Aku minta dukungan dari kalian yang baca cerita ini untuk ngasih vote/ penilaian ke cerita ini.
.
.
.
.
.
Lucas memandangi mereka semua dengan tatapan getir, kini ia mengerti kenapa mereka bersembunyi dengan sangat rapi seperti ini. Mereka ingin menjebaknya agar ia masuk sendirian dengan tanpa pengawasan orang orangnya. Lucas langsung mengutuk kebodohannya yang telah bertindak kegabah dengan menyuruh tiga bodyguardnya untuk berpencar. Ia benar benar telah masuk ke jebakan buaya.
Tangan Lucas langsung memegang erat pistolnya, jumlah mereka lebih dari dua puluh orang. Lucas bisa tau itu, tapi ia tak memiliki peluang banyak. Bisa saja di luar lumbung ini sudah ada lebih banyak orang. Kemungkinan Lucas lolos dari orang orang di dalam lubung ini saja sudah sangat kecil. Sekarang yang ia bisa lakukan adalah, hanya mengulur ngulur waktu.
" Siapa yang menyuruh kalian ... "
Lucas berteriak sekeras mungkin, teriakannya ini sekaligus memberikan sinyal pada tiga bodyguardnya kalau ia terjabak, terperangkap.
Tapi orang orang itu hanya diam, mereka hanya mengacungkan senjata tanpa menyerang Lucas sama sekali. Lucas langsung tau pasti, pemimpin mereka belum datang dan belum memberikan perintah apapun untuk menyakitinya. Itu sebabnya mereka hanya mengacungkan pistol. Ini kesempatan untuk Lucas agar ia bisa memberikan sinyal kepada tiga bodyguardnya itu.
" Dimana kalian sembunyikan Rachel ...!!! katakan ....!! " Lucas berteriak semakin kencang, tangannya mengacungkan pistol tepat ke depan, lengannya sudah terulur lurus ke sasaran di depannya. Ia menyasar pintu masuk tadi. Pintu lumbung tiba tiba di tutup. Pasti pemimpin mereka akan lewat pintu itu begitu ia datang. Lucas sudah bertekad akan menembak orang yang telah memerintahkan untuk membunuhnya dan menyakiti Rachel.
Lucas sudah tak punya kesabaran lebih, ia tak lagi berpikir panjang. Ia takut Rachel dalam bahaya besar.
Duar!!
Suara tembakan Lucas ke udara, ia baru saja melepaskan peluru pertamanya. Membuat atap lumbung menjadi berlubang. Para penjaga itu langsung tertegun dengan tembakan Lucas.
" Katakan padaku, dimana Rachel! Dimana kalian menyembunyikan wanita itu .... "
Lucas semakin tak sabaran, itu membuat penjaga penjaga itu menjadi was was dan semua pistol semakin teracung jelas ke arahnya.
Tiba tiba pintu terbuka, sesosok laki laki yang sangat Lucas kenal muncul dari pintu itu.
" Katakan di mana Rachel, katakan padaku di mana wanita itu Philip ....!!! "
Lucas berteriak kepada laki laki yang baru datang itu, wajahnya begitu datar sampai membuat Philip sedikit bergidik.
" Tuan Lucas, Nona Rachel sangat berharga untukmu ...? " Philip tersenyum getir ke arah Lucas, tatapanya menyapu ke seluruh lumbung. Tatapan itu terheti pada Lucas.
" Dia selamat, ah belum tentu juga .... "
Philip menggantungkan kalimatnya, membuat Lucas semakin marah kepada laki laki di depannya itu.
" Dia akan selamat kalau anda mengikuti perintah yang akan di berikan nantinya .... "
Philip memerintahkan dua orang pengawalnya, mereka mengangguk kompak dan langsung menepi dan menghilang. Tak beberapa lama mereka kembali lagi.
" Lihat ke belakang anda sekarang, itu orang yang anda cari ...? "
Lucas langsung berbalik, dia refleks berlari ke arah Rachel yang tak sadarkan diri. Lucas berlari tanpa pikir panjang.
Duar! Satu tembakan peluru menyasar ke kaki Lucas, membuat laki laki itu terjatuh tepat di depan Rachel yang tak sadarkan diri. Mata Lucas mengerdip menahan rasa nyeri di kakinya. Tapi fokusnya tertuju pada Rachel. Ia tersenyum lega melihat Rachel yang tak terluka sedikitpun, darah di ruangannnya bukanlah darah Rachel. Lucas bisa sedikit lega wanita yang ia cintai ini tak terluka sedikitpun.
Lucas langsung berbalik badan, ia bangkit dengan kaki yang bercucuran darah.
" Apa yang kau inginkan! "
Philip mengerjapkan matanya, umpannya di makan mentah mentah oleh Lucas. Wanita memang kelemahan yang paling bisa di andalkan.
" Semuanya .... " Philip mengambil pistol dengan pelatuk yang sudah siap di tarik.
" Norwest corporation, semuanya .... " Philip dengan angkuhnya mengarahkan pistol itu ke dada Lucas, tapi laki laki di depannya itu tak bergeming sedikitpun. Lucas tak takut akan kehilangan semua hartanya, tak sama sekali.
" Dan satu lagi .... " Philip menatap Lucas dan Rachel bergantian. " Wanita di belakang anda, sekarang ini. Mungkin ia terlihat seperti tertidur, tapi ia tak bisa bangun lagi nantinya .... "
" Apa maksudmu! " Lucas sadar betul, Rachel di racuni. Tubuh Rachel tak terluka sedikitpun, utuh. Tapi mendengar perkataan Philip barusan. Ia sadar, bibir Rachel tak bisa berbohong. Bibir Rachel membiru seolah imunnya tengah mati matian melawan racun.
" Dia hanya akan bertahan satu jam dari sekarang, dan yang saya inginkan .... "
.
.
.
.
" Nortwest corporation dan nyawa pemiliknya ... "
Philip tersenyum puas, ia bisa mengatakan keinginannya dengan gamblang. Tapi Lucas bisa melihat keraguan di mata Philip. Ia mungkin kecewa dengan penghianatan Philip. Tapi Lucas lebih tau seluk beluk orang orang yang bekerja dengannya. Peluh terus mengucur di dahi Philip.
" Siapa yang menyuruhmu ...? "
Lucas bertanya dengan nada tenang, tapi Philip meresponya dengan kegagapan. Kedoknya terbongkar! Ia dalam bahaya. Philip menyadari kalau Lucas telah membaca pikirannya.
" Tak ada, hanya sudah muak dengan manusia arogan .... "
Lucas semakin pendek akal, ia melihat arlojinya. Waktu Rachel tak lama lagi, dan Philip tak akan merubah pemikirannya.
" Bunuh aku kalau begitu ..... "
Lucas melemparkan pistolnya ke tanah, ia lantas melirik Rachel yang ada di belakangnya. Di awasi dua orang bodyguard Philip. Ia tersenyum getir ke arah Rachel, aku belum pernah mengatakan kalau aku mencintai wanita di depanku ini. Tapi takdir tak mengizinkanku berlama lama denganya.
" Berjanjilah kalau Rachel akan selamat atau orang orangku yang akan membalas dendam untukku nantinya .... "
Lucas berlutut di tanah, memungguni Rachel. Philip sudah menodongkan pelatuk ke kepala Lucas, ia hanya tinggal melakukan eksekusi dan selesai. Ia mendekati Lucas yang sudah terduduk pasrah di tanah, lumbung kayu itu menjadi lebih suram dari sebelumnya. Philip mendekati Lucas perlahan, langkahnya pelan dan tangannya tetap teracung ke arah Lucas.
" Kamu ragu ...? " Tiba tiba Lucas mendongakan wajahnya ke arah Philip yang sontak kaget dengan ekspresi Lucas barusan.
" Kenapa harus ada keraguan, membunuh untuk bertahan hidup adalah fitrah manusia ... "
Begitu dekatnya dengan Lucas sampai Philip bisa mengamati nafas Lucas yang tenang dan tak gugup sedikitpun. Laki laki di depannya ini, orang paling dingin yang pernah ia kenal. Rela mati demi orang yang di cintainya, sama sepertinya.
Sebuah gebrakan keras membuat pintu kayu roboh, lumbung itu kini terbuka lebar dan menganga. Dan entah mengapa , tiba tiba kerumunan bodyguard lain masuk entah dari mana dan langsung melayangkan tembakan kepada bodyguard di dalam lumbung.
Lucas tersenyum miring, Shawn ada di belakang sana. Menungangi orang orangnya dan menuntun mereka di sana. Hanya mereka berdua yang tau masalah Philip tempo hari, maka dari itu ia tak mengajak Shawn pergi dengannya, alih alih Lucas malah mengajak lima bodyguard untuk ikut dengannya.
Tembakan terus bersaut sautan, Lucas langsung mengambil lagi pistolnya dan langsung menembakan peluru ke arah dua orang yang menjaga Rachel. Satu tertembak di dada dan satu orang lagi tertembak di perut, mereka berdua langsung terjatuh dan mundur menjauhi tubuh Rachel.
Philip gontai, ia tak menyangka akan ada serangan balasan. Ia langsung dengan paniknya menembakan pistol ke arah Lucas yang sudah berlari ke arah Rachel.
Duar...!!
Peluru itu melesat dan membelah udara meniggalkan aroma mesiu yang menyengat di lumbung sempit ini. Tapi peluru itu meleset.
" Rachel....!!! " Lucas langsung memapah tubuh Rachel, pistol tadi bersarang di perut Rachel. Sekarang tubuh Rachel basah dengan darah segar, Lucas langsung menodongkan pistolnya ke arah Philip dengan penuh amarah sebelum Philip tertembak dulu. Empat peluru bertubi tubi, sukses menembak punggun Philip. Lucas kaget, ia melihat tubuh Philip yang goyah dan langsung terjatuh ke lantai, mulutnya mengeluarkan darah segar dan tatapannya mulai sayu dan kabur.
" Philip....!!! "
Lucas berteriak, ia berlari mendekati Philip yang sudah limpbung di tanah. Kesadaran Philip mulai menghilang, ia kehilangan banyak darah. Dan itu bukan pertanda bagus.
" Maafkan saya .... " Philip berbicara dengan terbata bata, Lucas melihat salah satu bodyguard Philip yang menembak laki laki itu sendiri.
" Aku tau kamu tidak berkhiatan ... "
Lucas menatap Philip yang bergantian menatapnya dengan tatapan lega.
" Kita di intai .... "
Lucas tertegun, itu sebabnya Philip tak berani jujur. Ia lebih memilih untuk bermain sandiwara kalau ia benar benar mengkhianati Lucas.
" Katakan padaku, siapa yang menargetkan kita ...? Philip ...? "
Lucas menggoyangkan tubuh lunglai Philip, kesadaran Philip hampir habis, tapi laki laki itu kembali mengerjapkan matanya. Mengumpulkan kembali kesadaran terakhirnya.
" To...long..... " Philip kembali terhenti, ia memuntahkan darah segar dari mulutnya. Wajah laki laki itu kini di penuhi dengan darah. " Tolong keluargaku .... "
Kata kata itu keluar dari mulut Philip dengan lancarnya, kemudian mata Philip tertutup selamanya. Lucas menggoncang lagi tubuh Philip, ia menolak tau. Ia hanya berharap dengan ini ia akan menyadarkan Philip lagi.
" Katakan padaku, siapa yang mengancammu!! Aku kan mlindungi anak istrimu, Philip! Sadar! Bangun Philip! "
Tapi Philip tak sadarkan diri, Lucas tau benar. Laki laki di depannya ini telah benar benar meninggal. Suara tembak menembak itu masih terdengar tapi Lucas bisa melihat orang orangnya selamat. Banyak yang meniggal, tapi bukan bodyguardnya. Tapi masih banyak musuhnya yang belum di kalahkan.
Lucas langsung beralih kembali ke arah Rachel, ia langsung memeluk Rachel dan membawa Rachel keluar dari lumbung. Lucas membawa Rachel dengan kaki yang tertatih. Peluru yang masih bersarang di kakinya membuatnya kesulitan untuk berjalan.
" Jangn pergi ..... " Lucas mencim kening Rachel, tanpa sadar air mata Lucas meleleh. Ia tak kuasa menahan rasa nelangsa yang menyengat hatinya.
" Jangan tinggalkan aku, Rachel .... " Lucas masih beringsut dengan susah payah.
" Jangan tinggalkan aku dengan cara seperti ini, aku sudah banyak di tinggal orang yang aku sayangi .. " air mata Lucas menetes dan darah Rachel tak kunjung berhenti. Ia sudah melewati pintu samping yang di dobrak bodyguardnya. Ia bisa melihat mobil terparkir di depan lumbung. Lucas dengan langakah gontai, ia semakin mempercepat langkah kakinya walaupun nyeri di kakinya terasa seperti membunuhnya.
Duar!!
Tembakan melesat lagi, kini bukan dari orang orang yang ada di dalam lumbung. Tembakan itu melesat ke dada Lucas. Ia masih sempat melihat snipper yang bersembunyi di atas lumbung. Philip benar, mereka di intai.