Chereads / Permaisuri Kembali ke Sekolah / Chapter 76 - Memohon Pada Ayahku

Chapter 76 - Memohon Pada Ayahku

Muntahan darah merah kehitam-hitaman itu mengenai atas selimut.

Setelah memuntahkan darah merah kehitam-hitaman itu Mo Jin merasa keadaan badannya lumayan baik dari sebelumnya, tetapi karena bau darah itu sangat menyengat, sehingga ia pun merasa jijik melihatnya.

Bau itu seperti baru selesai memakan daging busuk!

Kemudian Yin Wushuang memberinya minum.

Terima kasih, Mo Jin meminumnya setelah itu ia merasa tubuhnya sedikit lebih baik.

Saat itu juga ia langsung bertanya kepada Yin Wushuang, "Apakah kamu bukan manusia biasa?"

"Kalau iya kenapa? Kalau tidak kenapa? Katakan padaku bagaimana benda ini bisa masuk ke tubuhmu?"

Beberapa saat kemudian sambil menatap wajahnyan dengan lemabut Mo Jin kembali berkata pada Yin Wushuang, "Tolonglah ayahku!"

"Apakah diwajahku tertulis saya adalah seorang pahlawan?"

Ia melihat Yin Wushuang menaikkan alisnya, lalu ia melanjutkannya perkataannya, "Ayahku lebih mengerti hal seperti ini, dia juga ada dirumah sakit ini!"

  -

10 menit kemudian, ia dan Mo Jin pergi ke ruang pasien di lantai atas.

Di atas ranjang terdapat seorang laki-laki yang sedang terbaring lemah, dan disampingnya ada seseorang yang sudah tua sedang menghapus air matanya.

Melihat Mo Jin datang ia pun berdiri kemudian berkata, "A jin! Kamu harus beristirahat saja baik-baik! Mau apa kamu ke sini?"

"Kakek, kakek lihat ini!" Mo Jin pun menunjukkan tangannya kepada orang tua itu.

"Benda itu sudah tidak ada." Katanya.

Kakek itu pun menangis kemudian memeluk Mo jin, "Baguslah! Baguslah jika sudah tidak ada! Jangan sampai nasibmu sama seperti ayahmu sekarang!"

Melihat kakeknya menangis, mata Mo Jin pun kini juga berubah menjadi merah, lalu ia baru sadar bahwa disana juga ada Yin Wushuang, kemudian ia melepaskan pelukan kakeknya itu.

"Kakek, Yin Wushuang lah yang telah menyelamatkanku!"

"Yin Wushuang? Bukankah dia calon istrimu tapi tidak jadi menikah itu?"

Saat itu, Mo Jin baru sadar bahwa ada orang lain dikamar itu.

Lalu ia bertanya padanya, "Yin Wushuang, kamu sekarang telah memutuskan hubunganmu dengan ayahmu, jadi apakah hubunganmu dengan cucuku juga sudah putus?"

Jika memang seperti itu, dia sangat tidak setuju dengan keputusan itu!

Yin Wushuang bertanya pada orang tua itu, "Kakek, saya telah menyelamatkan cucumu dan sekarang saya juga bisa menyelamatkan anakmu, tapi sebagai gantinya, saya ingin tahu bagaimana benda ini bisa ada ditangan mereka?" 

"Kamu tahu benda itu?" Ia tampak tidak percaya pada Yin Wushuang.

Mo Jin kemudian menjawab kakeknya, "Kek, tolong kakek percaya padanya, buktinya dia sudah menyelamatkanku!"

Setelah beberapa saat kemudian, kakek pun mengangguk kepalanya dan berkata,

"Baiklah, kali ini saya percaya, Yin Wushuang saya harap kamu bisa keluarkan kekuatanmu itu untuk menyelamatkan ayahnya Mo Jin, karena kalau tidak kamu yang akan menanggung akibatnya!"

"Tunggu dan lihat saja nanti" Jawab Yin Wushuang.

Dengan cepat dan tak berkata banyak, Yin Wushuang pun berdiri di dekat Mo lan ayahnya Mo Jin, kemudian dia membuka selimutnya

Dibandingkan garis hitam dan merah yang ada di pergelangan tangan Mo Jin, garis hitam dan merah yang ada di tangan ayahnya terlihat lebih menyeramkan!

Yin Wushuang pun kemudian menggunakan seluruh kekuatannya untuk menolong Mo Lan, Yin Wushuang menggunakan tangannya menutup tangan ayahnya Mo Jin.

Setengah jam pun berlalu, kakeknya sudah mulai emosi dan berkata, "Apa yang dia lakukan?"

"Kek, tunggu sebentar! Kamu lihat darah hitam itu telah bergerak."

Setelah 20 menit kemudian, Mo Lan yang tadinya berbaring kemudian tiba-tiba bangun dan duduk, sambil memegang ranjangnya, ia membuka mulutnya dan memuntahkan darah.

Ia memuntahkan darah berkali-kali, bau yang menyengat itu membuat semua orang yang ada di sana seketika langsung menutup hidung mereka.

Muntahan darahnya berserakan diatas lantai.

Yin Wushuang membuka jendelanya, lalu memberikannya segelas air.

Tak lama kemudian bau muntahan darahnya itu, sudah tidak terlalu menyengat dan pelan-pelan ia pun sadar.

"Saya ….tidak mati?"

Yin Wushuang mengelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau saya telat datang, kamu mungkin sudah mati."