***Kirana Dewi Pertiwi***
Aku bergegas mengambil kunci mobil lalu menuju halaman rumah. Terlihat cuaca begitu cerah dan sejuk, seolah-olah alam dengan ramahnya menyambutku pagi ini. Aku melangkahkan kakiku ke pintu mobil,lalu memasuki mobil dan berlalu pergi meninggalkan rumah.
Aku langsung menuju ke Rumah Sakit. Selama perjalanan banyak hal yang terpikirkan dibenakku atas kasus yg sedang Aku tanganin bersama rekan timku di Kepolisian.
Dalam batinku berkata. Sulit rasanya Aku dan rekan timku di kepolisian mendapatkan informasi atau petunjuk untuk mengungkap kasus ini. Untuk saat ini sebenarnya penjahat itu harapan Aku dan rekan timku di Kepolisian. Sebab dengan cara menginterogasi penjahat itu, setidaknya Aku bisa mendapatkan informasi dan petunjuk untuk melanjutkan pengembangkan penyidikan.
"Heey...penjahat !!! Matimu itu hanya menyusahkan yang hidup saja". tiba-tiba saja Aku bergerutu sambil memukul setir mobil dengan telapak tangan kanan.
Setelah lamanya perjalanan, akhirnya Aku tiba di parkiran Rumah Sakit. Saat Aku turun dari mobil terlihat olehku tulisan dengan ukuran hurufnya besar semua yang menempel pada gedung dan bertuliskan RS. MEDIKA CENTER. Ketika Aku berjalan beberapa langkah menuju ruang UGD, seketika itu pun mataku melihat mobil Tonny sudah berada diparkiran.
"Ternyata Tonny udah sampai duluan". batin Aku sambil melanjutkan langkahku berjalan menuju ruang UGD.
Saat memasuki ruang UGD terlihat tiga orang yang sedang berdialog. Mereka bertiga ternyata seorang Dokter wanita, Tonny dan Pak Agung yang merupakan atasan Aku dan juga atasan Tonny. Pak Agung menjabat sebagai KANIT di Kepolisian dan kemudian Aku segera menghampiri mereka.
"Pagi Pak, Pagi Dok." kataku memberikan salam sambil tersenyum tipis.
"Pagi..." sahut mereka bertiga.
"Ini Ibu Kirana rekan Saya dari Kepolisian". kata Pak Agung memperkenalkan Kirana kepada Dokter Mila.
"Saya Kirana Dewi Pertiwi". kataku sambil mengulurkan tangan kananku.
"Saya Dokter Mila Widya panggil saja Dokter Mila". kata Dokter Mila sambil menjabat tanganku".
Kemudian Aku, Tonny dan Pak Agung mengajukan berapa pertanyaan saat berdialog dengan Dokter Mila terkait tentang identitas penjahat yang mati semalam. Lalu Belakangan diketahui penjahat tersebut bernama Alex. Aku pun meminta kepada Dokter Mila agar segera melanjutkan test DNA terhadap mayat Alex, agar pihak kepolisian segera mendapatkan informasi lebih lengkap tentang identitas Alex. Setelah lama berdialog dengan Dokter Mila dan akhirnya Aku, Tonny dan Pak agung pun memutuskan untuk pamit pergi meninggalkan Rumah Sakit.
Pak Agung ingin mengadakan diskusi sesampainya di kantor bersama rekan timku lainnya untuk membahas pengembangan penyelidikan terhadap kasus iitu. Setiba di kantor Aku langsung bergegas dari mobilku menuju ruang KANIT. Beberapa rekan dari Kepolisian yang berpapasan memberi salam padaku dan aku pun membalas salam tersebut. Aku melanjutkan langkahku menuju ruang KANIT.
"Permisi Pak..." kataku sambil mengetok pintu ruangan KANIT yang tertutup rapat.
"Silahkan masuk". kata Pak Agung terdengar suaranya dari dalam ruangan.
Karena terdengar sahutan Pak Agung dari dalam ruangan. Aku langsung membuka pintunya dan didalam ruangan terlihat Tonny dan beberapa rekan tim lainnya juga sudah berada didalam ruangan KANIT. Lalu Aku menuju bangku kosong yang tersedia. Beberapa saat kemudian diskusi pun dimulai.
"Selamat pagi !!!" kata Pak Agung.
"Pagi...Pak !!!" sahutku dan juga rekan-rekan timku.
Dari hasil diskusi tersebut Pak Agung mengharapkan agar Aku bersama timku di Kepolisian bisa segera mengungkap kasus tersebut yang merupakan dari kelompok Mafia Jaringan Internasional yang di ketuai oleh Mr.Gideon. Bisnis gelapnya meliputi Narkoba, Perdagangan wanita, Penyelundupan dan juga memiliki beberapa Diskotik dan Club malam.
"Aku tidak menduga ternyata kasus tersebut adalah kasus besar yang dilatar belakangi Mafia Jaringan Internasional". Batinku
Selama diskusi berlangsung Aku dan rekan timku menyimak dengan sangat serius bahkan Aku dan rekan timku mengajukan beberapa pertanyaan yang terkait dengan kasus tersebut.
"Hhmm...Tunggu saja Mr. Gideon". Batinku sambil mengerutkan dahi dengan ekspresi wajah kesal.
Setelah diskusi berakhir, kemudian Aku melangkahkan kaki untuk menuju ke meja kerja. Sesampai dimeja kerjaku, Aku pun langsung duduk dikursi kerjaku. Seketika itu pun terlintas dipikiranku tentang kasus itu.
"Mr. Gideon !! Rasanya Aku sudah tidak sabar ingin segera menyeretmu ke penjara". gerutu Kirana sambil mengerutkan kedua dahi.