Mumut menaiki tangga sambil menahan kantuk, beberapa kali dia menutup mulutnya karena menguap. Sampai di lantai atas Mumut menemukan dua buah kamar yang berdampingan. Mumut mencoba mengingat-ingat perkataan bi Atik tadi tapi tetap tak ingat yang mana kamarnya.
Mumut hendak membuka kamar yang di sebelah kanan tapi dia ragu, akhirnya dia bergerak menuju ke kamar yang kiri. Mumut memegang handel pintu dan memutarnya perlahan. Handel pintu itu bergerak, perlahan Mumut mendorong pintunya dan memasuki kamar itu karena yakin itu kamar yang dipersiapkan bi Atik untuknya.
Mumut tak memperhatikan interior kamar yang cowok banget, dia hanya ingin mandi kemudian tidur. Mumut menuju lemari pakaian dan mencari baju tidurnya. Mumut menggernyitkan dahinya saat dia tak mendapati bajunya, dia malah mendapati baju laki-laki di sana.
Setelah bengong cukup lama akhirnya Mumut menyadari kalau dia salah kamar. Mumut hendak beranjak dari tempatnya berdiri saat pintu kamar mandi terbuka.
Bian keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililit di pinggangnya. Bagian perut ke atasnya yang telanjang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang bagus dan seksi.
Bian terkejut saat mendapati Mumut di kamarnya, Mumut hampir saja berteriak tapi Bian segera menutup mulutnya dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk pinggang Mumut. Tubuh mereka begitu dekat sehingga aroma wangi segar dari sabun mandi mewah yang dipakai Bian terasa memenuhi ruangan.
Mumut merasa jantungnya berdetak kencang. Bian melihat wajah Mumut merah padam, Mumut tak pernah sedekat dengan laki-laki karena itu tubuhnya menggigil.
"Sudah tak sabar untuk malam pertama?" Bian berbisik di telinga Mumut, menggodanya.
Mumut segera melepas tangan Bian yang membekapnya dan mendorong tubuh lelaki itu sebelum kemudian berlari ke kamar sebelah.
"Maaf salah kamar." katanya sambil menutup pintu.
Bian tertawa kecil menatap kepergian Mumut, baru kali ini Bian melihat gadis yang tak tergila-gila padanya. Selama ini biarpun dia sudah jalan sama Ristie masih banyak perempuan yang berusaha menarik perhatiannya.
Di kamar sebelah, Mumut duduk di tepi tempat tidur sambil memegangi jantungnya yang masih berdetak kencang. Mumut menyadari dia dan Bian berasal dari dunia yang berbeda.
Dia hanyalah seorang gadis miskin yang mencoba meraih impiannya sedang Bian adalah seorang bos besar dari beberapa perusahaan. Dari segi pergaulan jelas banyak sekali perbedaannya, Bian terbiasa memperlihatkan kemesraannya dengan Ristie di depan orang lain sedang Mumut selalu menjaga dirinya agar tidak tersentuh lelaki yang bukan mahromnya, meski tadi dia tidak bisa menolak Bian menggandengnya.
Pernikahan ini bagi Mumut hanyalah sebuah mimpi dan dia tidak mau terlena di dalamnya karena suatu saat dia akan bangun dari mimpinya.
Mumut membuka lemari dan menemukan beberapa pakaiannya. Dia mengambil sebuah baju tidur dan membawanya ke kamar mandi.