Menyelesaikan kata-kataku, wajahnya tiba-tiba berubah cemberut. Ia menarik tangannya dan memalingkan wajahnya ke arah yang berlawanan, "Jangan meminta maaf. Kau tidak perlu meminta maaf. Aku yang seharusnya meminta maaf padamu karena selalu menyulitkanmu selama ini."
"Tidak. Aku sudah mengatakannya berulang kali padamu bahwa kau sama sekali tidak pernah menyulitkanku selama ini." aku menarik tangannya, menggenggamnya dengan erat, lalu berbicara dengan lembut, "Chunghee, apa yang terjadi? Kenapa kau bisa berbaring di atas lantai seperti itu? Aku pikir... kau..."
Saat hendak menyelesaikan perkataanku, aku tidak bisa menahan air mata yang sudah seperti merobek kelopak mataku.
Aku pun seketika memeluk tubuhnya yang kurus dan menangis sebagai seorang yang selalu mencintainya dan tidak ingin kehilangan dirinya, lalu berbicara dengan suara serak yang tenggelam dalam isak tangis di bibirku.