat sampai di atas atap, Larla melihat ke arah hutan.

Saat melihatnya, Mata Larla melebar dan mulutnya terbuka penuh dengan rasa terkejut dan panik.

Dia berusaha tidak mempercayai apa yang dia lihat dari kedua bola matanya.

Tapi kenyataannya berkata lain.

Dari arah hutan, Ada asap yang tebal dan seperti bau hangus pohon yang di bakar dan itu ada di dalam hutan yang dalam.

Walaupun keberadaannya sangat dalam tapi asap itu bisa di lihat dan di cium sampai ke kota.

Larla yang memiliki pengelihatan sangat tajam bisa tahu dari mana arah datangnya Asap itu.

Itu berasal dari desanya.

Larla yang panik kemudian berlari dengan cepat menuju hutan dan menuju desanya.

Kakek pemilik toko itu keluar dari toko melihat kondisi kota yang ramai.

Dia melihat ke arah Asap besar itu dan wajahnya terlihat kaget.

"Oh The Great Gods…Apa yang terjadi ?"

Dia kelihatannya menyembah salah satu dewa dari The Great Gods.

Kejadian ini di luar pengetahuan Larla dan dia sedikit menyesal, Seharusnya Larla tidak perlu terlalu terburu-buru dan pergi meninggalkan Desa hanya untuk keinginannya sendiri.

Dengan wajah yang serius dan panik, Larla melepas mantelnya dan berlari semakin kencang ke arah Hutan.

Larla sampai di hutan lebih cepat daripada dia pergi ke Kota.

Sesampainya di hutan, Larla melihat ke sekelilingnya.

Situasinya benar-benar kacau.

Banyak pohon-pohon yang rusak karena sabetan pedang dan ada busur yang menancap di pohon.

Larla yang sudah melihatnya langsung berlari menuju desanya.

Dia berlari dengan kencang dengan penuh harapan…Harapan untuk dapat kembali dengan cepat dan menyelamatkan keluarganya juga desanya.

Di tengah jalannya, Dia bertemu dengan 20 Manusia yang sedang melihat keliling hutan.

Terlambat untuk bersembunyi, Para manusia itu menyadari keberadaan Larla.

Desanya hanya tinggal beberapa meter lagi kedepan tapi di hadang oleh 20 manusia yang sekarang tujuan mereka adalah menyerang Larla.

Larla kemudian mengeluarkan Panahnya dan menembakkan anak panahnya menembus 5 orang di depannya dan langsung membunuhnya.

Manusia di sekelilingnya yang kaget dengan serangan mendadak itu dan melihat 5 temannya mati hanya dengan satu serangan anak panah yang menembus mengeluarkan keringat dingin dan menelan ludah rasa tajut.

Lalu Larla mengeluarkan 5 anak panah dan menembaknya sekaligus mengenai 5 orang lainnya dan membunuhnya langsung.

Tidak sempat menyerang balik, Larla mendekat dan membunuh 5 orang lainnya yang tidak menyadari Larla yang mendekat ke arah mereka.

5 Lainnya yang ingin kabur tidak dapat bergerak setelah dengan sekejap, Larla menembakkan 5 anak panah secara berturut-turut dan membunuh mereka semua.

20 Orang di kalahkan oleh Larla dalam sekejap dengan kurun waktu 10 detik.

Larla kemudian melanjutkan larinya menuju Desa, Tapi setiap kali dia mendekat ada sekelompok manusia lagi yang datang dan menyerang Larla.

Larla tidak punya pilihan selain melawan balik.

Terus-terus-terus-dan terus…Larla sudah membunuh lebih dari puluhan Manusia hanya dalam 3 jam.

Larla juga sudah kehabisan tenaga dan tubuhnya mengalami luka-luka dari besetan pedang dan anak panah.

Tidak dapat melanjutkan larinya ke desa, Larla pun memutuskan untuk lari kedalam hutan.

Dia di kejar oleh 20 orang lainnya dan Larla sudah tidak sanggup melawan balik.

Saat Larla melompat dari pohon ke pohon, Larla tertembak oleh anak panah di punggungnya dan terjatuh dengan keras ke tanah.

Larla yang sudah terluka parah, Tidak dapat bertarung lagi, Mengeluarkan banyak darah dari lukanya yang membesar, dan tubuhnya yang bergemetar hebat membuatnya tidak bisa bergerak lagi.

Dia sudah pasrah dengan hidupnya dan seolah-olah mengatakan kepada kelompok pemburu itu untuk maju dan menangkapnya.

Saat 5 orang maju mendekati Larla bagaikan peluru, Larla dengan cekatan menarik Tombaknya di punggungnya dan menebas 5 leher pemburu yang menyerangnya.

Dengan kekuatan terakhirnya Larla membunuh mereka ber-5 dengan sekejap.

15 orang lainnya merasa takut dan tidak berani maju setelah melihat kemampuan mengerikan Larla.

Larla maju ke arah mereka dengan perlahan.

Matanya yang setengah terbuka dan penuh rasa lelah itu menakuti musuhnya.

Badannya menunduk ke bawah dan bergemetar merintih kesakitan.

Kakinya bergemetar yang membuatnya susah untuk berdiri.

Tangannya yang memegang Tombak miliknya terayun-ayun dan bergemetar.

Dia berjalan perlahan ke arah 15 musuhnya yang tersisa.

15 Manusia itu bergemetar ketakutan. Mereka mengeluarkan keringat dingin dari balik tubuhnya.

Gigi mereka bergemetar merasakan takut.

Beberapa dari mereka mengucapkan doa kepada Dewa yang mereka sembah memohon pengampunan.

Mereka yang sebelumnya memandang Larla penuh nafsu dan merasa percaya diri akan menangkap Larla, Kini merasakan hawa yang berbeda dari Larla.

Dari punggung mereka keluar keringat dingin penuh rasa takut akan kematian.

Hawa yang di keluarkan oleh Larla adalah Hawa membunuh.

15 pemburu itu merasakan kematian yang mendekati mereka.

Mereka tidak tahu harus berbuat apa selain pasrah di hadapan Kematian…

Di hadapan malaikat pencabut nyawa…Larla Lolvrath.

........................

Di Tengah Hutan, Di Malam Hari, Waktu sekarang.

Cahaya yang besar itu meledak dan menyebar kearah Larla dengan sangat cepat dan membuat silau pengelihatan Larla.

Larla menutup matanya sekejap dan melihat kedepan mencari tahu monster apa yang dia behasil panggil.

Tapi dia tidak dapat melihat dengan jelas monster itu.

Monster itu di tutupi dan di balut oleh cahaya.

Lingkaran sihirnya kemudian menghilang tapi serpihan cahayanya masih ada dan masih mengambang di udara.

Larla berusaha untuk membuka matanya dan melihat sosok di depannya yang masih tertutupi oleh cahaya.

Kelihatannya sangat besar...

Dia terlihat seperti kuda…Tidak…Tapi jika di lihat lebih jelas maka terlihat seperti seseorang menunggangi sebuah kuda.

Larla perlahan demi perlahan kehilangan kesadarannya, Mencoba untuk melihat sosok itu tapi…

Larla…

Akhirnya…

Kehilangan kesadarannya…

Tapi…

Dia kembali membuka matanya hanya untuk sekejap untuk melihat sekali lagi apa dia berhasil atau tidak…

Tubuh Monster itu yang di balut dan tertutup oleh cahaya perlahan mulai terlihat.

Tapi kesadaran Larla juga semakin memburuk.

Pengelihatannya mulai memburam lagi dan tubuhnya sudah tidak bisa dia gerakan.

Tubuh makhluk itu perlahan terlihat.

Mata Larla perlahan menutup.

Tubuh kuda yang di tunggangi perlahan terlihat.

Larla semakin kehilangan kesadarannya.

Wujud dari seseorang yang menunggangi kudanya perlahan terlihat.

Larla…Mulai tidak dapat melihat dengan jelas.

Tubuh kuda itu terlihat sepenuhnya.

Kuda yang mengenakan Armor Full-Body berwarna Hitam legam dengan setiap celah dan lubang kuda itu berwarna Biru api membara.

Hanya dalam hitungan detik terakhir, Larla akan kehilangan kesadarannya sepenuhnya.

Wujud penunggang kudanya perlahan terlihat.

Di kanan badan kudanya ada Perisai yang besar, Tangan kanan penunggangnya memegang kendali kudanya, Di pinggang sebelah kanannya ada sebuah pedang yang cukup panjang. Tubuhnya mengenakan Full Armor-Body berwarna Hitam legam dan setiap celahnya berwarna Biru api membara.

Larla perlahan demi perlahan mulai menutup matanya.

Kepala dari Penunggangnya terlihat.

Dia mengenakan Helmet dengan lubang mata menyerupai huruf "T" dan berwarna biru api membara. Di atas kepalanya seperti ada tanduk kecil seperti mahkota.

Wujudnya sudah terlihat dengan sempurna tapi Larla…Sepenuhnya kehilangan kesadaran.

.........….

Makhluk itu datang…

Makhluk itu datang ke dunia ini…

Makhluk terkejam di dunianya…

Datang secara mendadak…

Seperti di panggil oleh Sihir pemanggil…

Apakah Larla yang memanggilnya ?

Atau sihir yang sudah tertanam di dunia ini selama 500 tahun lebih ?

Itu…Tidak lah penting….

Karena sekarang…

Sosok Kegelapan datang…

Sosok pembawa kehancuran datang…

Sosok pengendali Kegelapan datang…

Seorang Raja…

Seorang pemimpin…

Seorang…Dark Lord…

Datang…Kedunia ini…

"Oui…Xom'Zic ?" (Dimana…Aku ?)

The Dark Lord Arch Vossler Souron

Terpanggil kedunia ini.