* * * * *
Hari mulai sore. Kirana melirik jam tangannya, waktu menunjukkan jam 15.10. Kirana memutuskan Dinas keluar untuk mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) peristiwa penembakan Alex semalam. Kirana berharap disana Kirana bisa menemukan sesuatu atau petunjuk yang dapat membantu untuk mengembangkan penyidikan kasus tersebut yg sedang Kirana tangani.
Untuk menghindari macet menuju TKP, maka Kirana memutuskan untuk berangkat bareng Andre dengan sepeda motor. Andre juga merupakan salah satu rekan tim kerja Kirana di Kepolisian.
"Apa kita bisa berangkat sekarang?" kata Kirana
"Ok baiklah, kita berangkat sekarang." kata Andre sambil mengambil map plastik berwarna biru dimeja kerjanya yang berisi dokumen.
Lalu Kirana dan Andre berjalan menuju parkiran motor yg berada disamping halaman kantor. Sesampai di parkiran terlihat motor sport milik Andre, lalu Andre pun langsung menaiki motor sportnya.
"Haii Kirana...apakah udh siap naik motor bersama pembalap motor GP". kata Andre sambil memberikan helmnya dan tertawa kecil kepada Kirana.
"Hhmm...Aku harap kau bisa membawaku sampai ketempat tujuan dengan selamat". kata Kirana dengan serius.
"Serius sekali Ibu Polwan satu ini". kata Andre sambil tertawa kecil.
"Tenang aja Ibu Polwan, ayo naik". kata Andre sambil menepuk jok motor belakangnya.
"Baiklah Bapak Polisi". gumam Kirana.
Dalam perjalanan Kirana dan Andre berbincang - bincang kecil membahas tentang kasus yg ditangani mereka.
"Gimana menurutmu tentang Mr. Gideon?" tanya Kirana.
"Belum terpikirkan olehku" kata Andre.
"Kita harus mengumpulkan bukti - bukti yang kuat dulu untuk mengungkap kasusnya Mr. Gideon ini". kata Andre.
"Apa yang dikatakan Andre itu benar". batin Kirana.
"Berarti kita harus menyelidiki bisnis - bisnis gelapnya Mr. Gideon terlebih dahulu". gumam Kirana sambil menaiki satu alis matanya.
"Benar sekali. Ibu Polwan yang satu ini bukan hanya cantik tetapi juga cerdas". kata Andre sambil melirik kaca sepion sambil tertawa kecil.
"Tak bisakah sedikit serius Ndre, kau ini dari tadi bercanda terus." kata Kirana sambil menepuk pundaknya Andre dan Kirana memalingkan wajahnya dari pandangan Andre yang terlihat dari kaca sepion motor.
Tidak lama kemudian Kirana dan Andre tiba di TKP tempat terjadinya peristiwa penembakan Alex anak buahnya Mr. Gideon.
"Dengan kematiannya Alex tersebut, mungkin bagi Mr. Gideon adalah berita baik. Karena apabila Alex pada malam itu bisa tertangkap dalam keadaan hidup. Maka akan lebih mudah pastinya bagi pihak Kepolisian untuk melanjutkan pengembangan penyidikan". Batin Kirana.
"MENYEBALKAN". gumam Kirana dengan nada meninggi sambil mengerutkan dahi.
"Saat ini mungkin Kau beruntung Mr. Gideon". Batin Kirana sambil mengerutkan dahi.
"Tapi Andre salah paham saat mendengar gumamnya Kirana yang terucap barusan. Andre mengira bahwa ucapan dan sikap kesalnya Kirana tersebut ditujukan kepada dirinya. Andre jadi merasa bersalah dan juga menyesal atas sikap bercandanya yang membuat Kirana menjadi marah seperti itu". Batin Andre berpikiran seperti itu
"Hhmm...Apa Aku begitu MENYEBALKAN bagimu". kata Andre dengan nada rendah.
"Maafkan Aku ya Kirana atas bercandaku yang berlebihan, Aku janji tidak akan mengulanginya lagi". sahut Andre dengan wajah sendu.
"Uups...Kau salah paham Ndre. Ucapanku barusan bukan untukmu". kata Kirana sambil menutup mulut dengan tangan kanannya.
"Disini hanya ada kita berdua, lalu untuk siapa?" tanya Andre.
"Mr. Gideon". jawab Kirana dengan singkat dan polosnya.
"Haa...Haa...Haaa"
Seketika itupun Andre langsung tertawa lepas mendengar jawaban Kirana tadi.
"Apa yang Kau tertawakan? Kenapa Kau sampai tertawa geli seperti itu?" tanya Kirana yang terlihat heran.
"Kau ternyata lucu ya". sahut Andre dengan menurun nada tertawanya.
"Apanya yang lucu?" batin Kirana.
"Kau terlihat aneh, Kau mesti segera memeriksakan kesehatan jiwamu itu" gumam Kirana sedikit kesal dengan sikap anehnya Andre. yang menertawai Kirana.
"Ternyata Kau sedang terlena sm Mr. Gideon". sahut Andre lalu melanjutkan tertawanya.
"Apaan sih Ndre, Kau ngeledekin Aku saja". sahut Kirana sambil ikut tertawa kecil dan akhirnya Kirana pun tahu penyebab dibalik tertawa gelinya Andre itu.
"Hati-hati Kirana...Kau jangan terlalu berlebihan memikirkan Mr. Gideon, nanti Kau bisa jatuh Cinta padanya". sahut Andre sambil melanjutkan tertawanya lagi.
Kirana pun tak kuasa menahan tawanya mendengar lelucon Andre tersebut.
"Ya syukurlah kalau ternyata Kau tidak marah denganku. Soalnya tadi Aku kira Kau lagi marah padaku." kata Andre sambil mendekati Kirana.
"Iya Ndre". sahut Kirana sambil tangannya menyentuh bahu lengannya Andre dan seketika itupun Kirana tertawa kecil lagi karena mengingat leluconnya Andre tadi.
Gitu dong...! kalau tertawa seperti itukan terlihat makin cantik Ibu Polwan". kata Andre sambil tersenyum lebar.
"Kau ternyata memang menyebalkan juga, dari tadi kau bercanda dan menggodaku saja". sahut Kirana sambil tertawa kecil lalu meneruskan mencari bukti-bukti di TKP.
"Pria mana yang bisa menahan bibirnya untuk tidak menggoda seorang Polwan cantik sepertimu". kata Andre sambil tersenyum lebar.
"Dasar Buaya". sahut Kirana sambil tertawa.
"Diluar sana pasti akan ada banyak wanita yang menjadi korban perasaan dari mulut manis kau". kata Kirana sambil tertawa kecil lagi.
"Hahahaa...sejak kapan Ibu Polwan berubah profesi menjadi Paranormal". sahut Andre sambil tertawa lepas, karena merasa lucu dengan sikap Kirana yang sedang meramal dirinya.
Kirana pun ikut tertawa geli mendengar lelucon Andre.