Park Chunghee berhenti sebentar. Bibirnya yang bergetar hebat mengatup dan terbuka beberapa kali. Ia ingin melanjutkan kata-katanya, tetapi rasa sakit di dadanya selalu mencegah lidahnya untuk merangkai kata per katanya.
Akhirnya, dengan menghela napas pelan tiga kali dan mendorong dirinya sendiri, ia pun kembali berbicara walau dengan isak tangis yang sama, yang masih sangat jelas di telinga Lee Donghae.
"Aku tidak tau apa maksud dari perkataanmu itu. Jelasnya, aku tidak senang mendengar kata-katamu. Itu seakan-akan kau sedang..."
Sebelum Park Chunghee menyelesaikan kata-katanya, Lee Donghae sudah membungkamnya menggunakan bibirnya.
Lee Donghae melakukannya bukan karena ia ingin menghukumnya. Namun, ia ketakutan jika kata-kata itu akan mengiris hatinya tanpa ampun. Ia mengaku bersalah kepada dirinya sendiri dan menyesal. Ia memang belum mempunyai nyali untuk mengakuinya, tetapi ia ingin dilukai dengan kata-katanya.