Yin Wushuang bersama dengan keempat temannya meninggalkan sekolah.
Murid lain yang masih ada di sana melihat mereka berempat yang sudah jauh pergi meninggalkan sekolah sembari mengeluh, "Andai saja aku jadi Yin Wushuang!"
"Aku merasa mereka berempat sangat setia pada Yin Wushuang, apakah aku sendiri yang merasa seperti itu?"
"Aku juga..."
"Yin Wushuang memiliki banyak kelebihan, dia pintar dalam pelajaran di kelas, dia juga memiliki ilmu bela diri yang kuat, dan dia juga memiliki teman-teman yang setia, tapi sayangnya dia tidak memiliki latar belakang yang baik!"
"Tapi bagaimana pun aku tetap mengidolakannya!"
-
Di Gedung Belajar… di loteng…
Ming Qianya menggenggam erat pagar pembatas yang ada di atas loteng gedung sekolah sembari berkata, "Hoki Yin Wushuang memang benar-benar hebat, dia bisa melarikan diri itu karena hokinya saja!"
Di sebelahnya berdiri seorang laki-laki yang berbadan tinggi yang mengenakan seragam, wajahnya tampan tapi kulitnya pucat pasi dan bibirnya sangat merah seperti darah.
"Kamu tidak rugi jika kalah dengan Yin Wushuang!" Katanya pemuda itu perlahan.
Ming Qianya dengan wajah pucat berkata, "Kakak, tapi aku ini Adikmu!"
Ming Qianluo, ia adalah anak angkat Ming Jue. Ia adalah seorang anak yatim piatu dan diadopsi dari sebuah panti asuhan, keluarga Ming mendidiknya dan melatihnya menjadi pemimpin kedua keluarga Ming di masa depan.
"Yin Wushuang, kungfunya sangat keren." Sembari berbicara Ming Qianluo mengetuk-ngetukkan jarinya pada tiang pagar pembatas yang ada di atas loteng dan tatapan matanya tampak sangat tajam.
"Tapi itu hanya trik bodoh!" Jawab Ming Qianya dengan kesal.
"Trik bodoh? Lalu apakah yang dia katakan pada An Luo juga trik bodoh?" Ming Qianluo tersenyum tipis lalu melanjutkan lagi, "Tapi trik yang dilakukan Yin Wushuang itu juga sudah sangat hebat loh, dia bisa mengalahkannya itu sudah sangat tidak mudah."
Ming Qianya sangat kesal melihat Kakaknya bersikap seperti itu, sambil meremas pagar pembatas dengan erat hingga urat biru yang ada di tangannya terlihat dengan jelas semari berkata, "Kak, jangan-jangan kamu sudah jatuh cinta padanya!"
Ming Qianluo berbalik badan dan bersandar di pagar sambil tertawa terbahak-bahak. Ia menyilangkan kakinya dan gayanya seperti seorang pangeran, "Sebagai ketua OSIS, apakah salah jika menyukai murid baru yang berbakat?"
"Apa kamu tidak tahu apa yang sudah dia lakukan padaku?" Ming Qianya berkata dengan napas yang terengah-engah karena perasaannya yang sangat kesal, wajahnya kini tidak seperti biasanya yang imut dan ekspresinya yang datar.
Ia tidak akan pernah melupakan bagaimana Yin Wushuang memperlakukannya pada saat malam terakhir acara pelelangan batu giok yang diadakan di Myanmar!
Ming Qianluo menundukan kepalanya bulu matanya tampak lentik, bibirnya mulai terbuka dan perlahan ia berkata, "Sebagai anak angkat keluarga Ming, aku bisa saja pelan-pelan mendapatkannya dan memainkannya sesuka hati, bukankah begitu?"
Ming Qianluo membuka matanya dan tertawa bahagia.
-
Setelah makan malam selesai, Yin Wushuang dan keempat temannya kembali ke vila yang ada di dekat pantai setelah itu masing-masing dari mereka berlatih kekuatan kultivasi.
Yin Wushuang melakukan siaran langsung di Yun Qi TV untuk menyapa para penggemarnya. Setelah itu ia masuk ke dalam cincin phoenix untuk berlatih.
Dalam waktu 3 tahun ia harus bisa meningkatkan kemampuannya sampai tingkat Jin Dan, setelah itu ia baru bisa bertemu dengan Yin Wuchen.
Namun, ia harus melewati tingkat Rong He terlebih dahulu baru bisa mencapai tingkat Jin Dan.
Ia tidak ingin membuang-buang waktu sedetik pun.
Keesokan harinya, matahari bersinar dengan sangat cerah.
Di SMA Hua Di kasus pembunuhan terjadi lagi.
Ada murid perempuan kelas 3 yang meninggal dunia, kasus kali ini juga sama seperti korban yang meninggal kemarin. Tubuhnya hangus dan tidak ada bekas terbakar apapun yang terjadi pada korban.
Ia meninggal dunia di depan gedung belajar yang sudah tua, sama seperti korban sebelumnya juga meninggal di tempat yang sama, di sana juga tidak ada rekaman CCTV.
Sehingga tidak ada yang tahu bagaimana korban ini bisa meninggal.
Polisi segera membawa mayat itu pergi dan dalam hati mereka merasa heran dengan kejadian ini. Pihak kepolisian juga tidak menemukan barang bukti apa-apa yang ada di sana.
"Apakah di dunia ini ada masalah gaib?" Seorang polisi sambil menyentuh dagunya ia merasa heran dengan kejadian ini. sampai berkata seperti itu."
Polisi wanita kemudian menjawab, "Dua korban dengan umur yang berbeda, tidak ada yang tahu penyebabnya, satu-satunya kemungkinan besar penyebab pembunuh ini terjadi karena dia mempunya masalah dengan orang lain?"