Bunda elen POV
Sesampainya di gudang, aku melihat amel menyalakan lilin dan bernyanyi selamat ulang tahun untuk dirinya sendiri, aku sangat kasihan melihat anak ini, mungkin memang dia aneh karena dia memiliki hal yang semua temannya tidak miliki, matanya kuning keemasan, rambutnya sebiru laut dan yah, dia memang adalah anak yang special.
Setelah aku melihat dia meniup lilin, aku masuk dan menghampirinya
"Amel"
"Bu..bunda" ujar amel gugup saat melihatku
"Tak apa, bunda hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untuk mu, bunda tau kamu selalu ngerayain ulang tahun mu di sini sendirian"
"Bunda, apakah bunda akan memarahi ku?"
"Tentu saja tidak, aku datang ke sini untuk memberikan mu sesuatu" ujar ku dan mengeluarkan surat wasiat dan juga sebuah kotak kecil
"Apa itu bunda" tanya amel kepada ku
"Ini adalah surat wasiat dan juga sebuah barang berharga yang ibumu berikan kepada ku, dia meminta tolong untuk memberikan ini saat kau berumur 17 tahun"
"Baiklah"
"Kau harus membukanya di tempat ini"
"Kenapa begitu bunda?"
"Ibumu bilang, kau harus membukanya di mana kau menerimanya"
"Baiklah kalau begitu, bisakah aku membukanya besok saja, aku sudah mengantuk"
"Tentu saja, asalkan tidak ada siapa siapa"
"Baiklah bunda" jawab amel dan langsung berjalan menuju kekamarnya.
Author POV
Keesokan harinya, amel berangkat ke sekolah seperti biasanya, belajar, mengerjakan tugas, dan lain sebagainya.
Sepulang sekolah, amel mengingat apa yang bunda berikan padanya tadi malam. Diapun segera mengambil surat dan kotak itu
Surat wasiat itu bertuliskan bahwa ternyata amel bukanlah anak kandung dari almarhum aliza dan juga almarhum jonathan
"Amel, maafkan ibu jika ibu punya salah kepada amel, jika ibu belum bisa menjadi ibu yang baik dan bisa membahagiakan amel, ibu harus pergi begitu cepat dan bahkan belum bisa melihat wajah amel yang sekarang, amel pasti sudah menjadi wanita yang cantik dan juga mandiri. Tapi kamu tidak perlu memikirkan ibu, aku bukanlah ibu kandungmu, kau akan lebih dekat dengan ibu kandungmu jika kau membuka kotak itu dan memakai apa yang aja di dalamnya" itulah isi dari surat wasiat yang ibu amel berikan.
Amel yang penasaran dengan isi kotak itupun langsung membukanya, amel sedikit terkejut melihat isi kotak itu
"Sebuah liontin?"ujar amel
"Bisa di buka yah, coba ku buka deh" sambungnya.
Amel terkejut melihat isi dari liontin itu
"Inikan aku, tapi siapa wanita yang berada di gambar satunya lagi, aku tak mengenalnya" ujar amel.
Tak lama kemudian, seperti ada orang yang berbisik di telinga amel
"Pakailah kalung itu, dan kau akan mengetahui siapa wanita itu" suara misterius itu berbicara didalam pikiran amel, tanpa berpikir lagi, dia memakai kalung itu dan tak lama setelah itu, ada cahaya kecil keluar dari kalung itu.
Dan bersamaan dengan itu suara misterius itu kembali berbicara
"Ikuti cahaya itu, cepatlah, kau tidak boleh tertinggal oleh cahaya itu" ujar suara misterius itu. Amelpun berlari mengikuti cahaya itu pergi, amel terus berlari dan tanpa sadar dia sudah berada di tengah hutan.
Cukup lama amel berlari, namun tiba tiba
"Aaaaaaaaa" teriak amel. Amel terjatuh ke sebuah jurang
Amel POV
Perasaan apa ini, kenapa aku merasa tubuhku sangat ringan dan seperti melayang, apakah aku mati? Aku hanya mengingat aku mengikuti cahaya itu, lalu aku terjatuh.
Tak lama kemudian, aku terbangun dan masih di dalam hutan, namun hutan kali ini bukan seperti hutan yang tadi aku jalani.
Aku terus berjalan, tak lama kemudian aku menemukan sebuah gerbang besar dan di atas gerbang itu tertulis dalam bahasa yunani "χωριό zech" yang berarti "Desa zech", aku mengetahuinya karena aku sempat mempelajari bahasa yunani, walaupun tidak begitu fasih.
Aku memasuki desa itu, aku berjalan terus tanpa tau tujuan. Tak lama kemudian aku tanpa sengaja menabrak seorang gadis cantik yang seumuran dengan ku
"Eh, maaf aku tidak sengaja"
"Iya, gak apa apa kok, kamu baru yah di desa ini?"
"Iya, aku pun tak tau ini di mana"
"Hmmm, nama kamu siapa?"
"Nama ku Kamelia Guinevera Athena panggil saja amel, kalau kamu"
"A... At.... Athena?"
"Iya, ada yang salah yah dengan nama ku?"
"Oh tak apa, aku hanya pernah mendengar berita bahwa athena adalah salah satu ratu kerajaan di sini, tapi aku tak tau kebenarannya"
"Oh... Begitu"
"Iya. Oh iya maaf, nama ku Alzarin Agatha Nirla panggil saja aku zarin atau yg lebih singkatnya rin"
"Oke, Salam kenal"
"Iya"
Cukup lama aku berbincang dengan rin, tak lama kemudian
"Mel, kamu mau ikut aku gak?"
"Ikut? Ikut ke mana?"
"Aku mau mendaftar di salah satu akademi di sini, dan sepertinya kita seumuran jadi kalau kau mau, kita bisa mendaftar bersama"
"Memangnya bisa yah?"
"Iya, di akademi itu kita bisa tau elemen apa saja yang kita miliki"
"Tapi aku ini hanyalah manusia biasa dan tak memiliki elemen apapun"
"Apa kau tau amel, aku juga berfikir demikian, aku baru pindah ke sini 1 bulan yang lalu dan ibu ku menyuruhku masuk ke akademi itu"
"Apakah ibu mu sudah tinggal di sini ketika kau datang?"
"Iya benar, tapi aku masih kurang yakin dia ibu ku"
"Kenapa kau tidak yakin?"
"Iya, karena aku baru bertemu ibu ku yang di sini satu bulan yang lalu, dan semasa hidupku aku tak pernah tau kalau dia ini ibu kandungku, aku di besarkan di panti asuhan karena ibu dan ayahku yang ada di dunia manusia sudah meninggal sejak aku berumur 5 tahun"
"Tunggu, berarti sekarang aku tidak berada di dunia manusia?"
"Ya tentu saja"
"Lalu aku berada di mana?"
"Kita yang mempunyai elemen di sebut dengan zach"
"Zach?"
"Iya, kau tau kenapa aku yakin kau mempunyai elemen?"
"Kenapa?"
"Karena pintu gerbang ini bukanlah pintu gerbang biasa, manusia biasa tidak bisa masuk kedalam desa ini, karena gerbang itu hanya bisa di lalui oleh orang yang mempunyai elemen atau lebih tepatnya zach"
"Lalu apakah orang tua ku yang berada di bumi bukanlah orang tua kandungku?"
"Entahlah, bisa saja orang tua mu yang berada di bumi juga adalah seorang zach"
"Namun mereka sudah tiada"
"Kalau begitu akupun tak tau, mungkin kau akan mengetahuinya jika masuk akademi"
"Akademi yang tadi kau katakan?"
"Ya tentu saja, jadi apakah kau mau ikut dengan ku?"
"Kau adalah teman pertama ku. Baiklah aku akan ikut"
"Hore... Aku punya teman"
"Apakah kau tidak melihat ku aneh?"
"Tidak sama sekali, kau itu benar benar cantik"
"Tapi di bumi aku selalu di kucilkan dan tidak ada yg mau berteman denganku, sedangkan kau, kita baru bertemu dan kau sudah sangat baik pada ku"
"Hahahaha, tenanglah aku akan selalu ada di pihak mu dan tidak akan meninggalkan mu"
"Terima kasih rin"
"Ya sama sama"
Aku berjalan menuju rumah Rin, dan orang tua Rin pun tak keberatan akan kehadiran ku.
Karena masuk akademi yang Rin katakan gratis, aku tak perlu resah dan juga Rin selalu menceritakan banyak hal tentang zach yang belum aku ketahui, bisa di katakan aku sangat beruntung bisa bertemu dan berteman dengan Rin.
Note
Mungkin di tempat lain kita tidak bisa memiliki teman dan selalu di kucilkan.
Namun percayalah, kau pasti akan menemukan teman di sebuah tempat dan di waktu yang tak terduga