Author POV
Amel yakin bahwa Emel adalah orang yang tidak baik, dan berniat jahat kepadanya
"Baiklah aku akan memperlihatkan liontin ku jika itu bisa membuat kakak percaya pada ku" ucapan Emel membuat Amel terkejut, namun ia segera menetralkan raut wajahnya
"Baiklah, kalau begitu tunjukkanlah" ucap Amel
Dia menunjukkan liontin yang benar benar mirip dengan liontin Amel
"Bagaimana? Apakah sekarang kakak percaya kalau aku ini adalah adik kakak?" ucap Emel
"Aku tidak bisa percaya begitu saja pada mu, walau apapun yang kau tunjukkan aku akan sulit percaya"
"Kenapa kak? Kenapa kakak tidak percaya pada ku?"
"Karena aku pernah sangat percaya pada seseorang, namun dia malah mengkhianati ku, dia yang sangat aku sayang malah membunuh orang yang ku sayang, dialah penyebab aku selalu di bully, selalu sendiri, tak memiliki teman, dia memfitnah ku, dia adalah orang yang sudah membuat ku menderita!!!" ujar amel sambil berteriak dan mengeluarkan air matanya
"Aku tidak akan mengkhianati kakak, aku berjanji karena aku adalah saudara mu, aku tidak mungkin tega melihat saudara ku sendiri tersakiti" ucapan Emel membuat Amel mematung.
Emel memegang pipi Amel, mengusap air mata Amel dan berkata
"Aku berjanji tidak akan melakukan hal jahat kepada mu kak, aku akan membuatmu bahagia, membuat mu merasakan mempunyai keluarga yang sesungguhnya" ucapan Emel membuat air mata Amel mengalir deras dan tanpa Amel sadari, ia memeluk saudara kembarnya itu Emelpun membalas pelukan Amel
Beberapa menit kemudia
"Apakah kakak sudah merasa baikan?"
"Ya, terima kasih, aku permisi ke kamar kecil sebentar"
"Baiklah silahkan" Amelpun berjalan menjauh dari gadis itu, dia berjalan menuju toilet
Setelah dari toilet, dia melihat Emel sudah tidak ada lahi di taman itu, akhirnya Amel memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Setelah melewati ujung taman, Amel mendengar seseoranemanggilmya
"Amel!!" teriak orang itu, Amelpun menoleh ke belakang dan melihat seorang pria yang seumur dengannya
"Maaf, anda siapa yah?" tanya Amel kepada orang itu
"Oh maaf, perkenalkan nama ku Alviando Divalos Albert panggil saja aku Aldo"
"Salam kenal, nama ku Kamelia Guinevera Athena"
"Yah, aku sudah mengetahui nama mu"
"Hah? Bagaimana kau bisa-" belum sempat Amel selesai berbicara, Aldo memotong perkataannya
"Oh iya, kenapa mata kamu terlihat lebam?"
"Ah ini, gak apa apa kok"
"Kamu bohong yah? Itu kenapa? Kamu habis nangis?" tanya Aldo yang membuat Amel kesal
"Kalau iya kenapa? Kepo banget sih jadi orang" jawab Amel dengan nada yang tidak suka
"Yah maaf, kalau kamu ada masalah kamu cerita aja sama aku"
"Gak usah sok baik deh jadi orang"
"Eh, aku beneran loh"
"Ya ya ya" jawab Amel singkat dan membalikkan tubuhnya untuk pergi menjauh.
Namun baru saja amel berbalik untuk menjauh dari Aldo, tiba tiba Aldo menarik tangan Amel hingga tubuh Amel berbalik dan wajah Amel berada sangat dekat dengan wajah Aldo, bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.
Mereka saling menatapa, namun beberapa detik kemudia Amel langsung mendorong Aldo menjauh darinya
"Apa kau sudah tidak waras?!" ucap Amel kesal
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud-" belum lagi Aldo menyelesaikan perkataannya Amel menampar wajahnya
"Plak"
"Dengar yah, aku gak tau kamu siapa dan aku bahkan gak kenal kamu, jadi jangan sok akrab sama aku" ujar Amel sedikit meninggikan suaranya.
Tiba tiba Rin dan Rani datang
"Amel" teriak Rin dari belakang, Amel yang mendengar namanya di panggil langsung berbalik
"Rin? Rani? Apa yang kalian lakukan, akukan sudah bilang tunggu aku di kamar saja" ujar Amel
"Yah, kami tadi gak mau keluar nyari kamu, tapi kamu sudah lama sekali kami takut kamu kenapa kenapa jadi kami nyari kamu" jelas Rin panjang kali lebar dan Ranipun mengangguk menyerujui perkataan Rin
"Siapa pria yang ada di belakang mu itu?" tanya Rani sedikit berbisik
"Aku jga gak tau" jawab Amel berbisik dan langsung mendekat ke sahabat sahabatnya. Mereka bertiga menatap sinis pria itu, pria itu hanya tersenyum dan menatap bingung terhadap sikap ketiga gadis yang ada di hadapannya
"Salam kenal" ucapan aldo dab ketiga gadis itu kaget
"Salam kenal juga" jawab ketiga gadis itu bersamaan
"Kalian kompak yah" ujar Aldo
Ketiga gadis itu hanya diam dan tetap menatap aldo
"Kenapa kalian terus melihat ku? Hati hati loh, ntar naksir lagi" ujar aldo bercanda
"Ih, PeDe abis" ujar Rani dengan nada jijik
"Bercanda kali, yaudah aku mau balik ke kamar ku, kalian gangan kangn yah" ujar Aldo berjalan sambil tertawa
"Gak bakal" ujar ketuga gadis itu bersama sama.
Setelah Aldo pergi, ketiga gadis itu malah membicarakannya
"Ih kenapa sih cowok tadi" ujar Rin merasa geli
"Ga tau tuh, cowok aneh" ujar Amel
"Udah, kita lupain aja, oh iya Amel tdi bagaimana dengan Emel?" ujar Rani
"Yah, dia memiliki liontin yang sama dengan ku" jawab Amel
"Beneran?!" tanya Rin
"Iya" jawab amel
"Jadi apa kau percaya padanya?" tanya Rin
"Yah, aku lumayan percaya, tapi aku masih ragu padanya" ucap Amel
"Kalau begitu, berilah dia kesempatan dan jika dia berusaha menyakitimu, kau tak perlu takut ada aku dan Rin yang selalu mendukung mu" ucap Rani memberi semangat pada Amel dan Amel pun mengangguk.
Note
Sahabat itu adalah orang yang selalu memberi dukungan satu sama lain, bukan malah saling menjatuhkan. Sahabat itu adalah orang yang selalu memberi masukan yang positif, bukan negatif.