Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 481 - Teman Lama Di Kehidupan Dulu

Chapter 481 - Teman Lama Di Kehidupan Dulu

Kemudian Mo Jin pun berkata, "Di acara nanti pasti akan ada banyak bahan batu yang beragam, dan ada bentuk yang beragam juga, di sana pasti akan ada orang yang langsung kaya dan mungkin ada juga bisa rugi besar."

'Menjadi kaya' adalah Tujuan terbesar Yin Wushuang.

Ia ingin sekali menjadi kaya agar bisa meningkatkan kemampuannya, baik di kehidupan duniawi maupun dalam kehidupannya.

"Baiklah, kalau begitu aku ikut!"

"Kalau begitu, aku bantu kamu memesan tiket!" Mo Jin sangat senang mendengar jawaban Yin Wushuang.

Setelah itu Yin Wushuang pun menutup teleponnya lalu melihat Rong Yun, Chen San dan Zhao Zhu lalu menjelaskan pada mereka, "Obat ini sangat manjur untuk luka luar, kalian bertiga harus giat berlatih, tapi ingat jangan sampai keluarkan kekuatan yang kalian miliki di sini. Kalau sampai orang lain tahu, kalianlah yang akan menanggung akibatnya."

Mereka bertiga menganggukan kepala, setelah itu Yin Wushuang pun langsung pergi.

 -

Siang itu, Yin Wushuang, Mo Jin dan Kakeknya naik pesawat menuju Myanmar.

"Sudah lama tidak berjumpa, Kakek sepertinya bertambah semangat ya!" Yin Wushuang basa-basi pada Kakeknya.

Ini adalah pertemuan yang pertama kali setelah kasus saat Yin Wushuang diancam oleh Kakeknya.

Kakek Mo Ying saat itu mengenakan pakaian khas tiongkok sambil memegang tongkat berkata pada Yin Wushuang, "Nona Yin juga sudah sangat tinggi."

Kakek Mo Ying belum melupakan kekuatan Yin Wushuang yang bisa mengontrol tanaman waktu itu.

Ia langsung teringat bahwa Yin Wushuang bukanlah manusia biasa.

Ini adalah masa-masa pubertas Yin Wushuang, saat ini tinggi badan Yin Wushuang sudah mencapai 1.63 meter. Warna wajahnya juga mulai memerah.

Mo Jin yang berada di sebelah saat itu yang mengenakan pakaian santai tiba-tiba tertawa, "Iya… Sudah tinggi, dan juga tambah… Cantik!"

Ia melihat mata Yin Wushuang, tapi kakek yang berada di sebelahnya memanas mendengar kalimatnya.

Ia hanya takut perjuangan cinta cucunya akan sia-sia.

Karena saat ini masih memasuki musim panas, sehingga Yin Wushuang hanya mengenakan kaos putih dengan sedikit corak hitam di atasnya. Penampilannya sangat sederhana. Ia juga memakai sebuah topi yang berwarna putih.

Yin Wushuang menganggukan kepalanya dan duduk di sebelah Mo Jin.

Pesawat mereka take off dan mereka akan sampai di sana pada saat malam hari.

Myanmar merupakan negara dengan penduduk yang unik, dan kepercayaan terhadap agama juga sangat dalam.

Setelah keluar dari bandara, mereka melihat penampilan orang myanmar di tepi jalan.

Sangat banyak orang dari negara luar yang berkunjung ke sini untuk mengikuti acara ini.

Kemudian mereka bertiga makan makanan khas yang ada di sini, lalu mereka pun masuk ke sebuah hotel bintang 5 yang sudah dipesan terlebih dahulu.

 -

Malam itu, tiba-tiba ada angin yang bertiup dari jendela.

Yin Wushuang tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang ia kenal, ia pun langsung keluar dari cincin phoenix dan membuka matanya.

"Ada apa, Tuan?" Mo Baobao bertanya.

Yin Wushuang terus mencari rasa yang ia kenal itu, tapi tidak menemukan apapun. Atau jangan-jangan memang tadi ada yang salah dengan perasaannya.

Aroma ini… Rasa ini… Seperti seorang teman lama yang menemaniku dalam kehidupan yang dulu.

Atau ini perasaannya saja yang salah?

Kemudian Yin Wushuang pun kembali memasuki cincin phoenix lagi dan mulai berlatih.

Hari kedua...

Mereka bertiga pergi ke acara itu dengan membawa surat undangan.

Acara seperti ini tiada bedanya dengan sebuah pasar.

Penjual akan memamerkan bahan batunya dan terpasang harga di sana, pembeli bisa melihat dan menawar harga pada penjual, lalu barangnya pun terjual.

Tapi juga ada yang gagal dan justru ada pula yang merugi. Bahkan ada juga yang menangis sambil memeluk bahan yang gagal dan ngedumel dengan kalimat yang tidak menyenangkan.

Di sebelah orang itu ada seseorang yang mengenakan mantel hitam, karena negara ini memiliki banyak adat istiadat yang berbeda-beda, sehingga tidak ada yang curiga padanya.

Penonton yang ada di sekelilingnya mengelengkan kepala dan berkata, "Orang lama yang bermarga Li, kali ini kamu kenapa bisa gagal dan rugi?"