Chereads / Jiwa Yang Terlahir Kembali / Chapter 22 - Menemukannya

Chapter 22 - Menemukannya

"Hei…!" Teriak Zhu Haimei. "Hei, tolong! Di sini ada orang yang sedang butuh bantuan!" Teriak Zhu Haimei dengan suara yang amat keras. Teriakannya terdengar semakin nyaring di tengah tanah lapang.

Cahaya lampu senter tersebut semakin lama semakin mendekat, disertai dengan suara teriakan. "Zhu Haimei, Zhu Haimei."

Zhu Haimei tak kuasa meneteskan air matanya saat mendengar namanya dipanggil. Itu adalah suara Shen Dongyuan. Sejak ia terlahir kembali di dunia ini, ini adalah momen pertama kali ia merasa sangat berterima kasih pada Shen Dongyuan.

Zhu Haimei kemudian mengambil nafas dalam dan menyahut dengan suara tercekat. "Aku di sini, aku di sini."

Shen Dongyuan sepertinya mendengar suara Zhu Haimei, karena cahaya senter tersebut semakin mendekat. Akan tetapi suara Shen Dongyuan tak lagi terdengar. Zhu Haimei lalu bersandar pada trolinya, ia benar-benar kehabisan tenaga.

Cahaya senternya sudah dekat, dan ia mendengar Shen Dongyuan berteriak. "Zhu Haimei!"

"Aku di sini." Jawab Zhu Haimei dengan suara pelan, karena ia terlalu lemas. Kemudian ia mendengar langkah kaki di antara genangan air. Sekarang cahaya senter itu sudah ada di hadapannya. Ketika Shen Dongyuan melihat sekujur tubuh Zhu Haimei yang tertutup lumpur dan air, ada perasaan sedih yang menyeruak di dalam hatinya.

Zhu Haimei lalu menunjuk ke arah trolinya dengan takut seraya berkata, "Trolinya terjebak di parit, tolong bantu aku untuk mengeluarkannya."

Hati Shen Dongyuan merasa sedih setelah mendengar ucapan Zhu Haimei barusan. Ternyata Zhu Haimei masih takut padanya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Shen Dongyuan mengangkat sedikit trolinya dan mencoba menariknya keluar. Namun ternyata ia masih tidak bisa mengeluarkan troli tersebut. Shen Dongyuan kemudian berjongkok dan memeriksa rodanya. Ternyata lubang paritnya sangat dalam, trolinya tidak akan bisa keluar jika tidak diangkat.

Akhirnya, setelah Shen Dongyuan mengerahkan seluruh tenaganya, ia pun berhasil mengeluarkan troli tersebut.

Cahaya senter milik Shen Dongyuan membuat Zhu Haimei merasa sangat senang. Ia tidak pernah merasa begitu bahagia seperti sekarang. Zhu Haimei kemudian mengucapkan terima kasih sembari menarik trolinya.

"Aku saja yang menariknya." Kata Shen Dongyuan yang segera mengambil alih troli tersebut dari tangan Zhu Haimei. Saat masih kecil, Shen Dongyuan melakukan banyak pekerjaan pertanian di rumah. Menarik sebuah troli adalah hal yang mudah baginya.

Zhu Haimei memegang pegangan troli dan terus mengikuti Shen Dongyuan yang berjalan di sebelahnya. Di malam yang gelap itu, ia hanya bisa mendengar langkah kaki mereka yang berjalan di jalanan yang becek.

Saat Shen Dongyuan mendengar tarikan nafas Zhu Haimei yang semakin lama semakin berat, ia pun memperlambat langkahnya. "Duduklah di atas troli, aku akan menarikmu."

"Tidak perlu." Balas Zhu Haimei dengan lembut.

Namun Shen Dongyuan justru menghentikan trolinya lalu berkata, "Naik!"

"Baiklah." Balas Zhu Haimei lalu naik ke atas troli dengan susah payah.

Shen Dongyuan lalu melepaskan mantelnya dan menyerahkannya pada Zhu Haimei. "Pakailah."

Zhu Haimei kembali meneteskan air matanya, tetapi lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan terimakasih. Untung saja Shen Dongyuan datang dan menolongnya, kalau tidak, Zhu Haimei benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Setelah itu, mereka kembali meneruskan perjalanan mereka diiringi dengan suara berdecit dari troli tersebut.

Entah sudah berapa lama mereka berjalan, namun tiba-tiba terlihat secercah cahaya di depan mereka. Itu adalah pertanda bahwa mereka akan segera sampai di tempat tujuan.

Ketika mereka tiba di rumah kecil Zhu Haimei, ia mengarahkan Shen Dongyuan untuk membawa tangki gasnya ke dalam rumah, dan meletakkan troli pada tempatnya. Lalu tiba-tiba Zhu Haimei tidak dapat menahan rasa sakitnya lagi. Sekujur tubunya seperti hancur berkeping-keping, benar-benar terasa sakit.

Shen Dongyuan sangat terkejut saat melihat rumah yang begitu rapuh tersebut. Di dalamnya ada beberapa barang seperti panci dan wajan, serta barang-barang lainnya. "Bisnis apa yang kamu lakukan?" Tanyanya pada Zhu Haimei.

Sementara itu, Zhu Haimei tampak sedang berdiri di tengah pintu dengan tangan yang berpegangan kuat pada kusen pintu hingga nadinya terlihat. Wanita itu hanya tertawa dan berkata, "Aku menjual makan siang di sebelah selatan lokasi konstruksi. Bagaimana kalau kita pulang sekarang? Kalau kamu punya waktu luang, kamu bisa ke sini lagi untuk melihat-lihat."

Shen Dongyuan pun setuju setelah melihat ekspresi Zhu Haimei yang tampak kesakitan. Zhu Haimei kemudian mengunci pintu rumahnya dan mereka pun pulang bersama ke rumah mereka yang ada di daerah militer.

Saat di perjalanan pulang, Shen Dongyuan hendak membantunya berjalan, tetapi Zhu Haimei selalu menolaknya. Padahal, sebenarnya Zhu Haimei juga merasa kesakitan selama perjalanan. Menempuh perjalanan sepanjang dua mil terasa seperti satu tahun bagi Zhu Haimei.

Ketika mereka tiba di rumah, Zhu Haimei langsung melepas sepatunya di pintu masuk dan masuk ke dalam rumah tanpa menggunakan alas kaki. "Aku tidur dulu.", ucapnya lalu segera berlari menuju ke kamar. Tak lama kemudian, Shen Dongyuan mendengar suara gaduh dari dalam kamar Zhu Haimei, namun kemudian kembali hening.

Karena merasa khawatir, Shen Dongyuan lalu berdiri di pintu kamar Zhu Haimei dan bertanya, "Ada apa?"

Ia mengetuk pintu dengan cemas, tetapi masih belum ada jawaban. Ia lalu membuka pintunya dan masuk ke dalam kamar Zhu Haimei. Dengan penerangan cahaya di ruang tamu, Shen Dongyuan bisa melihat pakaian basah yang menumpuk di lantai, sementara tubuh Zhu Haimei terbungkus selimut di tempat tidur. Sepertinya wanita itu menggigil hingga tubuhnya gemetar.

Shen Dongyuan mencoba membangunkan Zhu Haimei, tetapi wanita itu hanya menjawabnya dengan deheman singkat. Ketika Shen Dongyuan menyentuh dahi Zhu Haimei, dahinya terasa panas, rupanya ia demam. Shen Dongyuan lalu pergi ke dapur dan kembali lagi dengan membawakan air minum untuknya. Untungnya, saat Shen Dongyuan menyuruhnya meminum obat penurun panas, Zhu Haimei masih sadar dan bisa meminum obat tersebut.

Setelah itu, Shen Dongyuan mengeluarkan pakaian basah Zhu Haimei yang penuh dengan lumpur dari dalam kamar. Namun pandangan matanya tiba-tiba tertuju pada celananya sendiri yang juga penuh dengan lumpur. Shen Dongyuan lalu memutuskan untuk mencuci semua pakaian tersebut. Shen Dongyuan kemudian duduk di atas sebuah kursi lipat dan mulai mencuci pakaian.

Jika Shen Dongyuan tidak pergi mencari Zhu Haimei malam ini, apakah ia bisa pulang?

Zhu Haimei hanya mengatakan bahwa ia sedang melakukan bisnis kecil, tetapi Shen Dongyuan belum tahu jelas mengenai bisnis tersebut. Ia benar-benar tidak tahu kalau Zhu Haimei pergi untuk menjual makanan. Saat mengisi gas, Zhu Haimei harus pergi ke Kota Shuangshui yang berjarak sekitar sepuluh mil dan butuh waktu dua jam untuk pulang pergi dari sana. Namun Zhu Haimei sendiri membutuhkan waktu tiga jam karena jalannya yang lambat akibat tubuhnya yang terlalu gemuk.

Zhu Haimei pasti sudah kehujanan sejak pukul dua sore tadi. Topi yang dipakai oleh Zhu Haimei juga benar-benar terlihat konyol. Meskipun Zhu Haimei sudah memakai pakaian tebal, tetapi ia masih saja terkena demam. Pantas saja akhir-akhir ini ia kehilangan berat badan, rupanya pekerjaan yang ia lakukan sangat berat.

Jika bukan karena mereka tinggal di bawah atap yang sama, Shen Dongyuan mungkin benar-benar ragu bahwa Zhu Haimei memang telah berubah.

Setelah mencuci pakaian dan menyikat sepatu, Shen Dongyuan kembali ke kamar Zhu Haimei. Ketika ia menyentuh dahi Zhu Haimei, demamnya sudah agak turun. Shen Dongyuan lalu menuangkan secangkir air dan meletakkannya di atas meja yang ada di sebelah tempat tidur Zhu Haimei, lalu ia kembali ke kamarnya sendiri. Di tengah malam, Shen Dongyuan tiba-tiba merasa khawatir. Pada akhirnya, ia pun bangkit dari tempat tidurnya untuk melihat keadaan Zhu Haimei. Saat melihat air di cangkir teh yang ada di samping tempat tidur Zhu Haimei sudah tinggal setengah, Shen Dongyuan baru bisa tidur dengan tenang.

Ketika Shen Dongyuan bangun keesokan harinya, ia mendapati kamar Zhu Haimei sudah terbuka, dan kamarnya sudah dibersihkan dengan bersih dan rapi. Akan tetapi, ia tak melihat sosok Zhu Haimei di dalam rumahnya. Apakah Zhu Haimei sudah keluar? Shen Dongyuan kemudian bergegas mengenakan pakaiannya dan keluar untuk mencari Zhu Haimei. Tadi malam wanita itu masih demam, kenapa sepagi ini ia sudah menghilang?

Ketika Shen Dongyuan turun, Zhong Yan kebetulan juga sedang menuruni tangga. Wanita tersebut tersenyum dan menyapa Shen Dongyuan. "Kapten Shen, selamat pagi."

Sementara itu, Shen Dongyuan tidak mempedulikan sapaan Zhong Yan, dan tetap meneruskan langkahnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Zhong Yan pun dibuat kebingungan dengan sikap Shen Dongyuan padanya. 'Apa yang terjadi? Apakah aku melakukan kesalahan padanya? Tidak kan?' Tanya Zhong Yan dalam hati.

Shen Dongyuan sangat marah. Dulu Zhu Haimei memang bodoh. Jangankan orang lain, ia pun sangat membencinya. Namun ia tahu bahwa Zhu Haimei tidak pernah memprovokasi Zhong Yan, sebaliknya, Zhong Yan lah yang selalu memprovokasi Zhu Haimei.

Tadi malam, jika bukan karena ia pergi ke rumah Wu Tianlei untuk menanyakan keberadaan Zhu Haimei, dan tidak sengaja mendengar Zhong Yan dan istri Wu Tianlei sedang membicarakan Zhu Haimei, maka Shen Dongyuan mungkin tidak akan tahu bahwa Zhu Haimei sedang berjalan seorang diri sambil menarik troli dan terjebak di tengah hujan.

Shen Dongyuan sangat tahu tentang jalanan yang ada di depan wilayah militer. Jalanan tersebut masih bisa dilalui jika tidak turun hujan, tetapi jika sudah turun hujan, jalan tersebut tidak akan bisa dilewati orang. Hari sudah sangat larut, tetapi Zhu Haimei masih belum kembali ke rumah, ia pasti tersesat di jalan. Jika Shen Dongyuan tidak pergi mencarinya tadi malam, apakah Zhu Haimei benar-benar akan menghabiskan malam di luar?

Ketika Shen Dongyuan sampai di gerbang utama wilayah militer, ia bertanya kepada penjaga. Ternyata memang benar kalau Zhu Haimei sudah keluar pagi-pagi sekali. Lalu Shen Dongyuan pun hanya bisa kembali ke rumah, karena ia harus mengikuti pelatihan militer.

Sejak kecil, Zhu Haimei bukanlah orang yang lemah. Dulu, saat perusahaan tempatnya bekerja sedang dalam sibuk-sibuknya, Ia pernah sakit dan tidak mau mengambil cuti sakit karena dedikasinya pada pekerjaan. Oleh karena itu, ia sering diinfus saat tengah malam hingga jam satu atau dua pagi waktu itu, karena pada pagi harinya ia harus bekerja. Sekarang, Zhu Haimei hanya terkena demam karena kehujanan saja, jadi ia masih merasa kuat. Ia bangun di pagi hari dan pergi ke rumah kecilnya yang ada di desa Shangshui seperti biasa untuk membeli sayuran dan bersiap untuk memasak.