Sementara di Kota A, disebuah Rumah Sakit Sanjia.
Tepatnya kamar rawat Yin Wuchen.
"Wuchen, kakak datang menjengukmu lagi." Yin Wushuang duduk diatas ranjang pasien sambil memegang erat tangan Yin Wuchen.
Di..di..di..di.. (Suara infus menetes)
Yin Wushuang tidak mendapat jawaban dari Yin Wuchen, yang terdengar saat itu hanyalah suara impus.
Wu Chen terbaring di atas ranjang pasien sambil menutup matanya, bulu mata yang tipisnya itu antara bergerak dan tidak bergerak.
Ia sekarang hanya dapat bergantung pada oksigen yang terpasang melalui saluran pernapasannya, saat ini tangannya masih tertusuk jarum infus.
Ia seperti boneka kaca yang rapuh.
Melihat adik laki-laki seperti ini, Yin Wushuang melamun sesaat.
Jun Shangxie yang saat itu berada di sampingnya itu juga menatap Yin Wuchen.
Jun Shangxie hanya memandangi Yin Wuchen dan tidak berkata apapun.
Mendengar kehadiran Tuan Muda Jun dan Yin Wushuang datang menjenguk Yin Wuchen, dokter yang menangani Yin Wuchen pun datang dan menjelaskan kondisinya Yin Wuchen saat ini kepada mereka berdua.
Yang dilakukan dokter yang menangani Yin Wuchen itu hanya karena untuk menghormati Tuan Muda Jun.
Dokter itu mendengar informasi tentang Jun Shangxie bahwa ia adalah kerabat direktur sekaligus orang penting yang datang tentu saja dokter itu dengan ramah menyambut mereka.
Setelah menjelaskan kondisi Wu Chen saat ini yang masih kritis, lalu dokter itu berjanji untuk berusaha menyelamatkan adiknya itu, Yin Wuchen.
Saat dokter itu berbicara dengan Jun Shangxie, Yin Wushuang perlahan-lahan mengelus wajah adiknya dan didalam hati berkata, "Yin Wuchen, kakak akan segera menyembuhkanmu, jangan takut ya!"
Jun Shangxie melihat Yin Wushuang mengelus adiknya itu dan tidak menghiraukan perkataan dokter itu.
Dari penjelasan dokter tadi, intinya adalah Yin Wuchen sulit disembuhkan.
Ia berbaring di ranjang pasien ini hanya untuk bertahan hidup.
Saat bertemu dengan adiknya, Yin Wushuang baru terlihat seperti manusia normal. Dan sepertinya perasaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Apa mungkin hubungan kakak beradik ini pernah mengalami sesuatu hal yang tidak terlupakan?
Itu semua bisa dilihat saat Yin Wushuang menatap adiknya itu, pandangan matanya mengandung penuh arti, sepertinya ada perasaan bersalah yang begitu mendalam kepada adiknya itu, Yin Wuchen.
Atau mungkin karena ia telah tahu bahwa penyakit adiknya itu tidak bisa disembuhkan?
Tidak lama kemudian, dokter itu pun keluar dari ruang rawat inap, dan mereka juga harus meninggalkan kamar itu karena waktu menjenguk telah habis.
Saat jalan keluar, Yin Wushuang dengan tubuhnya yang masih lemah bertanya pada Jun Shangxie tanpa melihat wajahnya, "Tuan Muda Jun, sebenarnya apa yang Tuan inginkan dari diriku ini?"
Biar bagaimanapun, Jun Shangxie adalah seorang tentara dan kerabat baik direktur rumah sakit ini, dia sangat kaya raya.
Sedangkan dirinya hanya manusia biasa dan miskin, tidak bisa memberikan apapun untuknya.
Jun Shangxie meliriknya dan tertawa, "Nanti kamu juga akan tahu!"
Lagi lagi jawaban yang tidak berguna itu yang terlontar dari mulutnya!
Yin Wushuang menatapnya dan berkata, "Kalau kamu tidak menjawab, saya juga tidak akan memaksa, tidak peduli apa maumu, tapi saat kamu butuh bilang saja padaku, selain nyawaku, aku akan…."
"Nyawaku satu saja sudah cukup, kamu jaga baik-baik saja nyawamu itu!"
Krucuk.. Krucuk…
Perut Yin Wushuang berbunyi karena lapar.
Karena dari pagi ia belum makan sama sekali.
Jun Shangxie pun juga mendengar perutnya berbunyi, Yin Wushuang menyembunyikan wajahnya, ia terlihat sangat malu.
Jun Shangxie tanpa ragu kembali mengendongnya.
Awalnya ia masih belum terbiasa tapi sekarang ia telah berani menggendongnya, Yin Wushuang melawannya tapi masih bisa ditahan oleh Jun Shangxie, Yin Wushuang pun bertanya, "Ini mau ngapain lagi?"
"Makan."
Yin Wushuang tidak menjawabnya, karena ia sendiri merasa sangat lapar.
Jun Shangxie mengendongnya ketika ia berjalan di koridor, angin pun menghembus ke arah mereka dan terdengar percakapan mereka,
"Mau makan apa?"
"Yang pedas."
"Tidak boleh! Saat ini kamu belum boleh makan yang pedas-pedas."
"Kalau begitu, makan apa?"
"Tahu cap bawang."
"....Tidak mau!"
"Kamu belum tahu gara-gara kamu, kita semua sudah mengeluarkan energi dan materi yang banyak untukmu."
"Makan itu saja! Sudah jangan mengelak!"
"Baiklah!"