Almira bersyukur hari ini dia bisa langsung mendapat pekerjaan. di satu sisi dia bersyukur dengan pekerjaan ini. Di sisi lain dia satu kantor dengan Alvin kisah masa lalunya. Sebenarnya dia merasa canggung setiap berhadapan dengan pria itu. kepingan-kepingan masa lalu membuat dirinya hanyut pada romantisme bersama Alvin kala itu.
"Mas, Alhamdulillah aku udah dapat kerjaan"
"oh ya?Alhamdulillah donk Al. kamu dapat kerja dimana? dibagian apa?"
"Di Sakinah Property mas. bagian administrasi pemasaran. Besok insyaAllah aku udah mulai kerja"
"itukan perusahaan property yang sedang naik daun Al. karena mengusung konsep syariah. kalau ga salah setelah dipegang anaknya, sekarang sakinah property jadi salah satu perusahaan property syariah terbesar diindonesia Al. kamu beruntung bisa kerja disana."
"masa sih mas?aku malah ga tau seluk beluk perusahaan itu. yang aku tahu perusahaan itu dijalankan dengan prinsip syariah, dan itu buat aku tertarik kerja disana."
Dalam hati Revan bertanya-tanya bagaimana bisa perusahaan sekelas Sakinah Property menerima karyawan dengan mudah,apalagi untuk yang belum punya pengalaman kerja sebelumnya. pasti ada yang tidak beres. pikirnya. Tapi kecurigaan Revan urung diungkapkan pada Almira, khawatir istrinya akan down.
"Al, kalau udah kerja nanti kamu pasti bakalan sibuk"
"iya ga tahu juga sih mas. aku kan belum tahu kerjanya kayak gimana. besok pas pertama kerja mungkin aku baru bisa kasih pandanganku. mas ga usah khawatir ya. aku akan tetap perhatian sama mas"
Revan hanya tersenyum. dia ada sedikit rasa khawatir akan Almira. mungkin dia akan sering mengantar jemput Almira.
*******
Hari ini hari pertama Almira masuk kerja. Setelah mengetahui ruang kerjanya, dibantu staf yang lebih senior dia mendapat penjelasan apa saja yang harus dia kerjakan. sebagai permulaan tentu dia diberikan tugas yang belum berhubungan dengan pihak luar dulu. hari ini dia akan Melakukan update data/listing produk properti yang dijual diperusahaan property syariah ini.
Teman-teman satu tim nya sangat kooperatif. mereka dengan senang hati mengajari Almira apa saja yang belum dia pahami.
Saat jam makan siang dia pergi ke kantin bersama teman-temannya Vera, Ane, dan Risa. keempatnya menduduki meja kantin tepat di sudut paling kanan.
"lo udah nikah Al?" tanya Ane sambil memakan nasi sotonya.
"udah Alhamdulillah. kalian udah pada nikah belum?"
"Vera udah, kalau gue sama Risa belum. kita lagi nunggu lamaran bos kita yang ganteng itu. hahaha" Ane yang terkenal ceplas ceplos dengan entengnya berkata seperti itu.
"emang seganteng apa sih bos kita?"
"entar lo juga tahu Al, dia itu pria idaman pokoknya udah ganteng,pinter,sholeh lagi. siapa coba yang ga pengen jadi bininya.sejak kepemimpinan pindah ketangan beliau perusahaan kita jadi tambah maju"
"lo ga ada niat bersaing sehat sama gue dan Risa kan Al? elo kan udah punya suami. "
" ya enggak lah An, satu aja udah cukup" jawab Almira.
" Aneh banget Pak Alvin itu kenapa belum juga punya istri padahal banyak banget yang mau jadi istrinya". ucap Risa. mendengar nama Alvin di sebut, Almira tersedak nasi rames yang sedang dilahapnya.
"kenapa lo Al. minum dulu minum dulu" Vera yang berada disebelah Almira menepuk-nepuk punggung Almira.
"Nama bos kita Alvin? " tanya Almira
merasa ingin memastikan bahwa yang dimaksud memang benar Alvin mantan kekasihnya.
"iya Al nama bos kita Alvin Pratama Handoko. anaknya bapak Handoko pemilik Sakinah Property" Almira merasa kaget mendengarnya. benar ternyata Alvin yang dimaksud memang Alvin yang itu. Tapi kenapa kemaren waktu ketemu dia bilang hanya sebagai manajer operasional? setahu Almira dulu waktu mereka pacaran dia tidak pernah tahu latar belakang Alvin. yang dia tahu Alvin adalah sosok yang sangat mengerti dia.
Tiba-tiba dia memikirkan sesuatu apa diterimanya dia kerja disini ada hubungannya dengan Alvin?pasalnya waktu dia melamar kerja , dia bertemu Alvin lebih dulu.
Dia harus meminta penjelasan dari Alvin kalau mereka bertemu lagi.
*******
sudah satu minggu Almira kerja di kantor Sakinah Property. dia masih tahap belajar. tapi dia merasa masih ada ganjalan dalam hatinya. iya tentang sosok Alvin sebenarnya. namun selama satu minggu dia bekerja,Alvin tak pernah menampakkan batang hidungnya di depan Almira.
Dia harus tetap fokus kerja. karena ini adalah pertama kali dia bekerja setelah lulus kuliah. ya dulu setelah lulus dia tidak sempat bekerja karena Fajri buru-buru menikahkan Almira dengan Revan.
Hari ini Almira lembur dan pulang jam 7 malam. Revan janji akan menjemputnya dikantor. Almira menunggu Revan di lobi kantor. sampai pukul 8, Revan tak juga kelihatan. dia semakin khawatir, sedang langit sudah mulai gerimis. beberapa kali terdengar suara petir. Almira masih berdiri menunggu Revan, ponsel Revan pun tidak aktif. Almira semakin khawatir.
"belum pulang Al?" tiba-tiba ada suara dari belakang yang mengagetkan dirinya.
"Ah kamu Vin, aku pikir hantu. iya aku lagi nunggu mas Revan. lama sekali katanya mau jemput jam 7."
"ini udah jam 8 lho Al. kayaknya juga mau hujan. mau bareng sama aku aja? rumah kita kan searah"
"ah ga usah Vin makasih. aku tunggu mas Revan aj. hp nya ga aktif aku takut dia nanti nyariin aku disini".
"iya udah aku temenin ya"
Almira mengangguk. karena dia sebenarnya juga takut sendirian disana. bukan takut sama hantu, tapi takut kalau ada orang iseng saja.
*******
Di tempat Lain
"Sa, kamu ga apa-apa? wajahmu pucat sekali" kata Revan saat bertemu Larisa di lobi kantor. saat itu pukul stengah 7 malam, dan Revan saat itu akan menjemput Almira.
"Aku ga apa-apa koq Van"
baru saja Revan melangkah Larisa terjatuh , dia pingsan.
Sontak Revan yang ada didekat sana segera mengangkat Larisa ke mobilnya untuk dilarikan kerumah sakit. sepanjang perjalanan Revan panik dengan keadaan Larisa hingga dia lupa janjinya menjemput Almira . waktu sudah pukul 7 malam. dia mencari hp nya namun ternyata hp nya tertinggal di kantor. "ah.. shitt" umpatnya sambil melajukan mobilnya .
setelah sampai rumah sakit Larisa belum juga siuman. dokter mengatakan Larisa dehidrasi dan anemia. dia kelelahan , karena sibuk bekerja dia sampai lupa memenuhi asupan gizi bagi janinnya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Revan belum bisa meninggalkan Larisa. mau menghubungi saudara Larisa, siapa?sedangkan semua keluarga Larisa ada di bandung. Perasaan Revan semakin tidak karuan. dia bingung bagaimana harus menghubungi istrinya. mana diluar hujan deras, dia semakin khawatir. tapi dia yakin istrinya bukan anak kecil yang harus menunggunya berjam jam dalam keadaan hujan. dia pasti punya inisiatif untuk pulang dengan taxi.
*****