"Dia naksir kamu!"
Deg, jantungku serasa meloncat.
"Ah, nggak mungkin. Emang dia ngomong sama kamu?" Aku berusaha menyangkalnya meski aku merasa senang mendengarnya.
"Nggak juga, aku cuma perhatikan sikapnya ke kamu akhir-akhir ini berubah banyak. Seperti orang yang kasmaran."
"Aku sudah bertunangan, Luck!"
Lucky tertawa, "Aku rasa itu bukan hambatan, Zie. Lima hari berada di tempat ini, melihat interaksimu dengan Ali, cukup bagiku untuk menyimpulkan kalian saling menyukai. Aku tidak pernah melihat Ali seposesif itu dengan seseorang dan aku juga belum pernah melihatmu mau berada begitu dekat dengan Ali, kamu selalu menjaga jarak dan tatapanmu padanya yang biasanya penuh kebencian kini berubah jadi lembut . Bahkan sebagian warga di sini tahunya kalian adalah sepasang kekasih."
Oh! Aku menelan ludah dan menatap Lucky dengan gemetar. Sebegitu jelaskah?
"Tapi... tapi aku tidak merasa seperti itu!"