Sebuah renungan, tentang jodoh yang sudah di takdirkan dan di gariskan. Tak perlu gelisah, apa lagi resah~
Karena jika saatnya tiba, ia akan datang menghampirimu. Tak perlu mencari hati yang lain, karena hatimu sendiri yang akan menuntunmu padanya.
Dan jika saat itu tiba, rengkuh ia dengan sepenuh jiwamu. Jangan lepaskan, atau sakiti. Tarena ia yang akan melengkapimu
============
Rachel bergegas memasuki ruangan ibunya, kemarin ibunya baru melakukan cuci darah. Biasanya ia akan merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan terbaring seharian. Dan seharian itu juga Rachel akan terus berada di rumah sakit menemani ibunya, mengajaknya bicara dan becanda seharian. Rachel langsung memutar knop pintu, mendorongnya dan langsung masuk begitu pintu terbuka.
Ia berjalan mendekati ibunya yang masih terbaring dan menghadap tembok. Lina bahkan tak menyadari kehadiran Rachel, ia benar benar tengah merasakan rasa sakit sekarang ini. Sampai Rachel duduk di samping ranjang itu, Lina masih tak berkutik. Seluruh tubuhnya tengah di landa kesakitan.
" mama .... "
Rachel mengulurkan tangannya untuk menyentuh ujug rambut ibunya itu. Lina seolah menyadari kehadiran Rachel saat ujung rambuntya tengah di usap. Ia memiringkan tubuhnya menghadap Rachel dengan susah payah.
" kamu baru sempat kesini ... ? kamu dari mana ... ? "
Lina menunggu seharian, ia bahkan berpikir anaknya ini tengah sibuk dengan urusan lain sampai melupakan rutinitas mereka.
" maaf, Rachel bangun kesiangan hari ini .. "
Rachel tersenyum bahagia, ia sudah tak sabar menceritakan kebahagiaannya hari ini.
" apa yang membuat kamu semalas ini hah .. ? "
Rachel tersenyum ketika mendapatkan cubitan kecil di pipinya, mereka selalau begini. Akrab satu sama lain.
" mama ingat, audisi tempo hari yang aku ikuti ... ? "
Lina hanya mengangguk mengiyakan, ia masih ingat jelas. Hari itu hujan deras.
" aku adalah orang yang lulus audisi itu ....!! "
Rachel berteriak seolah ia tak tahan lagi menahan euforia kebahagiaan di hatinya, ia benar benar ingin menceritakan itu kepada ibunya.
" benarkah ... ? kamu yang akan bermain dengan Lucas idolamu itu ... ? "
Lina tampak sangat bahagia mendengar cerita Rachel, mimpinya kini terwujud.
" iya, tadi aku baru saja ke kantornya dan menunjukan permainanku lagi dengan Biolanya. Itu Bola mahal, Biola klasik yang pernah ayah tunjukan padaku. Biola itu benar benar luar biasa, aku bahkan gemetar saat menerimanya untuk di mainkan .... "
" syukurlah kalau begitu, jadi kapan kamu harus segera melakukan latihan bersama Lucas ... ? "
Tiba tiba senyum menghilang dari wajah Rachel, ia takan bisa menemani ibunya jika harus berlatih dengan Lucas.
" mama ..... dia adalah musisi profesional. Aku tak yakin setelah aku mulai berlatih dengannya aku punya cukup waktu untuk menemani mama di rumah sakit ... "
Lina merasakan itu, ketulusan di setiap kata kata Rachel. Ia memahami kata kata Rachel seluruhnya. Takkan ada yang menolak kesempatan emas seperti ini. Begitu pula dengan Rachel.
" kenapa kamu menjadi sendu seperti ini, menemani mama bukanla alasan bagus untuk mengabaikan kesempatan bermain dengan Lucas. Mama akan mendukung kamu, jangan khawatir ... "
" benarkah ... ? apa mama tidak akan merasa kesepian sendirian di rumah sakit .. ? berlatih dengan Lucas bukan sebentar, ku dengat ia selalu berlatih enam belas jam setiap hari sebelum konser. Mungkin aku hanya punya waktu untuk tidur, tak ada waktu lagi untuk menjenguk mama .. "
" tenanglah, disini ada Dion. Dia selalu dengan senang hati menemani mama ketika tak ada jam operasi ... mama tidak sepenuhnya kesepian ... "
Rachel tersenyum senang dengan perhatian dan pengertian yang di berikan ibunya itu, ia belum mengatakan alasan lain ia tak bisa menolak kerjasama dengan Lucas. Ia butuh uang. Uang yang sangat banyak untuk operasi ibunya.
*** 000 ***
Lucas berjalan memasuki gedung promotornya itu, ia melangkahkan kaki dengan santainya tanpa memikirkan pandangan kagum para wanita yang menatapnya sejak tadi. Bagaimana lagi .. ? tubuh tinggi nan atletis, wajah british yang tak pasaran, benar benar tampan dengan bola mata keabuan yang sangat dalam dan memiliki tatapan tajam. Semua wanita pasti akan berpaling dua kali untuk memastikan ketampanan Lucas itu nyata atau fana.
Lucas masuk ke ruangan meeting, ruangan yang biasa ia masuki untuk membahas konsernya. Kali ini tujuannya adalah Yunani. Bukan sekedar konser biasa, tapi ia memiliki tujuan lain kesana. Ia akan mencari wanita yang selama ini ia cari. Wanita yang menghilang dari pandangannya. Dulu ia hanya seorang anak perempuan kecil yang selalu mengintip dari balik pintu saat ia tengah berlatih Biola dengan pelatihnya. Setelah ia pulang ke Inggris, mereka sekeluarga menghilang.
Lucas terus mencari keberadaan mereka selama ini, tapi semua nihil. Cinta pertamanya hilang, menghilang sebelum ia menanyakan siapa namanya. Gadis kecil polos yang bahkan tak takut dengan tatapan tajam Lucas.
" Tuan Lucas, selamat siang ... "
" selamat siang ... "
Luas langsung duduk dan menatap ke layar proyektor yang suah siap. Menilik setiap persiapan dengan matang.
" jadi bagaimana perkembangan selanjutnya ... ? "
Tanpa bertele tele, Lucas langsung bertanya ke poin utama menagapa ia harus datang ke sini siang ini juga.
" semuanya hampir selesai, panggun sudah tersedia untuk tanggal konser anda Tuan. Begitu pula pengunguman konser lewat media berita terbesar di seluruh dunia. Ini akan menjadi konser dengan dana paling besar dan pendapatan terbesar, juga antusias yang sangat banyak "
" kalau begitu lanjutkan kerja keras kalian, aku akan memberikan penghargaan untuk setiap kerja keras kalian nantinya ... "
Semua pegawai yang tadinya sangat tegang karena setiap rapat dengan Lucas memang selalu terisi dengan ketegangan. Tapi kali ini berbeda, ia seperti tengah berbahagia. Malahan sangat bahagia. Itu memberikan kelegaan tersendiri bagi mereka yang bekerja dengan tekanan selama tujuh tahun bekerja sama dengan Lucas.
" baik, kami akan melakukan usaha terbaik untuk konser tahun ini ... "
" kalau begitu lanjutkan rapat kalian, aku akan menunggu perkembangan kalian lagi ... "
Hanya seperti itu, lalu Lucas dengan santainya melenggangkan kaki keluar ruangan. Seperti terisi udara kembali, para karyawan itu langsun gmenagmbil nafas lega. Bekerja sama dengan orang yang idealis dan perfeksionis memang tidak mudah, tapi akan lebih sulit jika orang itu juga emosional seperti Lucas.
Lucas melangkah keluar dan hendak berjalan keluar gedung sebelum telephonenya bergetar, tanda ada panggilan masuk. Ternyata panggilan itu dari Angela. Apa lagi yang di inginkan wanita murahan ini .. ? gerutu Lucas. Tapi Lucas mengabaikan panggilan itu secepat kedipan mata.
Tapi Angela tak mau menyerah, ia terus menelphon Lucas tanpa henti. Itu benar benar membuat Lucas kesal.
" apa yang kau inginkan kali ini hah .. ? ! "
" kesempatan! Lucas aku ingin kamu memberikan kesempatan lagi kepadaku, aku akan memperbaiki diriku agar kau tak bosan denganku "
Angela berbicara seolah terburu buru kalau Lucas akan menutup panggilan telephonenya lagi. Ini seperti kesempatan terakhirnya untuk berbicara dengan Lucas.
" kalau begitu temui aku nanti malam, di kelab biasa. Aku takan memberikan kesempatan lagi setelah ini ... "
Lucas langsung menutup panggilan, wanita benar benar merepotkan saat nereka telah terisi dengan obsesi. Angela adalah salah satunya, ia salah satu dari sekian banyak wanita yang terobsesi dengannya. Ia yang paling sulit di singkirkan.
*** 000 ***
Sore ini Rachel baru selesai menemani ibunya, mereka menghabiskan siang bersama. Tapi Rachel harus segera pergi ke kafe. Ia hanya punya waktu sedikit untuk mengumpulkan uang. Ia tak boleh enyianyiakan waktu yang tersisa sekarang ini.
Rachel tak kembali ke rumah, ia langsung pergi menuju kafe dengan transportasi yang sangat familiar dengannya. Bis kota. Rachel menunggu di halte sembari melihat jam di atas kepalanya. Ia tak boleh terlambat, tak boleh.
Tak lama bis datang dan berhenti tepat di halte, Rachel langsung masuk dan duduk manis di kursi penumpang, tak lupa ia menyapa penumpang lain yang berhadapan dengannya. Seakan sore masih lama, tapi sebenarnya ia sudah tak punya banyak waktu. Hari ini Rachel akan bermain pukul lima sore, sekarang sudah pukul empat sore.
Tiba tiba Rachel merasakan hanphone yang bergetar. Ia tak pernah memiliki handphoen sebelumnya, jadi untuk sesaat dia bingung ponsel siapa yang bergetar barusan. Tapi ia sadar, kalau sekarang ia memiliki ponsel.
Sebuah pesan muncul, nomor tak di kenal. Tapi isi pesannya benar benar menunjukan dengan jelas siapa pengirim pesan itu.
Isinya adalah " Tuan Lucas ingin anda datang untuk latihan mulai besok di gedung yang sama, lantai paling atas. Latihan di mulai pukul delapan pagi sampai delapan malam. "
Walaupun bukan Lucas yang mengirim pesan tersebut, tetapi Rachel merasa sangat senang. Akan bermain dengan Lucas esok hari. Dua belas jam penuh. Profesional memang memilk tekanan yang sangat tinggi.
*** 000 ***
Lucas berada di lantai dua, lantai yang sama untuk melihat penampilan Rachel seperti kemarin. Ia sudah menunggu penampilan Rachel, begitu Rachel masuk ke dalam kafe. Lucas tidak bisa menutupi rasa antusiasnya. Baru tadi siang ia melihat Rachel, tapi itu seperti tak memuaskannya. Ia seperti terpaku dan ingin terus menatap Rachel.
.
.
.
.
Saat Rachel memulai permainan pianonya, Lucas sudah sepenuhnya larut dalam permainan Rachel. Ia tak mengada ngada. Permainan Rachel memang layaknya rpofesional. Bahkan seperti orang yang terlahir dengan bakat di tangannya.
Lucas menatap Rachel sampai tak tau waktu, ia terus mendengar permainan Rachel, menatap Rachel, seolah tak menemukan rasa bosan. Sampai ia tak ingat waktu, sekarang sudah malam. Ia sudah mendapat banyak panggilan tak terjawab dari Angela. Ia benar benar di buat kesal karenanya.
Lucas langsung keluar dari kafe melewati pintu khusus pelanggan VIP. Ia langsung bergeas ke mobilnya dan membawa mobil itu ke jalanan. Melewati hiruk pikuk jalanan perkotaan. Menuju kelab malam. Ia harus menyelesaikan ikatanya dengan wanita itu. Segera.
Lucas menyetir seolah kehabisan waktu, ia mengemudi dengan sangat cepat di hari yang mulai malam ini. Langit sudah mulai gelap dan kehabisan sinar matahari. Ia bisa melihat jalanan yang semakin terang benderang karena lampu yang berjejeran. Lucas langsung memarkirkan mobilnya dan memasuki kelab itu. Tempat itu adalah tempat biasa jika ia bosan dengan wanita elegan. Bosan dengan wanita seperti Angela. Tempat ia bisa menemukan wanita liar yang tak harus terikat. Karena mereka hanya memuaskan hasrat satu sama lain untuk semalam. Keesokan harinya mereka akan melupakan masalah semalam dan berganti pasangan lain di malamnya.
Ia langsung berjalan masuk ke ruangan khusus untuknya, ruangan yang sangat privat yang di penuhi dengan berbagai minum beralkohol kualitas tinggi, wine, dan lainnya. Seperti dugaan, Angela sudah menunggu Lucas disana. Dengan raut tak sabaran dan rasa khawatir kalau Lucas ternyata mengabaikannya.
" kamu benar benar datang ... "
Angela mendekati Lucas dan memeluknya dengan erat. Perbedaanya hanya, Angela memperlakukan Lucas seperti seorang kekasih. Tapi Lucas sebaliknya, ia bahkan tak menghargai Angela sedikitpun.
" lepaskan! Jangan sentuh tubuhku dengan tangan kotormu itu .. "
Lucas langsung duduk dan mengambil segelas brendy dan menanggaknya sampai tandas dalam satu tegukan.
" cepat katakan apa yang kau inginkan, jangan buang waktuku percuma .... "
Lucas menatap Angela dengan tatapan tak sabaran, tapi sebenarnya ia yang tengah berada di jeratan Angela, ia takan bisa pergi tanpa Angela. Karena semua minuman ini telah di beri obat. Aphrodisiac. Lucas menenggak segelas brendy lagi. Semakin ia banyak meminumnya, semakin Lucas takan bisamenahan hasratnya untuk bercinta. Dalam hati Angela hanya tersenyum puas. Dengan cara ini ia akan memiliki Lucas. Ataupun dengan cara lain, ia akan tetap memiliki Lucas. Harus.
Lucas heran dengan reaksi Angela yang di luar dugaan. Ia tak mengerti apa yang Angela pikirkan, biasanya dia begitu implusif dan sekarang ia seperti kucing rumahan yang tenang di depan tuannya. Apa yang ia rencanakan sebenarnya ... ?
Angela mendekati Lucas, mendekatkan dirinya sedekat mungkin dengan tubuh laki laki itu.
" jangan mendekatiku, jauh jauh disana. Aku tak ingin berada di dekatmu ... "
" apa kamu yakin kamu tidak mau mendekatiku atau menyentuhku malam ini ... ? "
" sedikitpun tak terpikirkan di otakku, jadi cepatlah katakan apa yang kau inginkan ... "
Angela hanya diam, ia hanya butuh waktu lima menit. Selama itu ia akan diam dan menunggu Lucas terangsang, sampai saatnya tiba. Ia harus bersabar. Ternyata efek obat itu benar benar di luar dugaan. Angela bisa melihat kejantanan Lucas yang menegang. Lucas yang bernafas cepat dan memburu. Sepertinya Lucas sudah kehilangan kendali akan dirinya. Inilah saat yang tepat bagi Angela untuk mendekati Lucas. Mendekati singa yang sangat membutuhkan pelampiasan akan hasratnya yang sedang tinggi.
Angela mendekati lagi tubuh Lucas yang terangsang itu, kesadaran Lucas masih sedikit tersisa.
" apakah kamu benar benar tak ingin menggunakanku untuk melampiaskan hasratmu itu heh ... ? "
Angela menyentuh kejantanan Lucas yang sudah siap itu. Benar benar tak bisa di bohongi. Lucas tengah sangat bergairah saat ini. Ia membutuhkan Angela untuk itu.
" wanita jalang! Apa yang kau masukan ke dalam minuman itu hah .. ? "