Hari semakin larut, mereka kembali ke kamar masing-masing, Vidalle tersenyum saat mengetahui kamar Suci berada di samping kamar yang di tempatinya.
Reyhan mengingat hal itu, dan langsung keluar kamar untuk memeriksa keadan, ternyata benar, pria itu sedang mengetuk pintu kamar suci, Suci membuka pintu dan tampak kaget, dia langsung menutup pintunya kembali tapi Vidalle langsung menahan pintu itu, Suci jadi takut. Sebenarnya Vidalle tak bermaksud apa-apa, dia hanya ingin lebih lama berada di dekat Suci, namun caranya menakuti gadis itu.
"Hei.. kamu jangan menakutinya" Kata Reyhan sambil nenepuk pundak Vidalle.
"Aku hanya ingin lebih lama bersamanya " Jawab Vidalle.
"Sudah malam.. sana tidur" Kata Reyhan lagi.
"Suci, tutup pintu dan kunci " Kata Reyhan pada Suci.
"Baik kak" jawab Suci, dan langsung menutup pintu dan menguncinya, Vidalle tampak kesal, dan akhirnya masuk ke kamarnya.
Reyhanpun kembali ke kamarnya, dia melihat Sinta yang sudah tertidur , kemudian, dengan hati-hati dia memeluk istrinya itu dari belakang, agar tidak bangun, namun hal itu malah membuat Sinta kaget, lalu dengan cepat menyadari kalau itu adalah Reyhan.
"Mas dari mana? " tanyanya lagi.
"Memeriksa Suci, aku khawatir Vidalle akan mengganggunya, ternyata benar, tapi jangan khawatir, mereka sudah kusuruh masuk kamar masing-masing" Jawab Reyhan.
Sinta memutar arah tidurnya sehingga dia menghadap ke arah Reyhan.
"Makasih banyak Mas" Katanya sambil membelai pipi Reyhan. Reyhan tersenyum dan mengecup kening Sinta, dan kembali memeluknya.
Sinta benar-benar bersyukur suaminya ini benar-benar telah berubah. Dan Sinta yakin, klau Reyhan benar-benar telah berubah.
Reyhan tersenyum lembut menatap Sinta, sehingga membuat Sinta sedikit salah tingkah.
"Ada apa? " Tanya Sinta bingung.
"Aku bersyukur bisa menjadikanmu sebagai istriku. Terima kasih sayang...! " Kata Reyhan sambil mencium kening istrinya itu. Sinta menarik nafas dalam dan memeluk suaminya erat.
"Aku juga bersyukur menjadi istrimu! " Katanya sambil membenamkan wajahnya di dada Reyhan. Reyhan kaget mendengar itu. Rasanya dia tak percaya. Lalu melepaskan pelukan Sinta dan menatap mata istrinya itu.
"Ku mohon.. katakan sekali lagi! " Kata Reyhan penuh harap.
"Katakan apa?" Tanya Sinta bingung.
"Katakan.. kalau kau juga bersyukur menjadi istriku.! " Kata Reyhan dengan mata berbinar. Dia merasa sangat bahagia mendengar itu. Sinta tersenyum dan berkata..
"Aku sangat beruntung bisa menjadi istrimu! " Katanya menatap mata Reyhan dengan lembut.
"Terima kasih sayang...! " Jawab Reyhan, kemudian. mencium bibir istrinya itu.
..........
Besoknya keluarga Ayahnya Reyhan akan kembali ke negara mereka, begitu juga dengan kedua orang tua Reyhan.
Vidalle merasa sangat sedih, dia masih ingin terus bersama dengan Suci. Dia telah menyukai gadis kecil itu.
Pagi ini, Vidalle melihat Suci sedang memainkan ponselnya, Vidalle mendekati Suci, lalu menunjuk ponsel Suci dan menengadahkan tangannya. Suci paham. kalau Vidalle meminta ponselnya. Suci memberikan ponselnya pada Vidalle. Cowok itu membuat panggilan ke ponsel nya sendiri. Dan tersenyum setelah mendapatkan nomor gadis itu.
Vidalle merasa senang karena dia mendaatkan nomor hp Suci. ya.. meskipun dia tak bisa bahasa Indonesia, tapi dia akan berusaha mempelajari bahasa Indonesia demi gadis ini.
Dan akhirnya... mereka kembali ke negaranya. Suasana rumah kembali terasa sepi. Tapi Sinta masih bersyukur, adiknya ada bersamanya saat ini.
......
Waktupun berlalu, Kandungan Sinta semakin besar, Reyhan semakin menyanyangi Istrinya ini, dia juga merasa sedih melihat Sinta yang kesusahan, tapi Istrinya itu tampak sangat bahagia, apalagi setelah mengetahui kalau bayi mereka kembar.
Reyhan juga telah memecat karyawati yang pernah berkencan dengannya dulu, karna mereka masih berusaha menggoda Reyhan, padahal Reyhan tak pernah lagi mengganggu mereka. Apa lagi Reyhan pernah mendengar perkataan mereka yang merasa lebih pantas mendampingi Reyhan dari pada Sinta yang hanya berasal dari keluarga miskin dan juga yatim piatu.
....
Beberapa bulan kemudian, Sinta melahirkan sepasang bayi kembar, dia memutuskan untuk tidak bekerja sementara waktu dan fokus menjaga ke dua anak mereka.
Reyhan sangat senang dengan keputusan Istrinya itu, dia juga sangat gembira mendapatkan dua anak sekaligus.
Reyhan tak pernah membiarkan istrinya itu kerepotan mengurus kedua buah hati mereka, saat malam tiba pun, dia dengan senang hati membantu istrinya mengurus ke dua bayinya jika mereka rewel.
Sinta saat ini benar-benar telah membuka hatinya untuk Reyhan, dan sangat bersyukur memiliki suaminya ini, Reyhan begitu menyayangi mereka.
.....
Sementara itu, Vidalle berusaha keras mendekati Suci, dia selalu mengirimkan chat pada gadis itu setiap hari. Vidalle mentranslet bahasanya ke bahasa Indonesia, sehingga Suci bisa memahaminya.
Kadang kala Vidalle melakukan panggilan Vidio, tapi Suci tak mau menerima panggilan. itu sehingga Vidalle protes dan mengirim chat pada Suci.
"Kenapa tak menerima panggilan ku? "
"Aku tak paham bahasamu. apa yang harus aku katakan? " jawab Suci dalam chatnya.
"Kamu tak harus mengatakan apapu. Aku hanya ingin memandang wajahmu! Karena aku merindukanmu! Jadi.. tolong terima panggilanku! " Kata Vidalle. Lalu kembali membuat panggilan. Suci menerima panggilan itu dengan gugup. Begitu melihat Suci, Vidalle langsung tersenyum lembut menatap paras gadis itu. Suci jadi salah tingkah, dia merasa malu dengan tatapan itu. dan akhirnya memutuskan panggilannya. Vidalle merasa kesal lalu membuat panggilan lagi. Denga. ragu-ragu, suci kembali menerima panggilan itu dan Vidalle tersenyum bahagia.
.....
Lima tahun kemudian.
Seperti perkataan Vidalle, dia kembali ke Indonesia, dia masih memikirkan gadis remaja dulu yang saat ini sudah beranjak dewasa. Suci semakin cantik, Vidalle merasa gugup saat bertemu lagi dengan gadis itu. meskipun dia sering melihat Suci setiap hari melalu Vidio call, tapi saat menatapnya langsung membuat Vidalle menjadi gugup. Saat ini, Suci sudah fasih berbahasa Inggris, begitu juga Vidalle, dia juga sudah bisa berbahasa Indonesia.
Karena tak ingin jauh dari Suci, Vidalle meminta Reyhan untuk menerimanya bekerja di perusahaan Reyhan, padahal dia adalah Direktur utama di perusahaan ayahnya di Perancis sana. Tapi karena Suci, dia bahkan rela meninggalkan semua itu.
Akhirnya orang tua Vidalle menjemputnya ke Indonesia, dan membujuk agar dia kembali kesana. Tapi putra mereka tetap tak mau menuruti nya .
Dia akan pergi jika Suci ikut denganya.
"Aku masih kuliah" jawab Suci.
"Kau bisa melanjutkan kuliahmu di sana. " Bujuk Vidalle.
Sinta tak ingin adiknya pergi ke sana, dia mengkhawatirkan adiknya itu, karena harus terpisah jauh darinya.
Sinta.. ku mohon.. izinkan dia pergi bersamaku, aku merasa berat untuk berpisah darinya. Aku akan menikahinya sebelum kami pergi " Kata Vidalle. semua orang tampak kaget.
"Secepat itu kamu memutuskan untuk menikah? " Tanya Sinta heran.
"Apa kamu tak tau kalau kami sudah dua tahun pacaran jarak jauh? sekarang aku tak ingin lagi berpisah darinya.
Sinta hanya terdiam, dia tak tau akan berkata apa lagi, akhirnya dia memandang ke arah Suci dan berkata..
" Apa kamu juga ingin menikah dengannya? " Tanya Sinta pada Suci, gadis itu gugup, mukanya langsung memerah. Tapi dia menganggukkan kepalanya. Vidalle langsung bersorak gembira, dan bermaksud akan memeluk Suci, tapi Sinta langsung menahannya.
"Kalian masih belum muhrim" Katanya dan membuat Vidalle tersenyum malu.