*pagi pun tiba
Ali sudah siap untuk pergi ke kampus. Ali keluar dari kamarnya
Ia melihat kamar Prilly masih tertutup rapat
"Tumben Prilly belum keluar, biasanya kalau gue keluar, dia juga keluar"
"Atau jangan jangan dia kenapa kenapa lagi di kamarnya"
"Cek aja deh"
Ali menuju kamar Prilly, ia mengetuk pintu kamar Prilly
Tok... Tok... Tok...
"Sayang kamu udah bangun belum"
Beberapa detik lagi menunggu Prilly membuka pintu kamarnya, tapi nihil Prilly tidak membuka pintu kamarnya
Ali mengetuk kembali pintu kamar Prilly
Tok... Tok... Tok...
"Prilly kamu udah bangun?"
Lagi... Ali tidak mendapat jawaban dari Prilly
"Masuk aja deh"
Ali masuk kedalam kamar Prilly, dan betapa kagetnya Ali melihat Prilly merintih kesakitan
Ali langsung saja menuju ke Prilly
"Hey sayang kamu kenapa?"
Prilly membuka matanya , saat ia merasa ada yang menyentuh pipinya
"Kak Ali" lirih Prilly
"Iya ini aku"
"Kamu kenapa sayang?"
"Sakit kak" lirih Prilly
"Apa yang sakit?"
"Perut aku kak"
"Sakit banget"
"Kenapa perut kamu?"
"Kamu datang tamu?"
"Gak kak, ini bukan tanggal nya"
"Terus kenapa perut kami sakit?"
"Gak mungkin tiba tiba aja perut kamu sakit"
"Kayaknya maag aku kambuh kak"
"Maag?"
Prilly mengangguk
"Yaudah kamu tunggu disini, aku ambil obat dulu buat kamu"
"Jangan lama kak, aku gak tahan lagi"
"Iya"
Ali turun kebawah, dan mengambil obat, setelah Ali mendapat obat maag, ia masuk kembali ke kamar Prilly sambil membawa air putih
"Nih kami minum obat dulu"
Prilly duduk dan tentunya di bantu dengan Ali, Prilly mengambil obat maag itu dari tangan Ali
Prilly meminum nya
"Udah"
Prilly mengangguk
"Mulai enakan?"
"Iya kak"
"Kenapa maag kamu tiba tiba kambuh?"
"Kamu makan makanan yang pedas yah"
Prilly berfikir, dan tiba tiba ia langsung teringat semalam Prilly memakan makanan yang pedas
"Apa jangan jangan makanan yang kemarin kak"
"Makanan yang kemarin?"
"Iya"
"Nasi goreng yang kamu bikin itu? Tapi itu gak pedas kok, kan aku juga makan"
"Bukan nasi goreng kak"
"Terus apa?"
"Semalam aku makan mi instan kak"
Prilly sadar dengan ucapannya langsung menutup mulutnya
"Duh nih mulut kenapa harus jujur sih"
"Bentar lagi nih kak Ali pasti marah" batin Prilly
"1..."
"2..."
"3..."
"Kamu makan mi instan?"
"Nah kan bener dugaan gue" batin Prilly
Prilly hanya bisa mengangguk
"Tatap aku Pril, aku lagi ngomong sama kamu"
Prilly mengangkat dagunya dan menatap mata Ali yang menurut nya mata Ali sangatlah tajam saat ia marah
"Dan mi instan itu pedas?"
Lagi Prilly hanya bisa mengangguk
"Kamu punya mulut kan Pril, jawab pakai mulut kamu, jangan ngangguk aja"
"Iya kak"
"Astaga Prilly"
Prilly menundukkan kepalanya
"Maaf kak"
"Kamu bilang maaf?"
"Udah berapa kali aku bilang sih sama kamu, jangan pernah kamu makan makanan yang pedas"
"Tapi apa kamu tetap aja makan makanan yang pedas"
"Aku gak tau kak, kalau mi instan itu pedas banget"
"Emang kamu gak baca apa dulu sebelum kamu masak"
"Gak kak"
"Yaampun Prilly"
"Maaf kak"
"Percuma aku ngasih tau ke kamu, tapi kamu gak mau dengerin omongan aku"
"Maaf kak"
"Terserah kamu deh Pril"
"Capek aku kasih tau ke kamu"
Ali berdiri dari duduknya
"Mulai sekarang kamu urus diri kamu sendiri aja, aku capek kasih tau ke kamu"
"Kak" Prilly menahan tangan Ali saat Ali mau beranjak dari tempat nya
"Apa?"
"Kak Ali mau kemana?"
"Ke kampus"
"Kamu gak usah ke kampus hari ini"
"Tapi kak, hari ini kan ospek terakhir aku"
"Siapa suruh kamu sakit"
"Kak"
"Gak Prilly, aku bilang gak yah gak"
"Kak plisss"
"Gak, tetap kamu gak boleh ke kampus hari ini"
"Kak"
"GAK PRILLY" bentak Ali
Prilly yang mendengar bentakan Ali langsung melepa tangannya dari tangan Ali
"Kak bentak aku"
Prilly mengeluarkan air matanya
"Kak Ali gak pernah bentak aku, Semarah apapun itu kak Ali".
"Tapi sekarang kak Ali bentak aku"
Ali yang sadar karna sudah membentak Prilly langsung aja memeluk Prilly, tapi Prilly berusaha melepas dirinya dari pelukan Ali
"Kak Ali sekarang berubah, kak Ali sekarang gampang marah sama aku"
"Gimana aku gak marah sama kamu, kamu juga cari gara gara supaya aku marah sama kamu"
"Lepas"
Prilly berusaha melepaskan pelukan Ali, tapi Ali tetap memeluk Prilly
"Udah"
Ali mengelus punggung Prilly untuk menenangkan Prilly yabg terus saja memberontak ingin lepas dari pelukannya
"Kak Ali jahat"
"Kak Ali gak sayang lagi sama aku"
"Kata siapa aku gak sayang lagi sama kamu "
"Buktinya kak Ali bentak aku"
"Kak Ali gak pernah bentak aku"
"Tadi pertama kalinya kak Ali bentak aku"
"Udah yah kamu tenang"
"Aku minta maaf karena sudah bentak kamu tadi sayang"
"Aku gak bermaksud bentak kamu tadi"
Ali yang merasa Prilly sudah tenang, ia melepaskan pelukannya
"Udah yah gak usah nangis lagi"
"Nanti cantiknya ilang loh"
"Emang kalau aku gak cantik lagi, kak Ali gak sayang lagi sama kau, gak cinta lagi sama aku"
"Kak Ali mau cari yang lain lebih cantik dari aku iya?"
Prilly memukul dada Ali
"Kak Ali jahat banget sih sama aku"
"Heh, kenapa kamu langsung berpendapat kayak gitu sih sayang"
Ali menahan tangan Prilly terus memukul dada nya
"Heh tenang dulu sayang"
"Kak Ali jahat"
"Heh dengar aku dulu"
"Biarpun kamu gak cantik lagi, aku gak akan cari yang lebih cantik dari kamu"
"Di mata aku, kamu itu udah paling sempurna banget, gak ada yang bisa ngalahin sempurna kamu"
"Benar?"
"Iya benar sayang"
"Kamu kenapa sensitif banget pagi ini?"
"Kamu lagi datang bulan yah?"
"Gak"
"Terus kenapa kamu sensitif pagi ini"
"Gak tau"
"Yaudah aku ke kampus dulu yah sayang"
"Aku?"
"Kamu dirumah lah istirahat"
"Gak mau kak"
"Hari ini itu ospek terakhir aku"
"Gak sayang, kamu masih sakit"
"Gak kok, aku udah sehat"
"Nih aku udah sehat kok kak"
"Boleh yah ke kampus?"
"Gak sayang"
"Kamu dengerin aku yah hari ini"
"Aku gak mau kamu sakit sayang"
"Kak Ali jahat, gak bolehin aku ke kampus"
Prilly menangis kembali
"Eh kok nangis lagi sih sayang"
Ali menyentuh pipi Prilly untuk menghapus air mata Prilly, tapi oleh Prilly langsung ditepis tangannya
"Gak usah sentuh aku"
"Kak Ali jahat sama aku"
Prilly membaringkan badannya membelakangi Ali, Prilly terus saja menangis
"Sayang"
Ali duduk di samping Prilly, Ali mengelus rambut Prilly, tapi lagi Prilly langsung menepis tangan Ali dari rambutnya
"Udah sana kak i pergi ke kampus"
"Gak usah kesini"
"Kak Ali gak sayang sama aku lagi"
"Bukannya aku gak sayang kamu lagi"
"Aku takut kamu sakit lagi sayang"
"Itu aja kok sayang"
Prilly langsung membalikkan badannya menghadap Ali
"Aku udah gak sakit lagi kak"
"Bilang aja kak Ali mau deketin kan senior yang labrak aku dikantin"
"Kok kamu pikiran nya kesana sih sayang"
"Emang benar kan, kak Ali mau deketin senior itu"
"Udah sana kak Ali pergi ke kampus aja"
Prilly membalikkan badannya lagi membelakangi Ali
"Kak Ali gak sayang sama aku"
Ali menghembuskan nafasnya, ia bingung melihat sikap Prilly pagi ini, yang menurut nya aneh
"Yaudah mau kamu apa sayang?"
Ali berusaha bicara lembut, Ali tidak mau Prilly tambah marah kepadanya, karna Ali marah
"Aku mau ke kampus kak itu aja kok"
Prilly membalikkan badannya
"Yaudah udah dong jangan nangis"
Ali menghapus air mata Prilly
"Duduk dulu"
Ali membantu Prilly duduk
"Mau ke kampus kan?"
Prilly mengangguk
"Yaudah kamu boleh ke kampus, tapi..."
Prilly yang awalnya senang mendengar ucapan Ali langsung cemberut lagi mendengar kata 'tapi'
"Tapi apa?"
"Tapi kamu jangan makan yang pedas lagi yah"
Prilly mengangguk
"Janji"
"Janji"
"Yaudah kamu mandi sana, aku tunggu dibawah"
"Aku udah mandi kak"
"Kapan?"
"Tadi sebelum kak Ali masuk"
Ali mengangguk
"Yaudah ayo kebawah sarapan dulu"
"Kak Ali lupa yah"
"Lupa apa sayang?"
"Kan dirumah gak ada bahan makanan, aku belum beli kak"
"Yaampun , terus kita pagi ini gak sarapan gitu?"
Prilly mengangguk
"Yaudah kalau gitu, kita langsung aja ke kampus, sarapannya di kampus aja"
"Kak Ali gak marah kan?"
"Gak kok sayang"
"Yuk"
"Kita udah telat ini"
"HAH" teriak Prilly
Ali kaget mendengar teriakan Prilly
"Gak usah teriak sayang, telinga aku sakit nih"
"Maaf kak"
"Iya gak papa"
"Kak Ali serius kita telat?"
"Iya, ini udah jam 7 lewat"
"Sedangkan ospek nya kan mulai jam 7 pas"
"Yah gimana dong kak"
"Kenapa?"
"Kita pasti dihukum kak"
"Gak kok, kita gak dihukum"
"Iya kak Ali gak dihukum secara kak Ali ketua senat"
"Sedangkan aku, aku kan mahasiswi baru"
"Gak, kamu gak akan dihukum"
"Beneran?"
"Iya, nanti aku yang bilang ke mereka"
"Kak Ali mau bilang apa?"
"Yah bilang kalau kamu tadi sempat sakit"
"Terus nanti kalau kak Ali di tanya, kenapa kak Ali bisa tau, kak Ali jawab apa"
"Mereka gak tanya sampai kesitu sayang"
"Udah kamu tenang aja"
"Nanti biar aku yang urus semuanya"
"Bener?"
"Iya bener sayang"
"Yaudah yuk kita berangkat"
Prilly mengangguk
Mereka keluar dari kamar Prilly. Mereka keluar dari rumah, tak lupa Prilly mengunci pintu rumahnya
Ali menyalakan motonya, tak lama Prilly naik ke atas motor Ali
"Udah"
"Udah kak"
Prilly memeluk pinggang Ali, dagu nya ia taruh di atas pundak Prilly
10 menit mereka dijalan
"Turunin aku disini kak"
Ali memberhentikan motornya
"Aku duluan yah kak"
Prilly mencium pipi Ali
Prilly mulai menjauh dari pandangan Ali, tak lama Ali menjalankan kembali motonya ke arah kampus
Tak lama Ali memarkirkan motornya, Ali turun dari motornya, ia melihat Prilly juga baru saja melewatinya
Ali membiarkan Prilly terlebih dahulu jalan
Sedangkan Prilly deg degan, Prilly sembunyi sembunyi masuk barisan, tapi ia tidak beruntung pagi ini
"Hey kamu yang baru saja masuk barisan"
"Saya kak"
"Iya kamu, sini"
Prilly maju ke depan
"Kenapa kamu langsung masuk barisan"
"Gak merasa telat HAH"
Prilly menundukkan kepalanya
"Gue ngomong sama Lo"
"Kenapa Lo nunduk, gak sopan banget sih Lo"
Prilly mengangkat dagunya menatap senior
"Dia kan senior yang kemarin labrak gue dikantin"
"Yang ngaku pacarnya kak Ali" batin Prilly
Yah Clara yang memarahi Prilly
"Kenapa Lo telat?"
"Aku tadi sempat sakit kak"
"Sakit?"
"Iya kak"
"Kalau sakit gak mungkin Lo masuk hari ini"
"Itu cuman alasan Lo doang kan"
"Supaya Lo gak kena hukuman"
"Gak kak, aku beneran"
"Tadi perut aku sakit kak"
"Tapi aku paksain berangkat hari ini"
"Alah pintar banget Lo bohong"
"Udah sekarang hukuman lo lari lapangan sebanyak 10 kali"
"HAH"
"Lari kak"
"Iya lari, Lo gak mau?"
"Atau Lo mau gue tambahin jadi 20 kali"
"Gak kak"
"Yaudah buruan Lo lari sana"
Saat Prilly mau lari, ada suara yang menghentikannya
"Prilly stop"
Semua orang yang ada dilapangan mencari suara itu, tak lama datang orang yang menyuruh Prilly berhenti
"...."