Chereads / Overworld - The Dark Lord / Chapter 11 - Intermission 2

Chapter 11 - Intermission 2

Di sebuah Kerajaan besar, Albion, Berada di selatan. Kerajaan besar yang menjunjung tinggi para 13 Dewa Agung, The Great Gods.

Di dalam sebuah istana yang besar yang di hiasi berbagai macam benda dan harta yang terlihat sangat mahal dan indah di mata orang. Semuanya berwarna biru dan biru muda melambangkan ciri khas kerajaan mereka yang berwarna biru.

Di istana itu ada 13 patung dari The Great Gods dimana semuanya melingkari ruangan istana tempat para ke-13 tetinggi Kerajaan Albion. Saat ini di dalam ruangan itu hanya ada satu tetinggi.

Tetinggi itu terlihat sudah sangat tua, Seorang kakek-kakek tua yang umurnya sudah melebihi 70 tahun lebih, Mungkin sudah mencapai 80 tahun lebih. Dia mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya sampai kaki berwarna putih bermotif biru muda dan topi besar berwarna putih motif biru muda. Dia di kenal sebagai Ayah Gereja Albion dimana dia menyembah seluruh ke-13 Dewa Agung.

Dia juga di kenal sebagai Suhu dari Albion dimana dia memiliki Hormat yang lebih tinggi ketimbang Raja Albion.

Dia kini sedang memandang kepada salah satu patung dari 13 The Great Gods yang paling tengah di belakang kursi istana tempat dia duduk.

Matanya yang memandang dengan hormat dan penuh perasaan kepada Dewa yang ia puja membuat matanya berkaca-kaca dan hatinya berdegup kencang.

Sedikit demi sedikit keringat keluar dari wajahnya yang sudah keriput. Ketimbang tampang yang kagum, Yang keluar dari wajahnya melainkang tampang orang yang gelisah dan takut.

Apa sebesar itu dia mengagumi dan memuja para Dewa atau karena ada sesuatu yang ia takuti sampai membuatnya sangat gelisah ?

"Apa yang harus ku lakukan, The Great Gods ? Ancaman yang besar akan datang ke dunia ini"

Di bandingkan dengan berdoa dia bertanya dengan gelisah kepada Dewanya yang sekarang hanya berupa patung besar yang melambangkan mereka.

Ancaman besar apa yang dia maksud ?

Apa akan ada hal yang mengerikan terjadi di dunia mereka ?

Lalu dari arah pintu besar masuk istana ada seorang pria yang datang.

Pintu besar istana itu mengeluarkan bunyi yang nyaring saat di buka dan hentaman yang keras saat di tutup membuat Ayah Albion menyadari ada seseorang yang datang.

Dia kemudian mengambil kitab suci mereka yang ia taruh di atas kursinya dan membalikan badannya melihat ke arah pria yang datang sendiri.

"Engkau memanggil hamba, Ayah?"

"Gillbert"

Pria itu bernama Gillbert.

Gillbert di kenal di kalangan Gereja dan Istana sebagai agen rahasia dari Gereja Besar Albion. Dia bisa menjadi seorang Mata-mata [Kelas Spy], Pembunuh [Kelas Assassins], dan Magic Caster tingkat 3. Dari semuanya dia lah yang paling dapat di percayai untuk menjalani misi-misi kotor dari Gereja Besar Albion dan tidak pernah gagal satu misi pun.

Gillbert memiliki postur tubuh yang sempurna untuk seorang Pria yang berumuran 30 tahun ke atas. Rambutnya sangat pendek berwarna pirang di sisir rapih kebelakang. Dia mengenakan pakaian campuran kelas seperti Magic Caster dan pakaian Assassins, Terlihat besar namun pakaian itu mudah untuk di gerakan bahkan dalam misi sesult apapun, Pakaiannya berawan Putih keseluruhan dengan motif Biru. Matanya biru tajam tidak kenal ampun seolah dia sudah terbiasa melihat kematian di depan matanya.

Gillbert berlutut di depan Ayah Albion dengan rasa hormat yang tinggi dan tingkat ke sopanan yang tinggi.

"Kau selalu datang tepat waktu setiap aku memanggil mu, Gillbert"

"Kau terlalu memuji ku, Ayah. Datang tepat waktu saat hamba di panggil oleh para tetinggi adalah keharusan bagi kami para Domba-domba kecil yang tersesat yang membutuhkan arahan dari para The Great Gods dan Engkau"

"Sebelumnya, Aku ucapkan terima kasih ku padamu, Gillbert, Karena telah menyampingkan urusan penting mu hanya untuk menemui ku"

"Terima kasih mu itu tidak perlu, Ayah. Hamba tidak berhak mendapatkan Terima kasih mu. Ini sudah menjadi keharusan bagi hamba untuk memenuhi panggilan, Ayah, dan menyampingkan segala tugas yang ada hanya untuk memenuhi panggilan Engkau"

"Hmm..."

"A!?"

Gumaman yang keluar dari Ayah Albion mengejutkan Gillbert dan membuat Gillbert sedikit khawatir. Dia berpikir apa ada sesuatu yang dia lakukan salah atau ada sesuatu yang membuat Ayah Albion cemas.

"Ayah, Ada apa ? Apa ada sesuatu yang salah ? Apa ada yang mengganggu pikiran Engkau ? Katakan pada Hamba, Gillbert, Akan hamba hilangkan rasa tidak enak dari Ayah dalam sekejap"

"Tidak, Bukan apa-apa. Jika aku berkata seperti itu maka aku berbohong"

"Aaa!? Ayah, Apa ada sesuatu yang membuat Ayah sampai seperti ini ?"

Gillbert yang pertama hanya mengkhawatirkan Ayah Albion kini berubah menjadi sangat Cemas dengan kondisi dari Ayah Albion.

Wajah Ayah Albion tergambarkan sangat gelisah dan wajah Gillbert menggambarkan seseorang yang cemas di campur panik di penuhi dengan keringat dingin karena cemas.

Tubuh Gillbert bergetar tidak karuan membuatnya hampir tidak dapat mempertahankan posisi berlututnya di hadapan Ayah Albion tapi ia paksakan agar tetap terlihat sopan di hadapan Ayah Albion.

"Sebenarnya, Gillbert"

"Ya, Ayah"

"Ancaman yang besar akan datang di dunia ini"

"A-Ancaman...Besar...!?"

"Aku baru saja merasakan kekuatan yang besar datang dari arah Hutan Besar YGGDRSIL. Kekuatan itu begitu besar dan sangat kuat seolah-olah dia adalah Kehancuran. Kekuatan itu begitu dahsyat dan menakutkan seolah-olah dia adalah Monster dari para Monster. Kekuatan itu membuat banyak orang takut dan kehilangan harapan seolah-olah dia adalah Kematian itu sendiri. Kekuatan yang tidak bisa ku gambarkan lagi. Kekuatan yang melebihi para Dewa Agung"

"T-Tidak Mungkin. Tidak ada kekuatan yang dapat melampaui para Dewa. Aku tidak menerimanya. Maafkan atas perkataan Hamba, Ayah, Tapi hamba menolak kalau dia yang Engkau maksud dapat melampaui dan melebihi para Dewa Agung"

"Ketaatan mu terhadap para Dewa harus di puji dan aku juga berusaha untuk tidak mempercayai kekuatan miliknya itu, Tapi..."

"A-Ayah?!"

"Tapi...Gillbert, Mau seperti apa kita menolaknya. Itu lah kenyataannya"

Perkataan Ayah Albion menusuk sangat dalam kehati Gillbert. Matanya terbuka sangat lebar dan keringat dingin berubah menjadi keringat panas penuh Emosi. Gillbert berusaha untuk tidak menerima kenyataan walaupun agama mereka mengajarkan untuk selalu menerima kenyataan dan tidak pernah lari dari kenyataan tapi Gillbert hanya tidak ingin Ke-13 Dewa mereka di kecilkan dan baginya hanya mereka lah yang paling berkuasa di Dunia. Dia juga menolak keberadaan The Seven Sin Gods.

"Ayah"

"Ada apa Gillbert ?"

"Biarkan hamba pergi ke Hutan besar YGGDRSIL dan melihat sendiri dengan mata kepala hamba Monster itu"

"Gillbert!"

"Monster kurang ajar itu! Dia hanya sebuah Monster yang bukan apa-apa dimata para Dewa agung tapi dia sudah menyombongkan dirinya dengan hawa keberadaannya saja untuk melebihi para Dewa! Itu tidak dapat di maafkan! Aku menolak keberadaannya!"

"Gillbert!!"

"Tidak ada yang dapat melebihi para Dewa Agung! Ayah tahu itu sendiri. Ke-13 Dewa agung adalah yang terbaik dan paling berkuasa di dunia. Tidak ada yang dapat melebihi mereka dan melampaui mereka dan itu adalah 'Kenyataannya!'"

"GILLBERT!!!"

"HEGGHH!!!"

Teriakan penuh tekanan dari Ayah Albion membuat Gillbert berhenti dari ocehannya. Gillbert tahu kalau dia sudah berlebihan lagi seperti biasanya. Gillbert sangat sering kehilangan kendali dirinya kalau itu menyangkut-pautkan ke-13 Dewa Agung yang ia puja dan ia sembah.

Kehilangan kendali dalam agama mereka membawa Dosa yang lebih kepada mereka penganut Agama The Great Gods dan menolak Kenyataan juga membawa Dosa kepada mereka. Di kasus ini, Gillbert sudah melanggar 2 ajaran Agamanya dan sudah mendapatkan 2 Dosa yang besar kepada dirinya, Lagi.

"M-Maafkan Hamba, Ayah. Hamba melakukannya lagi. Hamba hanya menambah Dosa Hamba yang sama lagi dan lagi. Jika terus seperti ini, Hamba hanya terlihat seperti memainkan agama dan kepercayaan Hamba. Berdosa dan bertobat lalu berdosa dan bertobat lagi. Ini sangat memalukan dan sangat membuat Hamba muak kepada diri Hamba sendiri"

"Cukup Gillbert. Aku memahami apa yang kau rasakan aku juga tahu betul kenapa kau selalu seperti ini. Tapi untuk sekali lagi, Gillbert"

"Iya, Ayah"

"Kau boleh kehilangan kendali dirimu karena emosi tapi jangan coba-coba untuk lari dari Kenyataan selamanya. Itu membahayakan dirimu sendiri juga membahayakan seluruh makhluk di dunia. Kenyataan adalah bukti paling nyata di Dunia. Kamu mengerti"

"M-Mengerti, Ayah. Maafkan hamba sekali lagi"

Gillbert menundukan kepalanya dalam-dalam untuk meminta pengampunan kepada Ayah Albion.

"Untuk sekarang Saya maafkan Dosa hilang kendali dirimu tapi untuk Dosa mu yang melanggar Kenyataan akan kau tebus sendiri sesuai ucapan mu"

"Baik Ayah. Terima kasih"

"Lagipula, Itu lah alasan saya memanggil mu, Gillbert"

"Apa ini Tugas, Ayah? Tugas apa yang akan engkau berikan pada Hamba? Hamba akan selesaikan tugas sesulit apapun yang Ayah berikan pada Hamba"

"Dari awal dan dari perkataan mu yang sebelumnya itu sudah jelas, Gillbert"

Gillbert menundukan kepalanya di saat Ayah Albion menunjuknya dengan kitab suci agama mereka bersiap untuk menerima tugas dari Ayah Albion.

"Gillbert The Albion Assassins. Saya menunjuk mu untuk melakukan misi yang sangat terahasia. Pergilah ke Hutan Besar YGGDRSIL dan cari tahu sumber kekuatan yang muncul di sana. Pergilah dengan hati-hati, Menyelidiki lah dengan hati-hati dan waspada, Lalu kembali dengan Aman dan Sempurna. Kegagalan tidak apa. Pembunuhan dilarang. Yang paling penting kau kembali ke tanah ini dengan selamat. Itu saja"

"Dimengerti, Ayah. Saya, Gillbert The Albion Assassins akan menjalani misi ini dengan baik sesuai perintah anda. Saya juga akan menghapus Dosa yang hamba perbuat. Saya tidak akan mengecewakan engaku. Saya bersumpah atas ke-13 nama agung The Great Gods. Saya tidak akan mengacau"

"Bagus. Kalau begitu berdirilah!"

"Baik"

Mengikuti perintah dari Ayah Albion, Gillbert berdiri dengan tegak di hadapan Ayah Albion. Mata birunya yang tajam di penuhi dengan keyakinan. Pandangan matanya seperti seekor elang yang ganas. Hatinya kuat bagaikan baja dan dirinya siap seperti seekor Singa yang ganas.

"Karena ini misi yang sangat terahasia, Aku ingin kau merahasiakannya dari pihak Kerajaan"

"Baik!"

"Untuk pihak Gereja hanya beritahu saya dan ke-12 tetinggi yang lainnya"

"Baik!"

"Kau hanya boleh membawa 2 orang yang paling kau percayai saja dalam perjalanan mu"

"Baik!"

"Mengerti, Gillbert!"

"Dimengerti, Ayah!"

"Kalau begitu pergilah dan jalani misi ini dengan baik! Semoga Para Dewa Agung bersamamu"

"Baik! Kalau begitu, Hamba permisih"

Gillbert membungkukkan badannya sambil menyentuh dada kirinya dengan tangan kanannya untuk memberikan hormat terakhir sebelum pergi kepada Ayah Albion.

Setelah memberikan hormat, Gillbert pergi keluar istana yang ternyata adalah sebuah Gerja Besar di Albion untuk bersiap menjalankan misinya.

Setelah Gillbert keluar dari Gerja, Ayah Albion membuang nafas panjang dan duduk dengan rapih di atas kursinya yang terbuat dari Kayu berkualitas tinggi dan mahal harganya.

Dia menaruh Kitab sucinya di atas Meja kayu di sebelah kirinya. Setelah itu dia memegang kepalanya lalu memijitnya pelan berusaha menghilangkan pusing yang ada di dalam kepalanya.

"Aku harap dia baik-baik saja"

Ayah Albion masih merasakan ke khawatiran yang sama dan berusaha berdoa dan meminta perlindungan kepada Dewa Agung untuk melindungi Gillbert dalam misinya.

"Dia masih belum mengetahui bahaya yang ada di depannya nanti. Anak itu, Selama 20 tahun lebih bekerja sebagai Pembunuh Gereja yang rela melakukan tugas kotor apapun masih belum mengetahui kenyataan di balik dunia ini..."

"...Jika ada hal buruk yang terjadi, Aku akan mengeluarkan Sihir Tingkat 4 yaitu [Instant Teleportation Level 4] untuk menariknya langsung kesini. Misi ini mungkin untuk sekarang lebih berbahaya di bandingkan misi-misi yang pernah ia lalui"

"Gillber, Ya...Dia memiliki masa lalu dan perjalanan hidup yang penuh kesabaran itulah yang membuatnya jadi yang sekarang ini"

Dulu saat Gillbert masih kecil, Dia hidup di desa dan memiliki Ekonomi keluarga yang menengah. Walaupun begitu, Gillbert selalu di kecilkan di kalangannya karena Keluarganya yang paling tercukupi kebutuhannya di desa itu. Dia selalu di bully dan tidak memiliki teman tapi Gillbert memiliki ketakwaan terhadap The Great Gods yang lebih dari seluruh anggota keluarganya.

Karena usaha dan Doa yang selalu ia panjatkan, Gillbert dapat membawa keluarganya menjadi yang sekarang ini. Dia tidak peduli jika dia tidak memiliki Teman yang Gillbert butuhkan adalah Kepercayaannya terhadap The Great Gods dan membawa nama keluarganya tinggi.

Dia memiliki seorang Adik perempuan yang berbeda 20 tahun dengannya dimana adiknya sekarang sedang bersekolah di Akademi Sihir terbesar di Albion dan terbesar kedua di dunia dimana Gillbert yang menafkahi kebutuhan Adiknya sementara itu kedua Orang tuanya di pekerjakan oleh pemerintah untuk bekerja di Desa kampung halamannya sebagai Pemerintah dan bangsawan.

Karena hal ini lah yang mebuat Gillbert begitu menjunjung tinggi The Great Gods dan memujanya begitu tinggi.

Tapi dia selalu melakukan kesalahan yang sama hampir setiap saat dimana dia mengira kalau dia sudah mempermainkan kepercayaannya dan selalu berdosa setiap saat. Karena hal ini juga dia dengan sukarela melakukan pekerjaan apa saja yang Gereja berikan untuknya untuk membersihkan dosanya dan mendapatkan pengampunan.

Gillbert di kenal sangat kuat karena dapat menguasai 2 kelas sekaligus yaitu Assassins dan Magic Caster. Dia dapat menggunakan Sihir Tingkat 3 dan kekuatannya dalam kelas Assassins bukan main-main. Dapat di bilang kalau Gillbert adalah Assassins terbaik di Kerajaan Albion.

"Gillbert, Kau sudah ku anggap sebagai Anak ku sendiri dan aku selalu merasa bersalah karena para tetinggi yang lain selalu memberikan mu misi yang kotor dan tidak Manusiawi dan kau selalu menerimanya dengan senang hati. Sepertinya aku harus memberikan mu pelajaran terhadap dunia ini"

"...Haha, Sudah berapa ratus tahun aku hidup? Umur panjang yang di berikan langsung dari The Great Gods padaku adalah pemberian yang paling terbesar bagi ku. Ini adalah wahyu yang di berikan para The Great Gods padaku...Tapi aku...Selama ini, Belum pernah merasakan sebegitu gelisah dan khawatir juga...Takut. Aku selalu berdoa kepada The Great Gods tapi baru sekarang ini aku merasakan hal yang paling tidak enak. Yaitu rasa putus asa..."

"Siapa monster ini? Siapa pun dia, Dia harus di cegah dan harus di hentikan bagaimanapun juga. Dunia ini di ambang dalam bahaya karena kemunculannya. Menggunakan The Divine Angel sangat beresiko bagi Kerajaan Albion. Mengharapkan para Ultimate Demon Lord sama saja Dosa yang tidak dapat di ampuni..."

"The Great Gods. Berikan aku petunjuk. Tolong berikan keajaiban pada duni ini. Lindungi dunia ini sekali lagi dari Monster berbahaya yang akan datang selanjutnya. Tolong berikan kekuatan mu. Monster ini...Adalah Kehancuran bagi Dunia. Monster dari para Monster!"