Suara Donghae masih terdengar kesal di luar sana. Suara teriakannya yang keras nyaris tenggelam dengan suara pintu yang berisik. Sedang aku yang berdiri dibalik pintu, hanya dapat terpaku, berdiri lemas, tak dapat melakukan apapun ketika mendengar Donghae mencibir dengan kasar, "Kim Daehyun! Buka pintunya, bajingan! Apa urusanmu, hah? Dasar tidak tau malu! Apa sebenarnya yang kau rencanakan? Biarkan aku membawa Chunghee pulang. Cepat buka pintunya!"
Namun, seolah tidak mendengar apa-apa, Daehyun yang sedari tadi terdiam tetap bersikap tenang, tanpa membalas ataupun terlihat kesal. Mungkin ia marah, tetapi ketenangan di wajahnya berhasil menyembunyikan perasaannya dengan sempurna.
Ia memang ahli dalam menutupi perasaannya. Ia juga ahli dalam mengetahui perasaan orang lain. Sangat tidak adil ketika aku sadar bahwa ia memiliki kedua kelebihan itu.