Rasa dingin menusuk sampai kekulit, akibat sedikit terkena air hujan, Almira harus menghangatkan tubuhnya dengan selimut. sambil menyesap secangkir kopisusu tatapannya kosong menatap layar televisi. kemana suaminya sudah hampir jam 11 malam.
Jam 9 tadi dia sudah tidak kuat lagi menunggu Revan datang, Alvin menawarkan tumpangan untuk sampai ke rumah karena mereka tinggal di perumahan yang sama. Almira menolak bagaimana jika Revan sampai tahu dia diantat pulang oleh Alvin, akan jadi masalah nantinya. dia juga ingin menjaga jarak dengan Alvin. bagaimanapun mereka pernah punya masalalu.
Akhirnya Alvin memesankan taxi online untuk Almira. karena hp Almira pun batrenya habis. Almira dan Alvin pulang bersama. Almira menggunakan taxi online dan Alvin dengan mobilnya. Alvin pun memaklumi sikap Almira karena statusnya istri orang. dia harus menjaga kehormatannya juga.
Alvin mengekori taxi yang dinaiki Almira, setelah memastikan Almira sampai dirumah dengan selamat, dia pun melaju ke rumahnya sendiri.
Setelah membersihkan diri, Almira terisak kenapa dengan Revan, apa tidak bisa dia memberi kabar kalau dia tidak bisa menjemputnya. untung saja tadi ada Alvin yang menemani.
********
"Sa, kamu udah udah baikan?"
"masih sedikit pusing Van, apa yang terjadi denganku tadi?"
"kamu tadi pingsan didepan kantor.lalu aku bawa kamu kesini. kata dokter kamu dehidrasi dan anemia Sa. kamu kalau kerja jangan sampai lupa minum atau ngemil buah. ingat ada nyawa lain dalam tubuhmu. "
"Iya Van, maaf ya udah ngrepotin kamu. aku berasa ngrepotin kamu terus Van."
"ga apa-apa Sa."
"ini jam berapa Van?"
"Jam 11 Sa" Revan merasa tidak nyaman, dia bingung harus bilang apa saat berhadapan dengan Almira nanti."
"Van, kamu pulanglah dulu. nanti istrimu nyariin.aq ga apa-apa koq sendirian disini. kalau ada apa-apa aku bisa panggil suster."
"gitu ya Sa?beneran ga apa-apa?"Larisa mengangguk. "ya sudah aku pulang dulu ya Sa. besok Insyaallah aku kesini lagi"
"iya Van makasih banyak ya. hati-hati di jalan"
sepanjang perjalanan Revan hanya memikirkan Almira.bagaimana nanti menjelaskan ke Almira apa yang tadi sebenarnya terjadi. apa dia akan berterus terang kalau dia mengantar wanita lain kerumah sakit. atau dia berbohong. entahlah Revan memijit pelipisnya dengan tangan kirinya.dan tangan kanannya masih mengemudi.
"Assalamualaikum..."
"waalaikumsalam" jawab Almira dan segera membuka pintu rumah. sekilas dia melihat jam sudah menunjukkan pukul 12. dia melihat sosok Revan didepan pintu. dia tidak mau menanyakan kenapa Revan tidak menjemputnya dan tidak ada kabar.
Dia meraih tas dari tangan suaminya dan mencium punggung tangannya.
"Al maaf ya tadi aku nolongin teman yang pingsan dan membawanya kerumah sakit. hp mas juga mati jadi g bisa hubungi kamu"
"ga papa mas" ucap Almira sambil meletakkan secangkir teh hangat diatas meja.
"kamu tadi naik apa?"
"naik taxi mas."
"syukurlah".
"Aku mau tidur dulu mas". Almira meninggalkan Revan yang tampak terpaku dengan sikapnya.malam ini Almira tidur di kamar tamu. tempat dimana pertama kali dia menginjakkan kaki dirumah ini.
tok tok tok..
"Al bukain donk.. kamu marah ya? koq ga tidur sama aku?"
beberapa kali Revan mengetuk pintu kamar Almira namun nihil. tak ada sahutan apapun dari dalam. Almira pasti sudah tidur. pikir Revan. Revan pun meninggalkan kamar Almira dan memasuki kamarnya.
Pagi harinya Almira berangkat pagi-pagi kekantor tanpa menunggu Revan. Revan hampir saja kesiangan karena tidak ada istri yang biasa membangunkannya.
"mbak Tammi, lihat Almira ga mb?" ucap Revan yang sedang duduk dikursi makan menyesap kopinya.
"Mbak Al barusan sudah berangkat ke kantor mas. memangnya ga pamit sama mas Revan?"
"enggak mbak" Almira pasti masih marah pikir Revan. dia bergegas pergi kekantor. rencananya nanti malam dia akan mengajak Almira makan malam berdua dan menceritakan semuanya. semoga saja bisa mencairkan hati Almira.
*******
Almira sudah sampai di kantor pagi-pagi sekali. hanya segelintir orang yang sudah ada dikantor. Dia melangkah menuju ruangannya.
dia mulai merapikan cubicle nya.
"Pagi Al , tumben udah berangkat jam segini. tiba-tiba Vera datang dan menyapa Almira sebelum memasuki cubiclenya
"Al nanti jam makan siang mau nemenin aku kerumah sakit? aku mau periksa kandunganku."
Almira terdiam sebelum menjawab ajakan Vera. Dia masih trauma setiap pergi kerumah sakit.apalagi ke dokter kandungan. Tapi dia juga tak enak hati menolak Vera yang baik sama dia. mungkin ini Saatnya dia menghadapi rasa traumanya agar dia bisa lebih berdamai dengan keadaannya.
"iya Ver, nanti aku temenin.
"makasih ya Al.."
********
" Jadi ke rumah sakit g Ver?"
"iya Al jadi koq. bentar aku ambil tasku dulu ya"
"kandunganmu udah berapa bulan Ver? "
"baru 4 bulan Al. kamu gmn Al udah hamil belum?"
" Aku habis keguguran 2bulan lalu Ver"
"Ah maafin aku Al, aku ga maksud buat kamu sedih dengan mengingat kejadian itu. "
"Tapi Al, kamu ga apa-apa nemenin aku periksa?"
"ga apa-apa koq Ver. aku baik-baik aja koq".
mereka berdua pun pergi keluar kantor menuju rumah sakit tempat Vera akan memeriksakan kandungannya dengan naik taxi online.
Tiba-tiba Almira ingat suaminya. apa kabar suaminya. sedikit ada rasa bersalah mendiamkan suaminya. tapi jengkel sekali sama suaminya itu.
drrrt drrt..
ada notifikasi pesan WA dari Revan..
📳 "sayang nanti malam dandan yang cantikk ya. nanti malam kita dinner ya. sebagai tanda maaf dariku udah bikin kamu menunggu kemaren"
Almira tersenyum-senyum membaca pesan dari Revan. suaminya ternyata romantis juga.
"kenapa Al koq senyum-senyum sendiri?"
"ga apa-apa Ver.cuma mau diajak suamiku dinner aja nanti malam"
"Wiih romantis banget suamimu Al." Almira tersenyum bahagia.dia tidak sabar menunggu malam nanti.
*******
"Gimana Ver kondisi janinmu?"
"Alhamdulillah normal semua Al"
"Alhamdulillah yuk kita balik kantor Ver"
"Eh Al coba lihat deh itu calon ayah dan ibu yang romantis abis. lakinya gandeng bininya yang sedang hamil tua. ah bikin aku rindu sama suamiku."
"mana sih Ver?" Almira mencari sosok  yang dimaksud Vera. pandangannya terhenti melihat sosok laki-laki yang sangat familiar. dengan hati yang remuk redam, Almira menghampiri laki-laki itu.
"Mas Revan"..
"Almira".
Almira berlari sambil bercucuran airmata menyusuri lorong rumah sakit, tidak memperdulikan teriakan Vera yang dia tinggalkan begitu saja.
*******