Beberapa kali tanganku dan Ali bersentuhan karena kami duduk berdekatan, menimbulkan sensasi tersendiri.
"Pacar kamu, ya?" bisik Rafa di telingaku, aku hanya tersenyum kecut,
Aku tak tau harus berkata apa, berkata bukan akan membuat Rafa merasa berpeluang dan tak mungkin berkata iya karena antara dan Ali jelas tak ada hubungan apapun selain teman sekelas.
"Aku sudah punya tunangan," jawabku kemudian.
"Hahaha, aku tak percaya," jawab Rafa.
"....?" Aku merengut.
"Selama belum ada Janur kuning melengkung¹), kamu belum milik siapa-siapa?" mata Rafa yang menggodaku membuatku merasa risih.
Aku beringsut mendekat ke Ali ketika Rafa mulai menyentuh tanganku dengan pura-pura tak sengaja saat dia memberikan kertas resep kepadaku. Aku merasa semakin risih pada Rafa apalagi ketika Rafa mulai mengeluarkan rayuan-rayuannya.
"Al, tukaran tempat, ya?" bisikku ke telinga Ali.