Chereads / Menikahlah denganku / Chapter 22 - MD 22 Yang Penting attitude Gadis Itu.

Chapter 22 - MD 22 Yang Penting attitude Gadis Itu.

Setelah jam kemudian mereka sudah meluncur di jalan. Mumut hanya duduk diam di samping Bian, matanya mengamati jalan yang mereka lewati. Tiba-tiba Mumut menyadari kalau jalan yang mereka lewati bukanlah jalan yang menuju rumah sakit Cempaka tempat ibunya dirawat. Mumut merasa takut.

"Kita mau kemana?" tanyanya cemas.

"Pulang, ke rumahku." jawab Bian datar.

"Tapi Ibu..."

"Ibumu sudah dipindahkan, sementara ada di rumahku, ada dokter yang mengawasi dan perawat yang menunggunya. Mama juga ada di rumah."

Mumut membayangkan rumah mama yang mereka kunjungi beberapa waktu yang lalu.

Sambil menyetir Randy tampak sibuk memberi instruksi pada beberapa orang sesekali ia bertanya pada Bian kadang menyampaikan sesuatu pada bosnya.

Mobil akhirnya berhenti di sebuah rumah berlantai dua dengan halaman yang luas. Rumah itu bergaya minimalis tapi tetap berkesan mewah. Tampak kesibukan di dalam rumah itu, beberapa orang tampak tengah mendekorasi ruang tamu untuk digunakan tempat pesta.

Bian membawa Mumut ke dalam suatu ruangan di dalam ruangan itu Mumut melihat Ibu dan mama tengah berbincang ditemani perawat Muna. Keduanya menoleh saat Mumut memasuki ruangan itu.

"Sudah pulang, " tanya ibu dan mama hampir bersamaan.

"Iya, bu. tante."

" Mama, sayang. Bukan tante! Mama kan sudah bilang dari pertama kita ketemu. Sudah istirahat sana, besok kamu menikah, jadi jangan tidur terlalu malam!"

"Tante eh mama tidur di sini juga?" tanya Mumut.

"Tidak, sayang. Mama ke sininya besok lagi. ini baru saja pamit sama ibu kamu."

"Yaah.. pulang sama siapa, Tan ... eh, Ma?"

"Itu pak Arya sdh siap ngantar!" Mama Bian berdiri. "Ayo, cantik. Mama pulang dulu, ya." Mama memeluk Mumut dan mencium pipinya.

"Hati-hati, Tante...Ma." Mumut membalas pelukan mama. Mumut merasa gugup sekaligus bahagia dengan perlakuan mama padanya.

Setelah Bian membawa Mumut ke rumah, mama segera menyelidiki gadis itu jadi biarpun mama tahu Mumut bekerja di kantornya Bian mama tidak mempermasalahkannya. Yang penting bagi mama adalah attitude gadis itu, apalagi ketiga dia tahu kalau Mumut anak dari supir kepercayaan suaminya dulu.

***

"Non Mutia, kalau mau tidur bibik sudah siapkan kamarnya," kata Bi Atik sesaat memasuki kamar yang dipakai ibu. Di kamar itu terdapat dua tempat tidur, satu yang agak besar ditempati mama yang satu lagi lebih kecil sudah dipakai perawat Muna.

"Iya, tidur dulu sana, Mut, ibu juga sudah mengantuk. Ibu menguap beberapa kali sambil menutupi mulutnya dengan telapak tangannya.

Mumut juga sudah mengantuk tapi dia bingung mau tidur di mana.

" Kamar non Mumut di atas, di sebelah Kamar Den Bian," lanjut bi Atik, seakan bisa membaca pikirannya."Bibik sudah menata pakaian Non Mutia di lemari, Non tinggal masuk saja. Bibik juga mau istirahat." kata Bi Atik sambil keluar dari kamar yang dipakai ibu.