Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 270 - Jun Shangxie Mengaku Kalah pada Yin Wushuang

Chapter 270 - Jun Shangxie Mengaku Kalah pada Yin Wushuang

Dari luar suara wanita-wanita itu terdengar dengan jelas:

"Saudari Yin, kamu sudah bangun kan? Aku mendengar ada suara yang aneh di dalam sana!"

"Saudari Yin, jawablah!"

"Atau kamu mau makan apa, biar kami yang membawakan untukmu."

Di dalam kamar Jun Shangxie menindih tubuh Yin Wushuang. Dari tatapan mata Jun Shangxie seperti ada amarah yang tidak bisa dijelaskan.

Dari lubuk hatinya seolah ada seseorang yang berbicara:

-----Dia adalah milikmu, kamu boleh berbuat semaumu!

"Kamu siapa?"

----Aku adalah kamu

"Kamu sebenarnya siapa?"

Orang itu tetap tidak menjawab dan tidak berkata apa-apa lagi.

Yin Wushuang yang saat itu sedang berada di bawah tubuh Jun Shangxie merasa bahwa ada yang salah ketika melihat mata Jun Shangxie.

Terkadang Yin Wushuang juga merasa bahwa Jun Shangxie bisa berkata pada dirinya sendiri.

Jun Shangxie sangat penasaran dengan suara yang ada di dalam hatinya tadi.

Sebenarnya ada apa dengan pria ini?

Yin Wushuang mengerutkan alisnya.

Sambil melihat Yin Wushuang, akhirnya Jun Shangxie pun sadar dengan apa yang baru saja ia lakukan, kemudian ia pun meminta maaf pada Yin Wushuang.

"Maaf, aku sudah membuatmu kaget ya?"

Jun Shangxie kemudian menurunkan Yin Wushuang dari badannya.

Tapi tidak disangka Yin Wushuang malah mengulurkan tangannya dan mengaitkannya di leher Jun Shangxie lalu ia mencium bibir Jun Shangxie dengan agresif.

Jun Shangxie sangat terkejut dengan tindakan yang dilakukan Yin Wushuang.

Jun Shangxie bukan dewa atau biksu!

Saat Yin Wushuang setuju tidur satu kamar dengannya, seketika Jun Shangxie merasa sangat senang, jantungnya terasa berdebar-debar.

Saat Yin Wushuang keluar dari kamar mandi, jantungnya berdetak sangat kencang, berdetak lebih kencang daripada sebelumnya.

Apalagi saat melihat Yin Wushuang sedang tertidur, saat ia memainkan rambut Yin Wushuang yang acak-acakan, saat melihat tali baju tidurnya tidak sengaja terlepas, saat itu ia merasa jantungnya berdetak tidak menentu.

Jun Shangxie saat itu benar-benar merasa serba salah.

Tetapi sikap Yin Wushuang ternyata justru lebih berani dibandingkan dirinya.

Jun Shangxie akhirnya menutup kedua matanya, tangannya memegang pinggang Yin Wushuang dan mencium bibir Yin Wushuang, ciumannya benar-benar sangat manis.

Sentuhan tubuh Yin Wushuang membuat Jun Shangxie merasakan kenikmatan yang tidak dapat diuraikan oleh kata-kata.

Respon Jun Shangxie pada Yin Wushuang sangat alami, Jun Shangxie bisa mengikuti tindakan yang dilakukan Yin Wushuang padanya.

Tapi saat Yin Wushuang memasukkan tangannya ke dalam baju Jun Shangxie, tiba-tiba Jun Shangxie menarik tubuhnya dan langsung menahan tangannya.

Yin Wushuang mengedipkan matanya, Jun Shangxie tidak hanya menolak tangannya tapi ciuman Jun Shangxie juga menjadi lebih pelan daripada sebelumnya.

Kemudian Jun Shangxie membuka matanya dan menghentikan ciumannya.

Bibir Yin Wushuang kini menjadi sedikit lebih merah daripada sebelumnya dan terlihat sedikit bengkak.

Melihat bibir Yin Wushuang yang telah berubah, Jun Shangxie tidak berani melanjutkan aksinya lagi. 

"Lain kali jangan bermain api seperti ini lagi ya, aku juga laki-laki normal yang bisa tergoda." Jun Shangxie memperingatkan Yin Wushuang.

Yin Wushuang menjawab dengan santai, "Iya, aku tahu."

"Kalau tahu, kenapa masih tidak menjaga diri? Hahahah…" Jun Shangxie mengerutkan alisnya kemudian tertawa.

Jun Shangxie merasa semua ini adalah kesalahannya sendiri yang sudah mengajak Yin Wushuang untuk tidur dalam satu kamar.

"Karena aku tahu kamu tidak akan menyakitiku." Yin Wushuang dengan serius lanjut berkata, "Karena laki-laki yang menjadi pilihanku tidak serendah itu!"

Jadi meskipun Yin Wushuang yang memulai bermain duluan pasti ia akan menolaknya dengan pikiran yang masih rasional.

Pria itu tidak tahu harus tertawa atau menangis, tetapi ia tidak bisa membantah ucapan Yin Wushuang. Ia hanya bisa pasrah, di sisi Yin Wushuang sambil menatap langit-langit dan berbisik padanya, "Aku mengaku kalah padamu!"