Yin Wushuang melipat tangannya di depan dada sambil menatap Li Yong ia berkata, "Aku perlu mengantarmu keluar atau kamu bisa keluar sendiri?"
Li Yong awalnya masih tertawa terbahak-bahak, tapi sekarang wajahnya seketika tampak berubah menjadi pucat pasi.
Ia melihat Yin Wushuang dengan tatapan sangat ketakutan.
"Kamu... kamu sebenarnya siapa?"
Kenapa satu ucapan Yin Wushuang saja bisa membuat Tuan Muda Wen Luo menurut padanya?
Apakah sebenarnya dia adalah orang yang sangat dihormati?
Sebelum menunggu Yin Wushuang menjawab, ekspresi wajah Li Yong tampak sudah berubah, kemudian ia pun berkata, "Yin… Nona Yin… aku tidak tahu kalau kamu memiliki hubungan khusus dengan Tuan Muda Wen, aku bodoh sekali!" Ia berkata seperti itu lalu menampar wajahnya sendiri!
Plak… plak… plak…
"Hot dan nyaman, peluk kiri dan kanan?" Yin Wushuang mengambil surat kontrak yang ada di meja kemudian melemparkan pada Li Yong, "Ini ambil! Bawa pergi juga!"
Akhirnya Li Yong mengerti alasan Yin Wushuang memperlakukannya seperti ini, ia langsung bersujud pada Yin Wushuang, dengan perasaan bersalah ia meminta maaf, "Nona Yin, aku sudah tahu, seharusnya aku tidak memberikan ide seperti itu pada Bosku, aku seharusnya juga tidak boleh punya pikiran jahat pada anggota tim grup xian! Aku tahu bahwa aku salah! Aku sangat membenci diriku sendiri!"
Saat itu Yin Wushuang bersikap biasa saja padanya, ia hanya terus melihat Li Yong yang sedang menampar dirinya sendiri.
Hanya karena demi memiliki hubungan yang baik dengan atasannya, berani-beraninya ia memiliki ide berbuat jahat pada dua gadis polos seperti si kembar!
Orang seperti Li Yong apakah pantas dimaafkan?
"Aku sudah bilang, pergilah!" Yin Wushuang tidak menunjukkan expresi apapun, dengan nada datar ia berkata, "Kalau kamu tidak mengerti ucapanku, aku tidak akan segan melapor polisi."
Li Yong sudah meminta maaf dan menangis tapi tetap saja tidak mendapat permohonan maaf dari Yin Wushuang. Li Yong merasa hatinya sangat hancur, ia mengambil surat kontrak yang dilemparkan Yin Wushuang lalu pergi dari kamar tersebut.
Antara sadar dan tidak, ia keluar dari kamar, lalu membuang surat kontrak ke dalam tong sampah.
Kebetulan saat itu Lu Xin sangat berjalan melewati Li Yong.
Grup feng baru saja selesai melakukan pemotretan.
Datang pagi lebih baik dari pada datang secara kebetulan. Sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi pada Yin Wushuang?
Seorang laki-laki asing baru keluar dari kamar Yin Wushuang?
Ia langsung melirik surat kontrak yang di buang ke tong sampah tadi, kemudian ia mengambil surat kontrak tersebut dan membukanya lalu mengantarkan surat kontrak itu pada Sun Qingqing.
-
Keesokan harinya, mereka kembali ke asrama dan akan bertarung di babak final.
Yin Wushuang dan si kembar Tao sudah berdiskusi mengenai rencana akhir dari grup xian.
Babak final adalah babak terakhir pertarungan mereka.
"Kali ini kita harus tampil yang berbeda dari yang sebelumnya." Yin Wushuang mengerutkan bibir kemudian berkata, "Karena penonton sudah bosan dengan penampilan sebelumnya."
Tao Lin berdiri dan melihat Yin Wushuang dengan ekspresi dingin dan menolak pendapat Yin Wushuang, "Aku tidak setuju, kita sudah sampai di babak akhir, kita harus mempertahankan kemampuan kita, jangan mengambil resiko yang lain, lebih baik kita menggunakan bakat yang paling hebat untuk mendapatkan kemenangan!"
Yin Wushuang mendengar ucapan sembari menatapnya.
Ini adalah kali pertama Tao Lin menolak pendapat Yin Wushuang dan berkata seperti ini.
Dari tatapan mata Tao Lin… seperti ada rasa iri dan dengki.
Yin Wushuang hanya menjawab dengan nada datar, "Kalau kamu berpikir seperti itu mungkin lawan kita juga akan berpikir yang sama. Kemampuan grup feng juga sangat hebat, bahkan hampir sama dengan kemampuan kita. Menurutku kita tetap harus menampilkan sesuatu yang berbeda agar bisa mendapatkan nilai yang sempurna."
"Kamu bisa, tapi kami tidak bisa." Mata Tao Lin langsung merah dan berkata dengan nada sedih, "Kamu banyak diajak kerjasama membuat iklan, kamu melalui siaran sudah mendapatkan banyak uang. Berbeda dengan kami, Nenek kami masih dirawat di rumah sakit, kami ingin mendapatkan juara satu dan menggunakan hadiah uangnya untuk menolong Nenek kami!"
"Adik!" Tao Hua menarik baju Tao Lin dan mengingatkan Tao Lin agar berhati-hati saat berbicara.