Begitu mereka keluar kamar, Orang tua Reyhan yang semula duduk langsung berdiri, Maminya Reyhan langsung mendekati Sinta dan memeluk nya. Mami tampak. sangat menyesal. ulahnya tadi hampir saja mencelakai menantunya ini.
"Maafkan Mami ya..! Mami tak tau kalau kamu istrinya Reyhan.. Mami kira Kamu sama seperti wanita selama ini yang di bawa nya, Mami sangat kesal jika dia sembarangan membawa wanita ke rumah ini. Mami sering mengusir mereka, makanya Mami tadi mengusir mu. Mami tak tau kalau ternyata Reyhan sangat mencintaimu. Dia tadi sempat pingsan saat melihat namamu ada di daftar penumpang. " Sinta langsung melihat ke arah Reyhan, menatap pria itu tak percaya, apa mungkin Reyhan akan pingsan hanya karena kehilangan dirinya? bukankah stok pria itu banyak? . Reyhan menatap lembut istrinya itu sambil tersenyum. Dia tak malu jika maminya menceritakan hal itu.
"Terimakasih Kamu bisa menjinakkan anak Mami" Kata Mami itu lagi seraya tersenyum.
"Emang aku apaan mi? Menjinakkan. Kayak hewan liar aja" kata Reyhan kesal dengan kata-kata yang di pilih maminya itu. Kata-kata itu terdengar sangat indah.
"Ya emang, kalau bukan hewan apa lagi, perilaku kayak itu, kayak gak tau agama aja.. kamu ingin Mami kekal dalam neraka apa? kayak gak pernah kami ajarkan agama aja. kamu gak pernah mau dengerin kata-kata mami.. dan bla bla bla bla... " akhirnya Maminya Reyhan malah ngomel panjang lebar, Sinta akhirnya malah tertawa melihat Reyhan terdiam mendengar celotehan maminya.
"Sayang... pokoknya pesta pernikahan kalian akan kami buat meriah... Mami ingin memberi taukan pada semua orang bahwa Reyhan udah menikah, biar dia gak nakal lagi" Kata Maminya itu.
"Gak usah lah bu... " perkataan Sinta terputus karena maminya Reyhan memotong pembicaraannya.
"Gak gak.. kamu harus manggil Mami sama Mami.. gak boleh ibu.. " kata Maminya Reyhan.
"Maaf... Mi... " Panggilan Mami amat berat di lidah Sinta
" Tapi aku tak ingin pesta mewah.. cukup sederhana aja" Jawab Sinta, Dia berfikir.. pesta mewah belum akan menjamin Reyhan untuk tidak mendekati wanita lain. Jika laki-laki itu punya niat, pasti dia akan tetap nakal. Tapi meski pesta sederhana jika niat tulus, Reyhan akan setia.
"Pokoknya kamu tenang aja.. biar Mami yang atur.. lagi pula Reyhan anak kami satu-satunya, jadi kami ingin merayakan pernikahan ini sebaik mungkin " Jawab Maminya Reyhan sambil membelai rambut Sinta.
Terus terang Sinta merasa bersyukur karena Orang tua Reyhan mau menerimanya dengan senang hati.
"Ya udah.. karna udah malam.. kamu istirahat dulu, besok kita akan sangat sibuk, Mami akan membawamu fitting baju pengantin, perawatan tubuh.. nyari cincin kawin.. dan sebagainya.. " Kata Maminya Reyhan dan menyuruh Sinta masuk ke kamarnya.
"Oh ya Rey.. jangan membuat Sinta terlalu lelah malam ini.. besok dia punya banyak kegiatan sama Mami" Reyhan tak menjawab, tapi mukanya langsung merah karena malu. Maminya Reyhan sempat heran, kok bisa putranya itu malu hanya karena perkataan itu, tapi akhirnya dia tersenyum lega, karna putranya telah menemukan tambatan hatinya.
.......
"Sayang..... "kata Reyhan.. dia tak tau harus mulai pembicaraan dari mana.. Sinta tak menjawab hanya memandangnya.
"Mmmm aku.... panggilan apa yang akan kau berikan padaku? aku tak ingin kamu memanggilku tuan seperti dulu lagi" Kata Reyhan berusaha mencari topik pembicaraan.
"Baiklah... aku akan memanggilmu Mas mulai dari sekarang" jawabnya santai.
"Apa gak bisa lebih? " Tanya Reyhan lagi.
"Misalnya? " Sinta malah balik nanya.
"Suamiku.. gitu, atau Sayang.. gitu.! " Pinta Reyhan.
"Gak.. kedengarannya terlalu aneh.. aku gak suka. Mas kalau keseringan manggil aku sayang, aku malah gak suka. tapi sekali-sekali boleh kok" Kata Sinta tersenyum lembut. Melihat senyuman itu Reyhan serasa melayang, dan langsung memeluk istrinya itu.
Dia sangat bersyukur istrinya itu kembali padanya. Hampir saja tadi dia menjadi gila karena berfikir akan kehilangan Sinta selamanya. Untung saja tuhan masih menyayanginya dan membawa istrinya itu kembali padanya. Tak akan mungkin dia menyiakan istrinya itu untuk kesekian kalinya.
"Sayang... terima kasih.. berkat kamu Mami gak marah lagi padaku. Terima kasih karena kamu mau menerima aku walau aku kayak ini. Aku janji gak bakalan seperti dulu lagi.! " Kata Reyhan masih terus memeluk istrinya itu.
"Gak usah janji Mas... takut nanti gak bisa menepati! " Kata Sinta setengah berbisik sambil melepas pelukan Reyhan.
"Ku mohon.. percaya lah padaku! " Mungkin ini sulit untuk kamu! tapi aku akan buktikan kalau aku benar-benar bisa berubah. !" Kata Reyhan sambil memegang pipi Sinta kemudian mengecup bibirnya. Sinta hanya tertunduk malu melihat tatapan itu.
"Ya udah... kamu tidur ya! besok kamu pasti akan sangat sibuk. jangan tetlalu memaksakan diri! jaga kesehatan! Jika kamu capek, beri tau mami! " Kata Reyhan menatap lembut istrinya itu sambil mengusap-usap perut istrinya itu.
Kemudian Reyhan menunduk ke arah perut Sinta dan berkata "Sayang... kamu sehat-sehat ya! jangan nakal sama... " perkataan Reyhan terputus lalu pandangannya mengarah pada Sinta.
"Dia akan panggil kamu apa? mama, mami, ibu, bunda? atau apa? " Tanya Reyhan sambil menengadah menatap wajah istrinya itu.
"Ibu aja! " Jawab Sinta sambil tersenyum.
"Mama aja deh... ! Aku pengen di panggil
Papa soal nya! " Pinta Reyhan setengah merengek. Sinta hanya tersenyum dan berkata.
"Terserah Mas saja, aku gak masalah kok! " Katanya sambil membelai rambut suaminya itu. Reyhan menggenggam tangan Sinta, dan mencium tangan istrinya itu. Dia mengirup aroma tangan itu dalam, seolah membawa masuk aroma itu ke dalam tubuhnya.
"Aku suka aromamu! " Kata Reyhan sambil berdiri dan kembali memeluk istrinya itu.
"Ya udah.. kita harus tidur! Hari sudah larut malam. Kamu pasti juga sangat capek! " Kata Reyhan sambil menarik tangan Sinta ke arah ranjang.
Sinta hanya mengikutinya ketika Reyhan membawanya tidur dalam pelukannya.
"Mas.. maafkan aku karena pergi tanpa pamit!" Kata Sinta menyesal.
"Sudahlah.. aku yang salah. Harusnya aku menceritakan tentang hubungan kita pada orang tuaku. Sekarang aku lega, semua telah berakhir. " kata Reyhan tersenyum sambil membelai rambut istrinya itu.
"Bagaimana dengan mereka? " Tanya Sinta lirih. Reyhan segera membalikkan posisi mereka, sekarang dia berada di atas tubuh istrinya itu. Tapi masih berusaha menahan tubuhnya agar tidak membebani perut Sinta.
"Aku tak pernah mempunyai ikatan dengan mereka. Aku tak akan mendekati mereka lagi. aku janji! " Kata Reyhan menatap wajah Sinta dengan cemas .
"Iya.. aku percaya padamu! " Jawab Sinta tersenyum lembut.
"Terima kasih! " Kata Reyhan sambil mencium kening istrinya itu.
"Sama-sama.. Ya udah.. tidur sudah malam! kata Sinta sambil memiringkan tubuhnya dan memeluk pinggang suaminya itu. Reyhan tersenyum. memposisi kan dirinya menghadap Sinta dan memeluk istrinya itu.